Boikot Produk Unilever, Masyarakat Beralih ke Produk Lokal

Boikot
Ilustrasi Boikot Produk (Sumber: Media Sosial dari freepik,com)

Surabaya – Boikot produk yang berafiliasi dengan Israel sudah tidak asing kita jumpai. Dalam menunjukkan kemanuasiannya dan belas kasih terhadap genosida di Palestina, masyarakat Indonesia berbondong-bondong untuk melakukan boikot terhadap seluruh produk dan perusahaan yang menunjukkan adanya indikasi dukungan kepada Israel.

Banyak sekali produk dan perusahaan di Indonesia yang ternyata memiliki indikasi atau terang-terangan menunjukkan dukungannya kepada Israel, salah satunya yakni Unilever.

Unilever merupakan gabungan antara dua perusahaan yakni Lever Brothers dan Margarine Unie. Sejak Juni 2022 lalu, Unilever mengungkapkan bahwa ia bekerja sama dengan perusahaan berlisensi Israel, yakni Ben & Jerry.

Bacaan Lainnya
DONASI

Sejak mengetahui fakta bahwa Unilever mendukung penuh dalam hubungannya dengan Israel, masyarakat Indonesia mulai menutup mata dan lebih menghentikan penggunaannya terhadap produk Unilever.

Pernyataan pemberhentian penggunaan produk Unilever dan pengubahan arah untuk menggunakan produk lokal ini didukung oleh hasil survei yang dilakukan di Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, mengenai persepsi masyarakat gedangan terhadap penggunaan produk Unilever.

Dari hasil survei tersebut, tertulis bahwa 76,7% mendukung terjadinya boikot terhadap produk Unilever. Di survei tersebut juga mengatakan bahwa akumulasi 90% mengubah penggunaan produk Unilever ke produk lokal.

90% responden juga mengungkapkan bahwa mereka terus memperbarui informasi mengenai boikot terhadap produk-produk yang diduga berafiliasi dengan Israel.

Mayoritas dari responden telah mengetahui serta menyetujui aktivitas boikot produk Unilever dan berbondong-bondong beralih ke produk lokal. Hal ini tentu membawa dampak yang amat besar bagi Unilever Indonesia.

Diketahui bahwa saham Unilever terus mengalami keanjlokan sejak diadakannya boikot, hal ini menimbulkan keresahan bagi perusahaan Unilever Indonesia sehingga harus mencari cara dalam mengatasi keanjlokan saham.

Di sisi lain, dampak positif diterima oleh perusahaan-perusahaan lokal. Saham dan pendapatan yang didapatkan oleh produk lokal terus meningkat dan masyarakat semakin melek terhadap produk-produk lokal di Indonesia.

Demikian artikel ini ditulis berdasarkan tugas ETS mata kuliah Opini, Publik dan Propaganda Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan dosen pengampu Beta Puspitaning Ayodya, S.Sos., M.A.

 

Penulis:

  1. Eriska Nanda
  2. Zafira Ardhea Rista
  3. Anisha Intan Prameswari

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI