Demam Berdarah Masih Mengancam: Saatnya Kita Bertindak Bersama!

Tahun 2025 belum setengah jalan, namun Indonesia sudah dihadapkan pada lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sebesar 40% dibanding tahun lalu, menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan.

Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Sumatera Selatan jadi titik panas penyebaran penyakit ini dan yang paling mengkhawatirkan, anak-anak menjadi kelompok paling rentan mengalami komplikasi parah.

DBD Bukan Penyakit Menular Tapi Tetap Mematikan

DBD disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Meski bukan penyakit menular dari manusia ke manusia, satu gigitan nyamuk bisa cukup untuk memicu demam tinggi, muntah, pendarahan, bahkan kematian.

Bacaan Lainnya

Fase kritis penyakit ini terjadi di hari ke-3 hingga ke-7, saat demam menurun namun risiko komplikasi justru meningkat.

Baca juga: Mari Kenali Manfaat Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-Sinensis) sebagai Penurun Suhu Tubuh (Demam)

Genangan Air, Urbanisasi, dan Perubahan Iklim: Kombinasi Mematikan

Musim hujan panjang menciptakan banyak genangan di ban bekas, pot bunga, selokan yang menjadi “kolam bayi” bagi jentik nyamuk.

Perubahan iklim memperparah situasi dengan mempercepat siklus hidup nyamuk.

Tambahkan urbanisasi dan kepadatan penduduk yang tidak terkontrol, dan kita punya resep sempurna untuk ledakan kasus DBD.

Boyolali Bisa! Kenapa Wilayah Lain Belum?

Kabar baiknya datang dari Kabupaten Boyolali, yang mencatat penurunan kasus DBD pada 2025 berkat program Pemberantasan Jentik Nyamuk (PSN) dan gerakan satu rumah satu Jumantik.

Ini bukti bahwa kolaborasi pemerintah dan masyarakat mampu memberikan hasil nyata.

Tapi sayangnya, hasil serupa belum terlihat merata di seluruh Indonesia.

Masih banyak daerah yang belum menjalankan program ini secara optimal.

Vaksin dan Nyamuk Wolbachia: Harapan di Depan Mata

Pemerintah menargetkan zero dengue death pada 2030.

Upaya besar seperti penggunaan nyamuk ber-Wolbachia yang tak bisa menularkan virus, hingga pengembangan vaksin dengue sedang digencarkan.

Namun teknologi saja tak cukup tanpa kesadaran publik.

Baca juga: Obat Nyamuk Alami: Solusi Anti Serangga Tanpa Bahan Kimia

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Kita bukan korban pasif. Sebagai individu, kita bisa mencegah DBD mulai dari rumah:

1. Lakukan 3M Plus: Menguras, Menutup, Mengubur tempat penampungan air

2. Gunakan obat nyamuk, lotion anti-nyamuk, atau kelambu

3. Kenakan pakaian panjang saat pagi dan sore hari

4. Aktif menjadi Jumantik Mandiri di rumah sendiri

DBD Adalah Musuh Bersama

Perang melawan DBD bukan hanya tugas Kementerian Kesehatan, tapi tugas kita semua.

Tanpa keterlibatan masyarakat, target 2030 hanyalah mimpi.

Saatnya bangun dari rasa acuh, nyalakan kepedulian, dan jadilah bagian dari solusi.

Baca juga: Mengenali Manfaat Biji Duku (Lansium Domesticum) sebagai Pencegahan DBD

Ingat, satu rumah bersih bisa menyelamatkan banyak nyawa.

 

Penulis: Anggun Deristani

Mahasiswa Jurusan S3 Ilmu Lingkungan, Universitas Sebelas Maret

 

Editor: Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses