Mengenali Manfaat Biji Duku (Lansium Domesticum) sebagai Pencegahan DBD

Biji Duku
Ilustrasi Duku (Sumber: Media Sosial)

Duku (Lansium domesticum) adalah salah satu tanaman khas Indonesia. Tanaman ini hampir terdapat di seluruh wilayah Indonesia, mulai Aceh sampai Irian Jaya, sehingga dikenal nama seperti duku Medan, duku Komering, duku Sleman dan duku Hatu (Yulita, 2011; Hanum et al., 2013).

Secara tradisional buah dari tanaman ini sudah ada dikonsumsi karena rasanya yang manis.namun kulit buah dan biji tanaman ini sudah jarang dimanfaatkan.

Ada tiga varietas L. domesticum yang banyak dikenal di pulau Jawa Indonesia yaitu duku, bididjitan atau langsat dan kokosan. Duku berukuran kecil, elips, gundul, berwarna kuning pucat buah tanpa getah dari pohon yang daunnya gundul dan bunganya kecil.

Bacaan Lainnya
DONASI

DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan penyakit yang disebabkan virus dengue dan ditularkan lewat nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini akan membuat penderitanya mengalami nyeri hebat, bahkan seluruh tulang dan persendian seakan-akan terasa patah.

Jika tidak ditangani dengan baik, demam berdarah bisa menyebabkan komplikasi yang cukup parah, bahkan berpotensi menyebabkan kematian. Pada pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) terutama ditujukan untuk memutus rantai penularan yaitu dengan pengendalian vektor, yang masih mengandalkan penggunaan insektisida dengan cara pengasapan dan larvasida.

Untuk aktivitas menggigit nyamuk Aedes aegypti biasanya mulai pagi dan petang hari, dengan 2 puncak aktifitas antara pukul 09.00 -10.00 dan 16.00 -17.00. Aedes aegypti mempunyai kebiasaan mengisap 48 darah berulang kali dalam satu siklus gonotropik, untuk memenuhi lambungnya dengan darah.

Nnyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit. Setelah mengisap darah, nyamuk akan beristirahat pada tempat yang gelap dan lembab di dalam atau di luar rumah, berdekatan dengan habitat perkembangbiakannya. Pada tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan telurnya.

Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakkan telurnya di atas permukaan air, kemudian telur menepi dan melekat pada dinding-dinding habitat perkembangbiakannya

Adapun yang dikenal sebagai Vektor DBD adalah nyamuk Aedes betina. Perbedaan morfologi antara nyamuk Aedes aegypti yang betina dengan yang jantan terletak pada perbedaan morfologi antenanya, aedes aegypti jantan memiliki antena berbulu lebat sedangkan yang betina berbulu agak jarang/tidak lebat.

Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus Dengue merupakan sumber penular Demam Berdarah Dengue (DBD). Virus Dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam

Salah satu suku (famili) tanaman yaitu Meliaceae dikenal sebagai penghasil senyawa pahit yang bermanfaat sebagai substansi antimakan (antifeedant) bagi serangga dan penghambat pertumbuhan. Pada kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat terbebas dari senyawa radikal bebas.

Sumber pembentuk radikal bebas antara lain asap rokok, makanan yang digoreng dan dibakar, paparan sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun dan polusi udara.

Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang mempunyai elektron tidak berpasangan. Radikal bebas dapat masuk ke dalam tubuh dan menyerang sel-sel yang sehat dan menyebabkan sel-sel tersebut kehilangan fungsi dan strukturnya (Liochev, 2013).

Sebagai salah satu upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan alam hayati Indonesia, maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menguji aktivitas antioksidan ekstrak biji duku. Pengungkapan potensinya sebagai sumber antioksidan berkaitan dengan senyawa kimia yang dikandungnya sehingga perlu dilakukan skrining fitokimia.

Pada Flavonoid memiliki efek larvasida karena menghambat sintesa asam nukleat (DNA) dan sebagai inhibitor kuat pernafasan.DNA diperlukan dalam sintesa atau pembentukan protein, yang sangat diperlukan oleh larva untuk proses perkembangan dan pertumbuhannya.

Senyawa alkaloid, terutama indol, memiliki kemampuan untuk menghentikan reaksi rantai radikal bebas secara efisien. Senyawa radikal turunan dari senyawa amina ini memiliki tahap terminasi yang sangat lama.

Beberapa senyawa alkaloid lain yang bersifat antioksidan adalah quinolon, kafein yang dapat bertindak sebagai peredam radikal hidroksil dan melatonin yang berperan penting menjaga sel dari pengaruh radiasi dan toksisitas obat-obatan (Yuhernita & Juniarti, 2011).

Baca juga: Pengaruh Konsumsi Jus Jambu Biji Merah (Psidium guajava L) terhadap Peningkatan Trombosit pada Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD)

Menurut penelitian Tanwirotun Ni mah et.al (2014) menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji duku memiliki potensi sebagai larvasida terhadap larva Ae. aegypti.

Kematian larva yang terpapar oleh ekstrak biji duku diduga disebabkan biji duku mengandung metabolit sekunder yang bersifat toksik. Metabolit sekunder tersebut berupa senyawa kimia antara lain golongan senyawa alkaloid, flavonoid dan saponin.

Cara kerja alkaloid sebagai insektisida bervariasi tergantung dari struktur molekulnya tetapi banyak dilaporkan dalam menghambat enzim asetilkolinesterase atau jembatan natrium dan  berperan penting dalam sistem saraf.

Selain itu, alkaloid juga bertindak sebagai stomach poisoning atau racun perut. Bila senyawa tersebut masuk dalam tubuh larva maka alat pencernaannya akan menjadi rusak sehingga larva dapat mengalami kematian. Dan rendahnya daya bunuh ekstrak etanol terhadap larva Ae. aegypti pada dapat juga disebabkan karena ekstrak masih berupa ekstrak kasar dan belum berupa senyawa murni.

Penelitian ini menggunakan bahan dasar biji duku karena mudah diperoleh di daerah Ogan Komering Ulu sehingga diharapkan dapat menambah nilai komersil dan manfaat duku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi larvasida dari salah satu tanaman suku Meliaceae yaitu ekstrak etanol biji duku (L. domesticum Corr).

Menurut Marliana (2007) metabolit sekunder yang dapat berpotensi sebagai antioksidan, diantaranya adalah alkaloid, flavonoid, fenol, steroid, dan triterpenoid, sehingga dapat diketahui bahwa kandungan senyawa alkaloid, flavonoid dan triterpenoid pada ekstrak biji duku, berpotensi sebagai antioksidan yang sangat kuat dibandingkan dengan ekstrak biji langsat yang hanya terdapat senyawa alkaloid dan triterpenoid dengan aktivitas antioksidan kuat.

Adapun penelitian Wijaya et.al ( 2017) telah melakukan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Duku (Lansium domesticum Var duku Hasskl) terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudemonas aeruginosa ekstrak etanol dan ekstrak n-heksana daun duku memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudemonas aeruginosa.

Pelarut etanol menghasilkan ekstrak daun duku dengan aktivitas antibakteri yang lebih baik dari pada ekstrak n-heksana terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudemonas Aeruginosa.

Pada penelitian Tanwirotun Ni mah et. al (2014) Bahan yang digunakan untuk pemeliharaan Potensi ekstrak biji duku (Lansium domesticum Corr) larva dan uji larvasida adalah air sumur, akuades, hati ayam, pakan anjing (dogfood), ragi (yeast) dan telur nyamuk Ae. aegypti.

Pada penyiapan sampel biji duku dipisahkan dari kulit dan daging buahnya, dicuci bersih dibawah air mengalir. Sampel biji langsat dan biji duku diangin-anginkan selama 3 hari dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 40°C hingga kadar airnya berkurang hingga mencapai 5%.

Biji langsat dan duku yang kering dihaluskan dengan blender, kemudian diayak dengan ayakan mesh 40. Setelah melakukan uji sampel, dilakukan identiikasi tumbuhan, setelah itu lakukan uji skrining fitokimia. Skrining fitokimia yang dilakukan meliputi uji alkaloid, flavonoid, tannin, triterpenoid, steroid dan saponin yang berdasar pada metode Harborne.

Selain untuk pengobati DBD, biji duku juga punya manfaat lain seperti mengatasi gangguan pencernaan, mengurangin radang, menyediakan antioksidan dan potensi mikroba. Adapun cara pencegahan DBD yaitu gunakan lotion anti nyamuk, kenakan pakaian yang tertutup, hindari kebiasaan menggantung pakaian, menutup tempat-tempat penampungan air.

 

Penulis: Isti Nabila Amsyah
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI