Anemia adalah suatu kondisi yang terjadi pada tubuh manusia ketika jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih rendah atau kurangnya sel darah merah dari jumlah normal. Sel darah merah adalah sel darah yang berperan dalam mengalirkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Apabila terdiagnosa anemia, tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga kulit akan terlihat lebih pucat dan tubuh akan terasa lemah, letih dan lesu. Gejala anemia memiliki banyak variasi tergantung apa yang menjadi penyebabnya. Namun, secara umum Gejala yang dapat terlihat seperti mual, nafas terasa cepat, mudah lelah, kulit pucat dan sulit konsentrasi.
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi dimana ibu hamil menunjukan kadar hemoglobin tubuhnya dibawah batas normal. Anemia merupakan kondisi yang umum dialami oleh ibu hamil. Tanda ibu hamil mengalami anemia sama seperti tanda orang yang terkena anemia pada umumnya.
Tanda-tandanya adalah pucat, kehilangan nafsu makan, endoderma pada kaki karena hipoproteinemia, mudah lelah, terasa mual. Faktor penyebab anemia pada ibu hamil seperti kekurangan zat besi, vitamin B9, vitamin B12, pola makan yang tidak sehat dan gangguan sistem imun tubuh.
Dukungan keluarga merupakan salah satu yang termasuk ke dalam faktor sosial, yang dapat mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil. Dukungan keluarga merupakan dukungan yang diberikan keluarga kepada ibu hamil selama masa kehamilannya. Dukungan keluarga dalam hal ini adalah dukungan psikologis.
Ibu hamil memerlukan dukungan psikologis yang akan sangat mempengaruhi kehamilan ibu. Selama hamil, ibu selalu ingin mendapatkan perhatian dari keluarga, baik itu suami, mertua, maupun kerabat lain di keluarga. Sehingga ibu cenderung lebih manja saat hamil.
Baca Juga:Â Anemia dan Remaja Putri: Fakta Mengejutkan yang Harus Kamu Tahu!
Kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia tergolong tinggi yaitu sebanyak 48,9% (menurut Kemenkes RI tahun 2020). Kejadian ini menunjukkan bahwa anemia masih tergolong tinggi terjadi di Indonesia dan mendekati angka masalah kesehatan berat pada masyarakat.
Anemia pada ibu hamil tidak hanya berdampak pada ibu, namun juga berdampak pada calon bayi yang akan dilahirkan. Bayi yang lahir dari ibu yang mengalami anemia kemungkinan besar mempunyai cadangan zat besi yang sedikit atau bahkan tidak mempunyai cadangan zat besi sama sekali.
Anemia dapat memberikan beberapa risiko yang akan dialami oleh ibu hamil juga janin yang ada dalam kandungannya. Pada saat itu, tubuh ibu hamil akan mengalami perubahan yang sangat signifikan, jumlah darah dalam tubuh meningkat 20-30% sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan zat besi dan vitamin untuk menaikkan kadar hemoglobin (Hb).
Risiko yang dapat terjadi ketika ibu hamil mengalami anemia yang paling fatal adalah terjadinya kematian Ibu dan bayinya. Risiko lain yang dapat terjadi apabila ibu hamil mengalami anemia adalah depresi pasca persalinan, terjadinya perdarahan saat bersalin dapat membahayakan keselamatan ibu hamil.
Risiko yang akan terjadi apabila ibu hamil mengalami anemia, tidak hanya terjadi pada ibu hamil itu sendiri. Melainkan, juga akan memberikan dampak bagi calon bayinya. Risiko tersebut diantaranya adalah bayi lahir prematur.
Kelahiran bayi prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum tanggal perkiraan persalinan atau sebelum minggu ke-37 kehamilan. Bayi yang lahir prematur juga berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang. Tidak hanya ibu hamil yang dapat mengalami anemia, tetapi calon bayi juga dapat lahir dengan kondisi anemia yang dapat mengganggu kesehatan dan tumbuh kembang bayi.
Kemudian, risiko kematian janin. Beberapa penelitian menunjukkan anemia pada kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian janin sebelum maupun sesudah persalinan. Risiko lain yaitu bayi lahir dengan berat badan rendah. Bayi lahir dengan berat badan rendah juga berhubungan dengan kelahiran bayi prematur.
Penyebab lain bayi lahir dengan berat badan rendah adalah bisa jadi ketika hamil ibu hamil mengalami infeksi seperti rubella, ibu hamil tidak mendapatkan berat badan yang cukup selama kehamilan, sehingga kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi yang juga akan diberikan pada janin.
Faktor usia Ibu ketika hamil, juga mempengaruhi bayi lahir dengan berat badan rendah. Hal ini terkait dengan kondisi kesehatan reproduksi dan kesiapan biologisnya.
Baca Juga:Â Pentingnya Pemeriksaan Laboratorium terhadap Ibu Hamil
Anemia yang terjadi pada ibu hamil dapat dicegah dengan beberapa upaya. Ibu hamil dapat mengkonsumsi makanan yang tinggi akan zat besi. Ibu hamil disarankan mengkonsumsi zat besi sebanyak 30 mg setiap hari. Makanan yang mengandung zat besi tinggi adalah ayam, kacang-kacangan, jus tomat, brokoli dan bayam.
Mengonsumsi makanan yang tinggi asam folat, juga merupakan upaya mencegah anemia pada ibu hamil. Ibu hamil disarankan mengkonsumsi 400 sampai 800 mcg asam folat setiap harinya. Beberapa jenis makanan yang mengandung asam folat tinggi adalah jus jeruk, sayuran hijau, alpukat dan kacang tanah.
Selain upaya mencegah anemia dengan memakan makanan yang bergizi, ibu hamil juga dapat menambah atau mengonsumsi suplemen zat besi atau asam folat. Suplemen zat besi diberikan dengan dosis 60 sampai 120 mg dan diturunkan menjadi 40 mg per hari, jika jumlah zat besi dalam tubuh sudah terpenuhi.
Sementara pada pemberian suplemen asam folat, dokter biasanya meresepkan dengan dosis 400 mg, juga bisa ditambah dengan mengonsumsi vitamin B12. Vitamin B12 memiliki peran penting membentuk sel darah merah. Produksi sel darah merah yang cukup selama kehamilan, tentu akan mencegah terjadinya anemia selama kehamilan.
Sumber makanan yang mengandung vitamin B12, seperti udang, yoghurt, telur, keju dan susu. Menjaga jarak kehamilan juga merupakan upaya pencegahan anemia pada ibu hamil. Ibu dengan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun memiliki risiko anemia lebih besar daripada ibu hamil yang memiliki jarak kehamilan lebih lama.
Salah satu alasannya adalah karena ibu belum sepenuhnya pulih dari persalinan sebelumnya. Selama kehamilan, dikhawatirkan penyerapan zat gizi untuk janin tidak optimal sehingga risiko anemia pun lebih besar.
Penulis: Eka Sovi Amanda
Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News