Pandemi COVID-19 membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat, terutama pada masyarakat usia produktif. COVID-19 memberikan dampak positif maupun negatif pada kesehatan mental hingga fisik.
Pandemi memunculkan banyak tantangan baru, seperti menjaga kesehatan diri dan keluarga dengan lebih ekstra, memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan keuangan yang terbatas, tekanan dalam pembelajaran dan pekerjaan, dan lain-lain.
Dalam artikel ini kita akan membahas lebih lanjut bagaimana dampak kesehatan mental masyarakat usia produktif saat pandemi COVID-19 dan pentingnya dukungan untuk mereka yang terpengaruh.
Masyarakat usia produktif berusia 15 tahun hingga 64 tahun. Kesehatan mental yang baik ketika kondisi kognitif (batin) berada pada keadaan yang tenang, dengan itu seseorang akan menikmati kehidupan sehari-hari.
Kesehatan mental saat pandemi COVID-19 merujuk pada kondisi psikologis yang mengganggu fungsi sosial bahkan dapat memicu gangguan, seperti kecemasan berlebih, depresi, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD). Para ahli berpendapat bahwa pandemi COVID-19 memperburuk kesehatan mental usia produktif.
Menurut jurnal The Lancet Psychiatry, ketidakpastian ekonomi, pembatasan bersosial, kekhawatiran kesehatan diri dan keluarga menyebabkan kecemasan dan depresi meningkat. Selain itu, Dr. David P. Fessler, seorang Psikolog, menjelaskan kehilangan pekerjaan, perubahan gaya hidup, meningkatkan kelelahan mental untuk beberapa orang, tekanan untuk tetap produktif di tengah situasi yang tidak pasti menyebabkan kelelahan mental bahkan memicu gangguan psikologis yang lebih buruk.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, menunjukkan dampak signifikan pandemi COVID-19 terhadap kesehatan mental masyarakat usia produktif. Sekitar 40% penduduk Indonesia mengalami peningkatan tingkat kecemasan dan stres akibat pandemi.
Selain itu, laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa hampir 60% pekerja di seluruh dunia melaporkan gangguan mental akibat ketidakpastian ekonomi dan perubahan pola kerja yang disebabkan oleh pandemi, seperti penerapan kerja jarak jauh atau kehilangan pekerjaan.
Di Indonesia, data dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa lebih dari 30% individu usia produktif mengalami gejala depresi ringan hingga berat selama periode puncak pandemi. Fakta-fakta ini mengungkapkan bahwa kelompok usia produktif sangat terdampak, tidak hanya dari segi kesehatan fisik, tetapi juga kondisi mental yang membutuhkan perhatian serius dan dukungan yang lebih besar untuk pemulihan.
Baca juga:Â Risiko Kesehatan Mental pada Orang Dalam Pantauan (ODP) Covid-19
Ciri-ciri gangguan mental selama pandemi pada masyarakat usia produktif meliputi kecemasan, kesulitan tidur, dan penurunan motivasi. Faktor utama yang mempengaruhi adalah ketidakpastian ekonomi, perubahan pola kerja, serta kecemasan terkait kesehatan.
Dampaknya bisa berupa stres, depresi, hingga gangguan lebih berat seperti PTSD. Contoh nyata termasuk pekerja yang mengalami burnout karena tekanan kerja berlebih atau kehilangan pekerjaan, serta individu yang merasa terisolasi akibat pembatasan sosial. Dampak ini menunjukkan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental kelompok usia produktif selama pandemi.
Untuk mengatasi gangguan kesehatan mental, penting untuk mencari dukungan psikologis, menjaga rutinitas sehat, dan melakukan teknik relaksasi seperti meditasi. Mencegah gangguan mental dapat dilakukan dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta memperkuat jaringan sosial.
Perusahaan juga dapat membantu dengan menyediakan program dukungan kesehatan mental bagi karyawan. Langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi dampak negatif pandemi terhadap kesehatan mental masyarakat usia produktif.
Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan mental masyarakat usia produktif, dengan banyak individu mengalami kecemasan, stres, dan depresi akibat ketidakpastian ekonomi, perubahan pola kerja, serta pembatasan sosial.
Gangguan kesehatan mental ini berpotensi memengaruhi produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran, memberikan dukungan psikologis, serta menjaga keseimbangan hidup untuk mengurangi dampak negatifnya.
Pemerintah, perusahaan, dan masyarakat harus bekerja sama dalam menyediakan sumber daya dan program dukungan kesehatan mental agar masyarakat usia produktif dapat pulih dan beradaptasi dengan tantangan pasca-pandemi.
Penulis: Indah Amalia Dzakirani
Mahasiswa Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News