Relevansi Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dengan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

Program MBKM
Ilustrasi Program MBKM (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Perkembangan zaman menuntut adanya berbagai perubahan dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan sumber dari segala sumber kemajuan suatu bangsa, karena melalui pendidikan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa dapat ditingkatkan.

Oleh karena itu, sistem pendidikan khususnya di tingkat perguruan tinggi harus di inovasikan. Saat ini, inovasi sistem pendidikan yang sedang berlangsung di tingkat perguruan tinggi adalah diterapkannya program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).

Program MBKM pada tingkat perguruan tinggi bersifat otonom dan fleksibilitas atau tidak bersifat mengekang, dan menjawab apa yang dibutuhkan mahasiswa sesuai dengan perkembangan zaman.

Bacaan Lainnya
DONASI

Praktik pembelajaran dalam program MBKM mengarah pada aktivitas seperti pertukaran pelajar, magang, asistensi mengajar, penelitian upaya kemanusiaan, kewirausahaan, proyek independen, dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik atau membangun desa.

Berbagai mata kuliah diharapkan dapat mendukung dan berkolaborasi dengan program MBKM, salah satu mata kuliah yang relevan dan berpotensi untuk mendukung program ini adalah mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan dasar dan pengetahuan mengenai hubungan warga negara Indonesia dengan Negara dan dengan sesama warga negara.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 37 ayat (1) dan (2).

Dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi.

Untuk mendukung program MBKM ini, upaya yang dapat dilakukan oleh dosen Pendidikan Kewarganegaraan adalah melakukan serangkaian kegiatan bimbingan dan pendampingan, peningkatan berbagai kompetensi, serta internalisasi aspek-aspek dalam ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan dalam menjalankan program.

Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh mahasiswa adalah menggali informasi, mengenali minat dan bakat, berperan aktif  dan memaksimalkan potensi dalam program, serta mengimplementasikan nilai-nilai kewarganegaraan dalam menjalankan program.

Sebagai keilmuan yang berfokus pada upaya membentuk warga negara Indonesia yang baik dan cerdas sehingga paham mengenai hak dan kewajibannya, mengakibatkan Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tugas dan unggung jawab yang berat.

Terlebih pada zaman sekarang, tentu Pendidikan Kewarganegaraan selain perlu adaptif juga perlu mempertahankan substansi rigid mengenai identitas keilmuannya.  

Dalam konteks program MBKM, tentu perlu mengoptimalkan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah wajib dan strategis agar terjadinya kolaborasi.

Sehingga tujuan program MBKM yaitu terbentuknya mahasiswa yang berkarakter, berdaya saing bahkan unggul serta terwujudnya pemenuhan hak-hak.

Tujuan tersebut akan efektif terwujud apabila orientasi dari pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada program MBKM berfokus pada upaya penguatan kompetensi kewarganegaraan milik mahasiswa.

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki keselarasan dengan tujuan Program MBKM, karena berfokus agar mahasiswa menguasai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang mumpuni dan beragam.

Pada dasamya orientasi Pendidikan Kewarganegaraan yang mengarah pada penguatan kompetensi kewarganegaraan menjadi solusi efektif, karena bersifat adaptif terhadap kemajuan zaman, serta tetap mentransformasikan nilai dan kebudayaan bangsa yang dianggap penting kepada warga negara.

Orientasi dari Pendidikan Kewarganegaraa pada program MBKM yang berfokus pada penguatan kompetensi kewarganegaraan mahasiswa perlu didukung oleh strategi dan model pembelajaran, khususnya yang bersifat langsung dimasyarakat.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mampu dilaksanakan melalui pembelajaran dikelas secara teoritis, maupun dilaksanakan secara praksis.

Dalam kehidupan masyarakat tentu memiliki relevansi dengan kebijakan kampus merdeka, karena turut mengakomodir praktik pembelajaran tersebut.

Relevansi program MBKM dengan Pendidikan Kewarganegaraan juga dapat kita telaah melalui aktivitas dari program ini sendiri.

Program yang Pertama adalah Pertukaran Pelajar

Relevansi antara program pertukaran pelajar dengan Pendidikan Kewarganegaraan ialah subtansi dari tujuan pertukaran pelajar yang mewakili tujuan Pendidikan Kewarganegaraan dalam dimensi pembelajaran.

Dimana tujuan pertukaran pelajar adalah memberikan perspektif pemikiran baru bagi mahasiswa, memperkenalkan kemajemukan bangsa, mentransformasikan peduli lingkungan dan peka sosial.

Program yang Kedua adalah Magang

Relevansi antara program magang dengan Pendidikan Keawarganegaraan masih menjadi pro dan kontra.

Idealnya mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan perlu menjadikan fenomena magang sebagai bahan pembelajaran atau materi analisis bagi mahasiswa, sehingga sampai pada kesimpulan terbaik.

Tentu kita tidak berharap, bahwa praktik pendidikan tinggi di Indonesia hanya bersifat pragmatis dan komersial saja.

Terlebih bagi mata kuliah yang berfokus pada upaya menanamkan nilai-nilai terpuji kepada mahasiswa, tentu menjadi kurang bermakna apabila pada. tataran praktiknya pendidikannya hanya bersifat oportunis saja.

Baca juga: Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Cetak Generasi Bangsa Siap Kerja di Era 4.0

Program yang Ketiga adalah Asistensi Mengajar

Relevansi antara program asistensi mengajar dengan Pendidikan Kewarganegaran ialah subtansi dari tujuan asistensi mengajar yang memiliki relevansi dengan orientasi keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi.

Karena berupaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, membangun warga negara beradab, dan berupaya dalam mewujudkan keadilan sosial berbasis keilmuan.

Program yang Keempat adalah Penelitian Upaya Kemanusiaan

Relevansi antara program penelitian upaya kemanusiaan dengan Pendidikan Kewarganegaraan ialah subtansi dari tujuan penelitian upaya kemanusiaan yaitu menumbuhkan sikap kritis mahasiswa bahkan melahirkan ilmuwan muda yang beradab.

Sehingga tujuan tersebut begitu mencerminkan Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi, karena berupaya untuk membentuk mahasiswa kritis, baik dan cerdas, dan Pendidikan Kewarganegaraan berkompeten memberikan informasi mengenai realitas dan masalah yang bisa menjadi fokus dan alternatif penelitian.

Program yang Kelima adalah Kewirausahaan

Relevansi antara program kewirausahaan dengan Pendidikan Kewarganegaraan ialah subtansi dari tujuan kewirausahaan yaitu menumbuhkan minat dan bakat berwirausaha mahasiswa, agar mengurangi pengangguran bahkan kemiskinan.

Realitas tersebut memiliki relevansi terhadap tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada konsep economic civic yang berorientasi memberdayakan ekonomi warga negara, sebagai eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan sosio-kultural, agar terwujudnya keadaban bangsa, karena kesejahteraannya terjamin.

Program yang Keenam adalah Proyek Independen

Relevansi antara program proyek independen dengan Pendidikan Kewarganegaraan ialah orientasi proyek independen yaitu mengasah inovasi, bakat, minat juga kreativitas mahasiswa, supaya bisa berprestasi, pada tingkat nasional maupun internasional.

Konsep ini nyatanya relevan atas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan sosio-kultural, khususnya pada masalah yang eksis dimasyarakat sebagai bahan proyek independen, hal ini juga relevan terhadap kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan yaitu keahlian, sebagai salah satu basis keadaban warga negara.

Program yang Terakhir adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik atau Membangun Desa

Relevansi antara program KKN tematik atau membangun desa dengan Pendidikan Kewarganegaraan ialah orientasi KKN tematik atau membangun desa adalah untuk membentuk sifat kepemimpinan mahasiswa, mengoptimalkan potensi desa dan memberikan pembelajaran bermakna terhadap mahasiswa, karena berbasis pada pengalaman serta bersifat langsung dimasyarakat.

Realitas tersebut memiliki relevansi dengan Pendidikan Kewarganegaraan sosio-kultural, karena mengarah pada upaya konkret memberdayakan masyarakat bahkan mengasah berbagai keterampilan kepunyaan mahasiswa. sebagai implementasi keadaban warga negara.

Program MBKM begitu relevan dengan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membangun mahasiswa sehingga menjadi warga negara beradab, karena praksis pembelajaranya bersifat utuh, dengan mengakomodir pembelajaran di kelas, serta pembelajaran langsung di masyarakat.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mencerminkan program, yaitu pembelajaran yang demokratis, partisipatif, modern, berfokus pada mahasiswa, kritis, memberi keteladanan, dan menyediakan pembelajaran langsung dimasyarakat, sebagai wahana untuk menganalisis dan merefleksikan kesenjangan mengenai cita-cita keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengatasi masalah di masyarakat, serta upaya pemberdayaannya dengan realitas yang sesungguhnya.

Sehingga konsep serta praksis pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tersebut, berorientasi untuk meminimalisir terjadinya pembelajaran yang sebatas pragmatis dan prosedural, yang tidak bermakna bahkan tidak berdampak nyata bagi perkembangan kompetensi pengetahuan, sikap serta keterampilan mahasiswa.

Penulis: Roza Eka Putri
Mahasiswa Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Riau

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI