Junk Food disebut makanan instan atau makanan cepat saji yang kini telah berkembang pesat di persaingan perusahaan makanan di Indonesia. Makanan cepat saji dinilai sebagian orang lebih efektif terhadap waktu dan mudah ditemukan.
Tak hanya itu saja, makanan cepat saji memiliki cita rasa yang lezat, ditambah lagi harganya yang terjangkau. Makanan siap saji merupakan makanan yang sangat mudah dan cepat diolahnya sebagai pengganti makanan rumahan.
Akan tetapi, makanan siap saji biasanya selalu tinggi akan kandungan gula, lemak, garam, dan kalori. Bahkan, beberapa restoran menggunakan minyak sayur terhidrogenasi untuk menggoreng bahan makanannya.
Padahal, minyak tersebut tidak baik untuk tubuh karena mengandung minyak trans yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Makanan siap saji sangat digemari oleh orang dewasa maupun anak-anak. Baik orang dewasa dan anak-anak yang mengonsumsi makanan tersebut memiliki asupan tinggi terhadap energi, gula, lemak, sodium, lemak jenuh, serta minuman berkarbonasi. Dan asupan yang rendah untuk vitamin A, vitamin C, susu, buah-buahan, dan sayuran.
Orang yang memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, juga harus sangat berhati-hati terhadap makanan siap saji tersebut. Kadar lemak pada makanan ini cukup tinggi, contohnya saja dalam satu porsi kentang goreng dan nugget ayam goreng, terdapat total lemak jenuh sekitar 41 hingga 71 gram.
Selain bahaya yang sudah banyak kita ketahui seperti dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Makanan cepat saji sudah lama mengundang kontroversi di negara kita karena terungkapnya beberapa dampak buruk yang dimiliki.
Dampak buruk itu disebabkan oleh kandungan zat-zat berbahaya di dalam makanan instan, seperti lilin yang ada pada mie instan. Tak berhenti di situ, nyatanya di dalam makanan cepat saji terkandung bahan pengawet dan penyedap yang kini disebut micin.
Fenomena kata “micin” kini mendadak kerap digunakan para remaja hingga dewasa bila seseorang mengalami hal-hal yang kurang normal.
Maksud dari hal kurang normal itu seperti seseorang yang telat berpikir, lama menjawab bila diajak bicara, dan lain sebagainya. Tak bisa dimungkiri, makanan cepat saji memang mengandung zat berbahaya seperti yang telah diungkapkan di atas.
Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa keseringan mengonsumsi makanan cepat saji saja memang tidak berdampak secara langsung ke tubuh.
Namun, makanan-makanan cepat saji yang dikonsumsi akan tertimbun di dalam tubuh yang kemudian menjadi penyebab penyakit mematikan seperti kanker. Tak hanya kanker, penyakit berbahaya juga mengintai, misalnya stroke, usus buntu, dan penyakit ginjal.
Maka bila Anda termasuk ke dalam orang yang hobi mengkonsumsi makanan cepat saja, kurangilah hal itu dan mulai sayangi tubuh serta diri Anda sendiri.
Perlu diketahui bahwa satu di antara kandungan di dalam makanan instan yaitu lilin sulit dicerna tubuh. Lilin itu menghancurkan prinsip kerja sistem pencernaan tubuh sehingga makanan yang mengandung lilin akan dicerna dengan waktu minimal dua hari.
Konsumsi berlebihan junk food dapat menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan. Kandungan gula, lemak jenuh, dan garam tinggi dalam makanan tersebut dapat berkontribusi pada obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi.
Selain itu, kurangnya nutrisi esensial dalam junk food dapat menyebabkan defisiensi vitamin dan mineral. Pengaruh Westernisasi pada Makanan di Indonesia Salah satu yang menonjol dari pengaruh westernisasi ini, yakni banyaknya tempat makan yang menyediakan makanan siap saji atau fast food.
Di daerah kota-kota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan sedentary berakibat pada perubahan pola makan atau konsumsi masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, tinggi lemak, dan kolesterol, terutama terhadap penawaran makanan siap saji (fast food) yang berdampak meningkatkan risiko obesitas.
Beberapa makanan cepat saji secara keseluruhan hanya mengandung kalori dalam jumlah yang tinggi, di mana hal tersebut sangat berdampak pada kelebihan berat badan yang merupakan salah satu faktor peningkatan risiko untuk berbagai masalah kesehatan kronis.
Terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji untuk menggantikan makanan bergizi dapat menyebabkan gizi buruk serta kesehatan yang buruk. Dampak negatif mengkonsumsi junk food tidak hanya ayam goreng sajian restoran-restoran cepat saji, tetapi semua makanan atau jajanan yang mengandung lemak tinggi yang dikonsumsi secara berlebihan.
Walaupun burger, pizza ataupun fried chicken tersebut dimasak sendiri di rumah, jika dikonsumsi secara berlebihan maka akan masuk kategori makanan rongsokan atau junk food tapi ada cara mengurangi dampak negatif mengkonsumsi fried chicken salah satunya tidak makan kulit dan makan dengan berdampingan dengan sayur.
Oleh karena itu, mengurangi asupan junk food adalah langkah penting untuk mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan. Mengkonsumsi junk food berdampak buruk tapi yang paling penting jangan sampai makan dalam porsi yang sangat banyak.
Usahakan untuk memakan fast food sekali tempo saja, jangan sering. Kemudian perbanyak juga makan sayuran agar seimbang. Untuk nugget, burger, sosis dan juga bakso sebaiknya anda lihat bahan apa yang digunakan untuk membuatnya.
Takaran MSG yang digunakan juga perlu untuk anda ketahui. Pokoknya teliti sebelum membeli dan jaga pola makan anda dengan baik agar bisa tetap sehat.
Penulis: Royyana Aini Nazdifah
Mahasiswa Jurusan Hukum, Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: I. Chairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News