Gadget merupakan suatu alat yang hampir wajib dimiliki semua orang karena semua aktivitas sudah dapat diakses secara online.
Begitu juga mengenai media sosial sebagai platform digital yang mana tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia dalam kesehariannya.
Media sosial dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat, salah satunya adalah remaja yang merupakan pengguna tertinggi media sosial, masa remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa dengan berbagai perubahan baik secara biologis, kognitif dan sosioemosional.
Remaja usia tengah cenderung menggunakannya untuk memenuhi keingintahuan terhadap berbagai hal yang terdapat di media sosial, kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa semakin aktif dirinya di media sosial, maka mereka akan semakin dianggap keren dan gaul.
Sedangkan, remaja yang tidak memiliki media sosial biasanya dianggap kurang gaul atau ketinggalan jaman.
Perlu diketahui juga bahwa perkembangan media sosial memberikan dampak positif yaitu memberikan akses kemudahan bagi remaja, seperti sebagai alat media sosialisasi dan komunikasi dengan teman, keluarga ataupun guru, dan media diskusi terkait tugas di sekolah dengan teman.
Baca Juga:Â Workshop Edukatif: Bermain dan Belajar Seimbang, Sehat Tanpa Gadget Berlebihan di SD Negeri Kledokan, Sleman
Namun di sisi lain, media sosial juga memberikan dampak negatif terhadap remaja. Hal tersebut dikarenakan remaja tidak mampu dalam mengontrol penggunaan media sosial.
Jika remaja tidak dapat mengontrol dengan baik, maka waktu dalam penggunaannya akan meningkat dan akan menyebabkan kecanduan terhadap media sosial.
Adapun beberapa dampak negatif media sosial sebagai berikut: memengaruhi perkembangan sosioemosi maupun perilaku pada remaja, dan mengakibatkan gangguan fisik serta mental pada remaja, seperti meningkatkan stress, pola hidup yang kurang baik, perubahan pada pola tidur, serta mengakibatkan remaja tidak mudah untuk bersosial/berinteraksi dengan orang lain sehingga cenderung menutup diri dan akan menurunkan tingkat konsentrasi remaja dalam melakukan sesuatu.
Mengapa media sosial dapat memengaruhi perkembangan sosioemosi dan perilaku terhadap remaja?
Demikian terdapat beberapa alasan tertentu, seperti media sosial dapat memicu emosi seperti kebahagiaan, kesedihan, atau kemarahan melalui konten yang dibagikan, media sosial memungkinkan remaja membandingkan diri mereka dengan orang lain sehingga memengaruhi harga diri juga kepercayaan diri.
Media sosial dapat menjadi sarana untuk melakukan pelecehan atau intimidasi, memengaruhi perilaku remaja.
Baca Juga:Â Pentingnya Permainan Outdoor sebagai Upaya Mengatasi Permasalahan Anak Usia Dini yang Kecanduan Gadget
Konten media sosial dapat memengaruhi perilaku remaja, seperti konten yang mempromosikan kekerasan atau perilaku tidak sehat. Media sosial dapat memicu ketergantungan dopamine, yang memengaruhi perilaku remaja.
Mengapa media sosial dapat memengaruhi kesehatan fisik dan juga mental remaja?
Berikut faktor fisik dari penggunaan media sosial yang berlebihan: paparan cahaya biru dari layar sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur dan jika kontak mata dan layar itu berlebihan akan mengakibatkan sakit mata, waktu berlebihan yang dihabiskan untuk bermain media sosial dapat mengurangi waktu untuk berolahraga, duduk lama di depan layar menyebabkan masalah punggung dan leher, iklan makanan yang tidak sehat memengaruhi pilihan makanan.
Faktor mental: kecemasan dan stress diakibatkan oleh paparan konten negatif dan pelecehan online, perbandingan sosial, isolasi dan kurangnya interaksi langsung mengakibatkan depresi, tidak dipungkiri bahwa pelecehan online akan mengakibatkan cyberbullying.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2017) melaporkan bahwa 10-20% anak-anak dan remaja di seluruh dunia mengalami masalah kesehatan mental.
Diperkirakan 50% dari semua gangguan mental terjadi pada usia 14 tahun dan 75% pada usia 18 tahun. Gangguan yang paling umum pada anak-anak dan remaja masing-masing adalah gangguan kecemasan umum dan depresi (Keles, Mccrae and Grealish, 2020).
Baca Juga:Â Pentingnya Menjaga Kesehatan Mata di Era Dominasi Penggunaan Gadget
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sahin (2018) dengan analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebagian besar remaja (51,4%) mengalami kecanduan media sosial tingkat rendah, dan (48,6%) remaja mengalami kecanduan media sosial tingkat tinggi.
Oleh karena itu, penting sekali memanajemen waktu dalam penggunaan media sosial setiap harinya. Semakin baik remaja memanajemen waktunya, maka akan semakin rendah pula dampak negatif yang memengaruhi sosioemosi, kesehatan mental, dan fisik remaja.
Sehingga, diperlukan juga pengawasan dari orang tua dan lingkungan sekitar untuk mencegah peningkatan tingkat kecanduan remaja terhadap penggunaan gadget.
Berikut beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak negatif penggunaan media sosial pada remaja.
Pertama, batasan waktu, yaitu dengan menetapkan batasan waktu penggunaan media sosial (misalnya, 1-2 jam sehari).
Kedua, pengawasan orang tua, di mana orang tua harus mengawasi penggunaan media sosial remaja mereka.
Ketiga, pendidikan media, berupa dengan memberikan pendidikan tentang penggunaan media sosial yang sehat dan aman.
Baca Juga:Â Ironi Kecanduan Gadget Terhadap Kesehatan Mental Anak
Keempat, aktivitas fisik, yaitu dengan mendorong remaja untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga.
Kelima, konten positif, dengan mendorong remaja untuk mengikuti konten positif, inspiratif dan tentunya bermanfaat.
Keenam, interaksi langsung, seperti dorongan untuk remaja terhadap aktivitas interaksi langsung bersama teman dan keluarga.
Adapun berbagai strategi yang dapat digunakan oleh orang tua ataupun remaja itu sendiri untuk mencegah dampak negatif dari penggunaan media sosial, yaitu:
Pertama, strategi orang tua: membuat perjanjian penggunaan media sosial. Bersama remaja, memantau aktivitas online remaja, berdiskusi tentang dampak negatif media sosial, menjadi contoh baik dalam penggunaan media sosial, membatasi akses ke konten dewasa.
Kedua, strategi remaja: gunakan fitur pengatur waktu pada perangkat, pilih konten yang positif dan inspiratif, jangan membagikan informasi pribadi, jangan melakukan pelecehan online, istirahatlah dari media sosial secara berkala.
Tips tambahan bagi remaja, lakukan kegiatan kreatif dan hobi, membaca buku dan artikel positif, mengikuti kegiatan sosial dan komunitas, berbicara dengan orang dewasa tentang masalah online dan mencari bantuan profesional jika dibutuhkan.
Penulis: Magfiroh Wahyuning Tias
Mahasiswa Prodi Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News