Analisis Faktor Minat Beli Produk Smartphone Android pada Mahasiswa

Smartpione Android
Ilustrasi Smartpione Android (Sumber: Teknologi AI dari Meta AI)

Kemajuan teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, baik itu pekerjaan, hiburan maupun komunikasi. Komunikasi merupakan kejadian sehari-hari dan telah menjadi bagian penting dalam hubungan sosial masyarakat (Marpaung, 2018).

Berkembangnya teknologi yang sangat pesat membuat kita tidak bisa melepas dengan beberapa produk elektronik Terutama Smartphone.

Susahnya untuk melepas barang elektronik ini tidak bisa kita pisahkan dengan begitu pentingnya smartphone bagi mahasiswa, baik untuk bekerja, membuat tugas, berkomunikasi, mengikuti pembelajaran online ataupun hanya untuk bermain game. Kebutuhan yang semakin meningkat membuat kita tidak bisa melepaskan barang-barang ini.

Pada dasarnya tujuan penggunaan barang-barang ini untuk mendukung atau untuk mempermudah kegiatan atau aktivitas sehari-harinya. Akan tetapi, berkembangya zaman merubah hal itu.

Bacaan Lainnya

Adanya peningkatan permintaan konsumen terutama pada smartphone, para produsen atau supplier berlomba-lomba menawarkan inovasi yang bermacam-macam yang membuat konsumer untuk yakin dengan produk yang akan dibelinya.

Berbagai macam fitur dikembangkan untuk menarik perhatian mahasiswa entah desain smartphone, fitur kamera, spesifikasi, atau penggunaan teknologi AI membuat smartphone menjadi barang harus dipunyai oleh semua mahasiswa, karena kegunaannya yang semakin membantu mahasiswa.

Akan tetapi mahasiswa mempunyai anggaran keuangan yang terbatas hal ini membuat beberapa hal menjadi menarik, karena merek smartphone menjadi hal yang sangat penting belum lagi rasa glamor oleh beberapa merek tertentu menjadi sebuah faktor baru yaitu ego untuk mempunyai smartphone yang mahal sehingga dipandang sebagai mahasiswa yang trendy atau kekinian.

Baca juga: Tingkat Perkembangan Smartphone di Era Mahasiswa

Berbagai Perusahaan ingin mempunyai daya saing yang tinggi sehingga bisa menawarkan nilai yang lebih besar atau unggul dari produk lain atau pesaingnnya. Oleh karena itu, bisnis perlu memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen untuk membuat keputusan pembelian atas produk dan layanan yang tawarkan (Sari dkk. 2021).

Karena banyaknya promosi dari berbagai media sosial, e-commerce, atau sekedar rekomendasi dari teman membuat perilaku konsumtif mahasiswa meningkat terutama dalam membeli smartphone.

Berbagai motivasi baru lahir seperti mengikuti tren atau untuk meningkatkan status sosial tanpa memperhatikan kebutuhan yang harus penuhi. Konsumer akan selalu membeli produk sesuai kebutuhannya namun produk apa yang mereka beli dan bagaimana cara memilihnya erat kaitannya dengan perasaan mereka terhadap citra produk yang ditawarkan (Ramadayanti, 2019).

Mahasiswa menjadi konsumer utama Hal ini menarik untuk dikaji akan faktor-faktor yang memengaruhi minat beli smartphone.

Berbagai macam faktor seperti harga, kualitas produk, citra merek, dan promosi. Sebagai salah satu kelompok konsumen terbesar, mahasiswa memiliki karakteristik kebutuhan unik yang memadukan aspek fungsional dan gaya hidup.

Menurut Sarwoko dkk. (2014). Hal ini menunjukan bahwa selain spesifikasi teknis, keterjangkauan harga juga mempunyai peranan besar dalam Keputusan pembelian mahasiswa.

Minat beli merupakan sesuatu kecenderungan pelanggan untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tindakan yang berhubungan dengan tingkat kemungkinan pelanggan melakukan pembelian. Perspektif terkait niat untuk membeli ditujukan untuk mengukur intensitas kemungkinan konsumen dalam membeli sebuah produk (Ramadhan dan Utami, 2019).

Minat beli diartikan sebagai suatu hal yang muncul dengan sendirinya setelah mendapat rangsangan dari barang yang telah dilihatnya, di sanalah mulai timbulnya minat beli dan memilikinya (Febriani dan Dewi, 2018).

Menurut Engel (dalam Julainti, 2014) Minat beli sebagai kekuatan pendorong atau sebagai motif yang bersifat instristik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian secara spontan, wajar, mudah, tanpa paksaan dan selektif pada suatu produk untuk kemudian mengambil keputusan membeli.

Minat beli adalah kemungkinan konsumen untuk membeli sebuah produk atau jasa yang timbul dari keinginan secara wajar untuk memilikinya tanpa ada paksaan dari orang lain dan sangat selektif dalam memilih produk dan jasa tersebut.

Menurut Anwar (2016), minat beli konsumen merupakan suatu rencana yang akan dilakukan oleh konsumen dalam melakukan suatu pembelian produk dengan memperhatikan empat aspek, yaitu banyaknya komponen produk yang diperlukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, brand, dan sudut pandang konsumen ketika mengunakan produk tersebut.

Faktor-faktor yang membentuk minat beli menurut Kotler (dalam Abzari, 2014) yaitu:

  1. Faktor kualitas produk, adalah bagian yang membentuk produk, yang dapat dinilai berdasarkan manfaat fisik yang ditawarkan.
  2. Faktor merek, yaitu nilai emosional yang dirasakan oleh konsumen saat menggunakan produk tersebut, memberikan kepuasan tersendiri.
  3. Faktor kemasan, adalah pembungkus produk yang memberikan kesan visual yang menarik, sehingga meningkatkan daya tarik produk.
  4. Faktor harga, mengacu pada nilai yang harus dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh atau memiliki suatu produk.
  5. Faktor ketersediaan, barang berkaitan dengan seberapa besar konsumen memperhatikan dan merespons keberadaan produk di pasar.
  6. Faktor promosi, adalah stimulus eksternal yang memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih produk tertentu.

Berdasarkan metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif survey yang disebarkan pada 42 responden yang menggunakan semartphone andorid, maka penelitian ini mendapatkan hasil yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Survey ini di isi oleh 3 mahasiswa berusia 19 tahun, 17 mahasiswa berusia 20 tahun, 12 mahasiswa berusia 21 tahun, 6 mahasiswa berusia 22 tahun, 1 mahasiswa berusia 23 tahun, 3 mahasiswa berusia 24 tahun.

Baca juga: Teknologi Lebih Cepat Berkembang di Kota-Kota Tertentu, Mengapa Demikian?

Dari survey terlihat faktor 1 memiliki skor 116, faktor 2 memilik skor 33, faktor 3 memiliki 63, faktor 4 mimiliki skor 96, faktor 5 mendapat skor 7.

Dari survey yang dilakukan yang dibuat berdasarkan faktor minat beli didapatkan bahwa faktor minat beli jika diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah maka : faktor 1 (Faktor Kualitas Produk), faktor 4 (Faktor Harga), faktor 6 (Faktor Promosi), faktor 5 (Faktor Ketersediaan Barang), faktor 3 (Faktor Kemasan), faktor 2 (Faktor Brand/Merek)

Dari penjabaran di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor tertinggi minat beli smartphone andorid pada mahasiswa di angkatan 2022 Fakultas Psikologi di salah satu Universitas swasta Indonesia adalah kualitas dari produk smartphone disusul dengan faktor harga, faktor promosi, faktor ketersediaan barang, faktor kemasan, dan faktor brand/merek.

 

Penulis:

  1. Dimas Aldi Pratama
  2. Cahyo Dwi Nugroho
  3. Nazar Alfitri
  4. Linggar Aulia

Mahasiswa Psikologi, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

 

Referensi

Dirwan, Faisal Rizal Zaenal. (2022). Keputusan Pembelian Apple Iphone melalui citra merek harga dan gaya hidup. Jurnal manajemen STIE Muhammadiyah Palopo, Vol 8 no 2, 192-206

Nia Yuliana, Tri Ratna P. Pengaruh harga, kualitas produk dan, citra merek terhadap minta beli iphone di solo raya. Jurnal sekolah tinggi Ilmu ekonomi Surakarta. 126-130

Sarwoko, E., Suryaningtiyas, R., & Gunawan, R. (2014). Analisis faktor yang memengaruhi minat beli mahasiswa terhadap smartphone Android Samsung Galaxy series. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Universitas Kristen Petra, Vol 2 no 1, 1-10

Febriani, N.S, and W.A A Dewi, 2018, Teori dan Praktis : Riset Komunikasi Pemasaran Terpadu. Malang: UB Press.

Ramadhan, M.R, and S Utami, 2019, Pengaruh Kesadaran Kesehatan, Nilai Yang Dirasakan, Keamanan Pangan, Dan Harga Terhadap Niat Beli Ulang Pada Konsumen Pizza Di Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen 4, no. 2 (2019): 214-230.

Adiyanta, F. S. (2019). Hukum dan studi penelitian empiris: Penggunaan metode survey sebagai instrumen penelitian hukum empiris. Administrative Law and Governance Journal, 2(4), 697-709.

Sugiyono. (2020). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&B

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses