Cara Pembuatan Sediaan Histopatologi Manual Tanpa Alat Prosesing

Cara Pembuatan Sediaan Histopatologi Manual

Sebagian besar dari kita tidak mengetahui apa itu laboratorium patologi anatomi, Sebagian dari kita hanya mengetahui laboratorium biasa yang untuk penanganan sample darah yaitu laboratorium klinik.

Patologi adalah studi tentang penyakit, termasuk studi tentang penyebabnya Penyakit dan kelainan berhubungan dengan perubahan pada tingkat seluler, jaringan, dan kehidupan yang menyebabkannya adanya tanda dan gejala pada pasien (Studi et al., 2019).

Patologi anatomi mempelajari kelainan struktural dan fungsional penyakit dan kondisi
Hubungan antara kelainan dan gejala klinis. Mempelajari morfologi sel, jaringan dan organ pada penyakit metode makroskopis dan mikroskopis yang berfungsi sebagai alat diagnostik, selanjutnya untuk dasar pengobatan pasien (n.d.).

Pemeriksaan patologi anatomi adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada jaringan dan  Cairan yang berasal dari  tubuh manusia dan dengan metode tertentu, untuk mendapatkannya diagnosis atau disfungsi.  

Cabang studinya adalah Histopatologi, sitologi, Histokimia, Imunohistokimia, VC (Vries Coupe atau potong beku) dan otopsi klinik. Untuk bahan pemeriksaannya berupa Operasi, Biopsi, Biopsi aspirasi dan sitologi (Teknologi et al., n.d.).

Yang akan kita bahas kali ini adalah mengenai langkah langkah pembuatan sediaan patologi anatomi, Tentunya setelah melewati proses penerimaan sample identifikasi pasien dan sample jaringan yang akan di periksa, langkah langkah nya sebagai berikut:

1. Fiksasi Jaringan

Fiksasi jaringan merupakan upaya untuk mengawetkan komponen  sel atau jaringan untuk mencegahnya berubah atau mudah rusak dengan menggunakan Formalin Buffer 10% (Ii, 2008).Tujuan fiksasi adalah untuk mengawetkan jaringan sebaik mungkin dalam jangka Panjang mungkin dalam situasi kehidupan saat ini. Waktu perendaman di formalin sebelum memasuki tahap prosesing selanjutnya biasanya 8 jam s/d 24 jam tergantung besar kecilnya jaringan tersebut.

2. Dehidrasi

Karena sebagian besar bagian dalam jaringan tubuh manusia adalah air maka supaya jaringan bisa dibuat slide sediaan histologi harus dihilangkan kandungan airnya dengan cara Dehidrasi, dengan kata lain dehidrasi dalam proses histopatologi adalah menghilangkan kandungan air di dalam jaringan yang akan digunakan sebagai sample.

Dengan menggunakan alcohol meningkat yakni perendaman di mulai dengan alkohol 70% sebanyak 3 kali masing masing 15 sampai 30 menit, dilanjutkan dengan alkohol 96% sama sebanyak 3 kali ganti, masing masing di rendam 15 sampai dengan 30 menit.

Selanjutnya tahap akhir dari dehidrasi adalah dengan menggunakan Ethanol atau alkohol absolut dengan 3 kali penggantian, dan masing-masing di rendam selama 15 sampai dengan 30 menit.

Perendaman dalam proses manual tidak menggunakan alat prosesing seperti Citadel atau apa pun hanya di rendam menggunakan alat seadanya yaitu toples kaca atau tempat yang tidak bereaksi dengan bahan-bahan reagen yang akan di gunakan, tahap selanjutnya adalah

3. Clearing

Dalam proses sebelumnya kita mengeluarkan air dalam jaringan setelah air hilang dari jaringan celah celah bekas air di jaringan digantikan dengan alkohol, karena alkohol tidak bisa berikatan dengan paraffin, kita harus mengganti alkohol dengan zat kimia yang bisa berikatan dengan paraffin dan juga bisa menggantika alkohol, zat tersebut adalah zat yang bisa menjernihkan jaringan biasanya menggunakan xylol/xylene atau Toluene (Waheed, 2012).

Untuk waktu clearing di rendam di xylol selama 30 menit dan xylol II di rendam selama 30 menit. Fungsi 2 kali perendaman adalah supaya alkohol telah hilang dari jaringan.

4. Embeding (Penamaman)/Pembenaman (Impregnasi)

Pembenaman atau impregasi adalah tahap dimana kita harus memasukan lilin/paraffin ke dalam jaringan yang telah berisi xylol, jadi xylol diganti dengan pafarin yang telah di cairkan di suhu 58’C sampai 60’C, sama halnya dengan xylol paraffin juga menggunakan 2 x perendaman selama masing-masing 1 jam.

5. Pengeblockan

Proses pembuatan block paraffin yaitu dengan menanam jaringan dari kaset di tanamkan di basemold , basemold adalah alat dari stenlis untuk menanam jaringan, tanam jaringan di dasar basemold tempatkan di es yang sudah beku tujuannya agar jaringan tertanam dengan rata di dasar basemold setelah itu di tuangkan paraffin cair di atasnya sampai besemold terisi dan selanjutnya di tutup dengan kaset.

Lalu di simpan di lemari es atau plat es sampai jaringan dan lilin/paraffin membeku sampai menjadi block paraffin yang bisa di potong dalam proses selanjutnya.

6. Pemotongan Block Paraffin

Setelah proses pembuatan block paraffin dilanjutkan dengan proses pemotongan block paraffin, untuk pemotongan block paraffin menggunakan alat bernama Microtome, untuk ketebalan pemotongan block di microtome setebal 2 mikron sampai 5 mikron, setelah medapat sample pita tipis dari block paraffin, diapungkan di atas waterbath khusus untuk paraffin dengan suhu air 40-50’C, agar jaringan dalam patongan paraffin tipis mengembang dan tidak ada yang berlipat, jaringan yang mengapung di atas air tersebut di ambil menggunaka objek glass dan diberikan penomoran sesuai formulir dan block paraffin.

Setelah itu dilakukan pewarnaan hematoxylin eosin dengan tahapan dan ketentuan yang telah ditentukan sampai menjadi slide sediaan yang siap di baca oleh Dokter patologi Anatomi .

Iin Dastini

Penulis: Iin Dastini
Mahasiswa Prodi Teknologi Laboratorium Medis Universitas Binawan

Dosen pengampu : Apriani Riyanti, S.Pd., M.Pd.

Daftar pustaka

Ii, B. A. B. (2008). Bab ii tinjauan pustaka 2.1. 7–19.

Studi, P., Dokter, P., Kedokteran, F., & Kuala, U. S. (2019). Buku penuntun pratikum patologi anatomi.

Teknologi, A., Medik, L., Eosin, H., Jurusan, S., Kesehatan, A., & Denpasar, P. (n.d.). Laboratorium Sitohistoteknologi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses