Sebenarnya apoteker itu apa sih? Apoteker itu siapa? Apoteker itu perannya dalam dunia kesehatan apa aja sih? Apoteker adalah seorang lulusan Sarjana Farmasi dan Profesi Apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk berhak melakukan pekerjaan kefarmasian serta ahli dalam dunia perobat-obatan.
Dikutipd dari pafipcgianyar.org, Apoteker merupakan salah satu pekerjaan yang sangat umum dan sering didengar oleh telinga masyarakat, tetapi tak sedikit pula masyarakat yang belum mengetahui pekerjaan pasti dari seorang apoteker ini.Â
Apoteker yang kerap disebut sebagai peracik obat atau penjaga apotek ini tak sebanding dengan pendidikan yang dilalui selama 4 tahun sarjana dan 1 tahun profesi.
Peranan apoteker tak hanya menjadi peracik obat maupun penjaga apotek saja, tetapi ada beberapa peranan seorang apoteker yang telah dikonsep oleh World Health Organization (WHO) yang disebut dengan Ten Stars of Pharmacist.
Ten Stars of Pharmacist, bisa dilihat dari namanya saja kita sudah bisa mengetahui jumlah dari peranan seorang apoteker yang telah dikonsep oleh WHO.
Ten Stars of Pharmacist meliputi, Care giver, Decision maker, Communicator, Manager, Life long learner, Teacher, Leader, Researcher, Entrepreneur, dan Agent of positive change. Berikut merupakan penjelasan dari tiap peranannya, yaitu:
Care Giver
Seluruh warga negara berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dan tepat melalui nakes atau tenaga medis. Setiap apoteker harus mampu memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien dengan baik, sopan santun, dan mengutamakan kepedulian.
Kepedulian tersebut yang menunjukkan bahwa setiap nakes dan tenaga medis memiliki sikap simpati dan empati kepada pasien yang membutuhkan pertolongan.Â
Decision maker
Keputusan seringkali sangat sulit dibuat. Tidak jarang seorang pemimpin akan sulit untuk dinilai apakah benar atau salah saat membuat keputusan (Mukhtamar, Ahmad, dkk. 2023).
Sebagai seseorang yang harus memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan tepat terhadap kebutuhan pasien, apoteker harus dapat menjadi seorang .pemimpin bagi dirinya sendiri sehingga solusi ataupun saran yang diberikan kepada pasien sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Sekali saja apoteker salah dalam berikan obat ataupun pelayanan, kemungkinan ia bukannya membantu tetapi memperburuk keadaan sang pasien.
Baca Juga:Â Swamedikasi dan Peran Penting Apoteker dalam Pelaksanaannya
Communicator
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting yang pasti dilakukan pada setiap kegiatan. Tanpa adanya komunikasi yang baik, suatu kegiatan tidak akan berjalan dengan baik pula karena ia merupakan kunci dari segala hal.
Sebagai seorang apoteker harus dapat menjadi seorang komunikator yang baik untuk dapat memberikan penjelasan dan pemahaman kepada pasien dengan jelas terkait dosis obat, waktu pengonsumsian, penyimpanan obat, dll. Sehingga sebagai seorang apoteker tak hanya dapat mengandalkan hard skill saja tetapi juga soft skill yang terasah.
Manager
Sebagai seorang farmasis tak hanya dapat menjadi seseorang yang mengedukasi tetapi juga bisa untuk mengelola dan mengatur segala hal, baik mengatur waktu, mengelola apotek, obat dan lain sebagainya.
Untuk mengelola dan mengatur sesuatu dengan baik, dibutuhkan ketelitian yang baik pula sehingga dapat meminimalisir adanya masalah yang ditimbulkan.
Life long learner
Semakin berkembangnya peradaban, menjadikan segala sesuatu yang ada di muka bumi ikut berkembang. Jika dilihat dari sudut pandang kesehatan, teknologi kesehatan, penyakit-penyakit dan obat-obatan pun makin bervariasi tiap harinya.
Dengan adanya itu menjadikan farmasis harus mampu untuk menjadi long-life learner (pembelajar seumur hidup) sehingga farmasis mampu untuk mengikuti adanya perkembangan dunia kefarmasian dengan baik.Â
Teacher
Seorang farmasis harus mampu menjadi seorang teacher (pengajar) baik kepada sesama tenaga kesehatan maupun tenaga medis terkait bidang kefarmasian karena farmasis lah yang memiliki hak dan mampu dalam bidang tersebut.
Seorang farmasis pun harus bisa mengedukasi kepada masyarakat terkait pelayanan kefarmasian dengan baik, seperti DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang [cara pengonsumsian obat dengan baik dan benar]), TOGA (Tanaman Obat Keluarga), dan lain – lain.Â
Leader
Jiwa kepemimpinan harus dimiliki oleh seluruh manusia, baik untuk memimpin dirinya sendiri maupun orang lain. Jiwa kepemimpinan ini pun dibutuhkan dalam mengambil keputusan dan menghadapi risiko.
Seorang farmasis harus dapat menjadi seorang pemimpin yang baik agar dapat memilih arah dan tujuan yang tepat dalam memberikan pelayanan yang tepat kepada pasien yang membutuhkan.Â
Baca Juga:Â Peran Apoteker dalam Edukasi Terapi Obat pada Pasien Diabetes
ResearcherÂ
Sama halnya dengan long-life learner. Semakin majunya peradaban di muka bumi ini, menjadikan segala hal berkembang dengan sendirinya.
Penyakit, obat-obatan, dan teknologi kesehatan pun memunculkan variasi – variasinya, sehingga sebagai seorang farmasis harus bisa menjadi seorang researcher (peneliti) untuk dapat mengetahui dan mengikuti perkembangan yang ada.Â
EntrepreneurÂ
Farmasis tak hanya sekedar peracik obat maupun seorang penjaga apotek, tapi seorang farmasis juga harus bisa untuk menjadi insan yang dapat bermanfaat dalam pemenuhan kebutuhan hidup dan kesejahteraan masyarakat, seperti makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, perawat kulit, dan sebagainya. Sehingga farmasis tak hanya dapat menjadi seorang produsen juga tapi dapat menjadi seorang distributor.Â
Agent of ChangeÂ
Seorang farmasis harus dapat membawa perubahan bagi kemajuan kesehatan di dunia. Mulai dari hal – hal kecil saja, seperti masyarakat yang dapat mengonsumsi obat dengan baik dan tepat contohnya sehingga tingkat kesehatan dapat terus meningkat.
Oleh karena itu, untuk menjadi agen perubahan, seorang farmasis harus dapat memenuhi 9 poin sebelumnya agar dapat membawa perubahan untuk kedepannya.Â
Bagaimana? Sudah paham apa saja peranan yang harus dimiliki oleh seorang farmasi? Jadi, menjadi farmasis tak hanya sekedar menjadi peracik obat maupun penjaga apotek. tetapi ada banyak sekali hal yang harus dimiliki oleh seorang farmasis yang profesional.
Penulis:
Sinika Bagaskara Ramsali
Mahasiswa Farmasi Universitas Airlangga
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News
Referensi
Muktamar, A., & Ramadani, T. F. (2023). Pengambilan keputusan dalam kepemimpinan. Journal Of International Multidisciplinary Research, 1(2), 1141-1158.