Deskripsi Judul: Kondisi pendapatan yang dialami penjual sembako yang menjual produk secara online dan dampak yang dialami pengusaha bakso yang menjual bakso di toko fisik selama masa pandemi COVID-19.
Pandemi COVID-19 telah berlangsung selama hampir satu tahun di Indonesia. Dampaknya tak hanya dialami sektor kesehatan, namun juga dialami sektor lain, tak terkecuali sektor bisnis. Sektor bisnis, baik itu bisnis online maupun bisnis offline mengalami dampak yang signifikan selama pandemi COVID-19 melanda.
Baca Juga: Penting! Pahami Cara Mengembangkan Jiwa Berbisnis dengan Mudah
Pandemi COVID-19, Apa Dampaknya bagi Bisnis Online?
Pada masa pandemi, ketergantungan masyarakat pada teknologi semakin meningkat. Berbagai kegiatan dilakukan secara online, termasuk kegiatan memperoleh berbagai kebutuhan. Banyak orang mengandalkan online shop sebagai tempat untuk mendapatkan barang-barang yang diperlukan di masa pandemi. Berbeda dengan berbelanja di toko fisik, berbelanja di online shop tidak perlu menempuh jarak yang memungkinkan adanya kontak langsung dengan orang-orang selama berada di perjalanan menuju toko maupun pada saat transaksi dilakukan. Calon pembeli cukup menggunakan gadget untuk mencari barang yang diperlukan di berbagai marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak dan lain-lain. Belanja online juga dapat dilakukan di berbagai platform media sosial, seperti Instagram dan Facebook.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia mencatat adanya peningkatan aktivitas belanja online sebesar 400 persen selama pandemi COVID-19 hingga Juli 2020. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk berbelanja secara online selama pandemi melonjak tajam. Semakin banyak peminat belanja online, maka semakin besar keuntungan yang diperoleh pelaku bisnis online.
Lonjakan pendapatan selama pandemi dialami oleh Lisa, seorang penjual sembako yang memasarkan produknya secara online. Media sosial menjadi media untuk melakukan transaksi, mempromosikan produk dan menerima order.
Baca Juga: Layanan Home Service Menjadi Solusi Baru Pelanggan Otomotif di Indonesia
“Selama COVID, pendapatan lebih tinggi. Kita juga melayani pesan antar. Warga bisa belanja sembako tanpa keluar rumah. Apalagi sekarang PSBB kan? Jadi jualan sembako online ini mempermudah warga juga,” tuturnya.
Meskipun ada peningkatan penjualan, Lisa menyayangkan harga bahan pokok di pasaran cenderung naik.
“Untuk harga… ya naik turun karena harga bahan pokok di pasaran melonjak terus,” pungkasnya.
Dampak yang Dialami Bisnis Offline Selama Pandemi Covid-19
COVID-19 mengancam tingkat pendapatan di toko fisik dan restoran. Sejumlah toko fisik tutup, demikian pula yang terjadi pada restoran. Hasil survei yang dilakukan oleh Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat lebih dari 1.000 restoran di Jakarta tutup permanen selama pandemi. Sejumlah pengusaha menutup toko fisiknya karena terjadi penurunan pendapatan. Selama pandemi, masyarakat cenderung mengurangi aktivitas makan di luar rumah sebab khawatir terpapar COVID-19.
Masbuhin, seorang pengusaha bakso di Jakarta semula hanya melayani pembelian bakso untuk dimakan di tempat (dine in) maupun untuk dibawa pulang (take away) agar bisa langsung disantap. Namun sejak pandemi terjadi, penjualan bakso untuk dine in mengalami penurunan tajam hingga 70 persen. Hal ini merupakan dampak dari adanya penerapan PSBB yang melarang pelanggan untuk makan di tempat. PSBB memberlakukan aturan pengunjung dapat bersantap di restoran dengan kapasitas maksimal 50 persen dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Penurunan pendapatan hingga sebanyak itu mendorong Masbuhin untuk menjual bakso yang dibekukan atau biasa disebut bakso frozen.
Baca Juga: Peluang Bisnis Tanaman Hias Di Masa Pandemi
“Penjualan bakso frozen ini buat ngakalin pendapatan selama pandemi. Pelanggan datang ke sini seringkali nanya, ada nggak yang bentuknya frozen, yang bisa disimpan di freezer atau kulkas?, karena kan mereka nggak setiap hari bisa datang ke sini, jadi bakso frozennya bisa dinikmati dua atau tiga hari kemudian,” tuturnya.
Masbuhin menambahkan, menjual bakso frozen telah mendongkrak pendapatannya selama pandemi. “Sebelum pandemi, kami belum berpikir buat jualan frozen food. Penjualan di resto juga naik karena sebelumnya nggakjualan bakso frozen, sekarang jualan (bakso frozen),” ujarnya.
Nabilah Abdelrahman Mohamed
Mahasiswa London School of Public Relation
Editor: Diana Pratiwi