Dampak Negatif Pembelajaran secara Daring Berkepanjangan sampai saat ini

Pembelajaran Daring
Ilustrasi Pembelajaran Daring (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Pendidikan ialah upaya untuk membantu peserta didik agar mereka mampu mengerjakan tugas kehidupan secara mandiri dan bertanggung jawab secara oral dan susila.

Pendidikan merupakan usaha atau proses yang melibatkan peserta didik dan pengajar dalam suatu waktu dengan tujuan mencapai manusia yang bermartabat.

Bacaan Lainnya
DONASI

Di Indonesia, pendidikan diatur dalam peraturan yang mewajibkan setiap warganya menempuh pendidikan. Pendidikan di Masa Pandemi

Pandemi mengakibatkan dampak yang besar terhadap pendidikan karenanya pendidikan jadi tidak efektif dalam pembelajaran tatap muka secara langsung atau yang sering kita sebut sebagai pembelajaran offline atau luring.

Adanya pandemi mengakibatkan pembelajaran terhambat. Pemerintah dalam hal ini tidak tinggal diam.

Menteri pendidikan dan kebudayaan, menteri agama, menteri kesehatan, serta menteri dalam negeri Republik Indonesia menetapkan dan mengeluarkan kebijakan perihal pendidikan yang akan di laksanakan di masa Pandemi melalui surat edaran nomor 03/ KB/2021, nomor 384 tahu 2021, nomor HK-01-09 MENKES/4242/2021 dan nomor 440-717 tahun 2021 perihal panduan penyelenggaraan pembelajaran yang dilakukan secara online atau daring di masa Pandemi Corona Virus Desease (COVID 19). Dikutip dalam website resmi bdkbandung.kemenag.go.id.

Baca juga: Dampak Pembelajaran Daring bagi Kesehatan Mental Remaja

Pembelajaran Daring adalah pembelajaran “Dalam Jaringan” menurut KBBI. Maksudnya adalah segala sesuatu yang dilakukan secara online.

Pemerintah juga memfasilitasi pembelajaran menggunakan teknologi yang mendukung pembelajaran daring melalui aplikasi seperti zoom meeting, Google Meet, Google Classroom juga aplikasi lainnya yang menunjang proses pembelajaran.

Meski pembelajaran dengan cara daring untuk mempermudah para murid dan mahasiswa, ternyata banyak juga dampak negatif yang dirasakan oleh mereka.

Dampak negatif dalam pembelajaran Daring beragam, ada yang susah sinyal karena tinggal di daerah pelosok, juga kondisi keterbatasan orangtua dalam memenuhi fasilitas pembelajaran online yang dapat memberatkan.

Karena tidak semua memiliki handphone dan terkadang ada yang harus bergantian memakai handphone karena hanya memiliki satu handphone untuk bersama terlebih jika memiliki anak yang sekolah beda jenjang, maka akan tidak efektif.

Keharusan membeli kuota secara rutin juga dieluhkan oleh para mahasiswa karena aplikasi yang menunjang itu membutuhkan banyak kuota.

Tidak kondusif nya pembelajaran menyebabkan para orang tua terutama ibu harus berperan menjadi seorang guru atau pengajar di rumah menggantikan posisi pengajar di sekolah, padahal memang seharusnya ibu lah yang menjadi “Madrasah Ulla” bagi anak-anaknya.

Kebanyakan orang tua beranggapan bahwa pihak sekolah yang bertanggung jawab penuh atas pendidikan anaknya. Mulai dari akhlaknya hingga pengetahuan ilmunya.

Perrnyataan ini tidak salah karena tidak semua orang tua mampu memberikan ilmu seperti yang para guru ajarkan.

Sudah tidak heran bahwa para ibu justru banyak yang memilih menjadi “wanita karier” sebutan bagi wanita yang aktif dalam dunia pekerjaan.

Peran orang tua itu sangat penting karena anak-anak pun lebih banyak menghabiskan waktunya di lingkungan rumah.

Jika kita lihat pada kenyataannya bahwa anak-anak yang belajar di sekolah hanya sampai beberapa jam, tidak sampai seharian.

Orang tua lah yang berperan penting untuk mengembangkan potensi anak. Faktanya sang ibu kesulitan jika ia harus berperan menjadi pangajar di rumah, terlebih jika ibu tak menguasai materi pembelajarannya akan kesulitan.

Keluh kesah ini akan menghambat sang anak dalam pembelajaran. Sebagian siswa serta mahasiswa pun mengeluhkan jika berlama-lama di depan layar gadget karena membuat mata sakit dan pusing.

Pemerintah pun terus berupaya agar bisa mengoptimalkan pembelajaran bagi para pembelajar di masa Pandemi yaitu dengan memberlakukan penjadwalan masuk kelas di beberapa sekolah yang daerahnya sudah aman.

Penulis: Hesti Juliani
Mahasiswi Akuntansi Asala Kampus : Universitas Muhammadiyah Riau

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI