Pemanfaatan Tanaman Mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebagai Fitoterapi pada Penyakit Anti Diabetik

Mengkudu
Sumber: istockphoto.com

Salah satu penyakit yang berdampak buruk pada tingkat kesehatan penduduk sebuah daerah dan meningkatkan angka kematian umum adalah diabetes melitus (DM). Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020), penyakit diabetes melitus sebanyak 2% pada populasi berusia 15 tahun pada tahun 2018.

Umur, jenis kelamin, obesitas, hipertensi, dan dislipidemia adalah penyebab diabetes melitus, menurut penelitian Idris et al. (2017).Secara global, pada tahun 2014, 422 juta orang dewasa menderita diabetes, menurut Infodatin Kementrian Kesehatan RI (2018). Diabetes membunuh sekitar 1,5 juta orang pada tahun 2012. 2,2 juta orang juga meninggal karena kadar gula darah tinggi.

Penyakit ini semakin meningkat baik di negara maju maupun berkembang. Pada tahun 2000, ada 8,4 juta orang yang menderita diabetes, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 21 juta orang pada tahun 2030. Ini menempatkan Indonesia di urutan keempat di dunia dalam hal predikat penderita diabetes.

Bacaan Lainnya
DONASI

Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan anomali metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin pankreas atau penurunan sensitivitas insulin, atau keduanya. Diabetes melitus juga disertai dengan peningkatan glukosa darah yang terkait dengan tidak ada atau kurangnya sekresi insulin pankreas.

Penyebab utama dari diabetes yaitu faktor keturunan, perilaku dan gaya hidup yang tidak sehat. Faktor lingkungan sosial serta pemanfaatan pelayanan kesehatan juga berkontribusi pada diabetes dan komplikasinya. Diabetes dapat berdampak pada banyak organ tubuh manusia selama periode waktu tertentu, yang disebut komplikasi.

Baca Juga: Tak Terduga: Kulit Buah Naga Mengungkap Rahasia Antidiabetes!

Diabetes dapat menyebabkan komplikasi pembuluh darah mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskuler termasuk neuropati, kerusakan sistem saraf, nefropati, dan retinopati. Pengobatan diabetes melitus dengan obat kimia biasanya dilakukan secara konvensional.

Namun, pengobatan dengan obat kimia dapat menyebabkan hipoglikemia, terutama bagi orang yang memiliki penyakit pembuluh darah, gagal ginjal, wanita hamil, dan anak yang menderita diabetes melitus tipe 1. Peneliti yang dilakukan oleh Qi et al. (2010) menemukan bahwa pengobatan diabetes melitus dengan obat kimia memiliki banyak efek samping dan dapat memperburuk gejala diabetes melitus.

Indonesia memiliki banyak tanaman dan tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pengobatan. Tanaman herbal telah banyak diteliti dan digunakan sebagai pengganti obat kimia dalam pengobatan penyakit. Daun mengkudu, atau pace (Morinda Citrifolia L.) dapat digunakan sebagai obat herbal untuk mengobati diabetes.

Baca Juga: Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Kulit Berjerawat

Peneliti telah menunjukkan bahwa zat aktifnya dapat menurunkan kadar glukosa darah. Selain itu, daun mengkudu juga dapat digunakan sebagai obat untuk sakit perut, antidiabetes, antihipertensi, hiperkolesterol, ulkus peptikum, batuk, dan penyakit lainnya.

Beberapa senyawa aktif yang ditemukan dalam mengkudu adalah scopoletin, vitamin A, karoten, vitamin C, glikosida flavon, pro-xeronine, dan terpenoid. Golongan alkaloid xeronine dan proxeronine adalah fitokimia yang terkandung dalam mengkudu yang memiliki efek antidiabetes.

Meskipun mengkudu memiliki banyak manfaat kesehatan, banyak orang yang tidak menyukai aromanya saat matang. karena mengkudu biasanya hanya diolah menjadi sari mengkudu.

Buah mengkudu mengandung banyak komponen bioaktif, termasuk flavonoid, triterpen, triterpenoid, dan saponin. Komponen bioaktif ini memiliki efek hipoglikemik, yang dapat digunakan sebagai obat antidiabetes. Saponin yang terkandung dalam mengkudu menurunkan glukagon dan dapat menurunkan glukosa dalam darah.

Selain itu, saponin diketahui meningkatkan pelepasan insulin dari pankreas, yang juga dapat disebabkan oleh penurunan degradasi glukagon, seperti peptide. Mengkudu mengandung antioksidan yang sangat penting yang dapat meredam efek radikal bebas, yang berkontribusi pada penghambatan diabetes mellitus dan penyakit degeneratif lainnya.

Penderita diabetes memerlukan asupan antioksidan yang tinggi. Kandungan antioksidan dalam mengkudu dapat dilihat dari tingginya kandungan fenolik dan flavonoidnya. Dalam ekstrak etanol buah mengkudu, ada fenolik sebanyak 14,44 ±0,82 mg ekivalen pirogalol (PE)/g ekstrak dan flavonoid sebanyak 5,69 ±0,21 mg ekivalen rutin (RE)/g ekstrak.

Oleh karena itu, tingkat kekuatan antioksidan ekstrak etanol buah mengkudu atau IC50 adalah 104,73 ±4,56 g/mL dan termasuk dalam kategori kekuatan sedang. Mengkudu banyak dikonsumsi dalam bentuk jus. Selama lebih dari dua abad, orang Polinesia telah menggunakan mengkudu sebagai obat tradisional.

Buah mengkudu dikenal dapan mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas karne kandungan anti oksidannya. Baru-baru ini penelitian menemukan bahwa kandungan antioksidan yang kuat mungkin bertanggung jawab atas sejumlah manfaat kesehatan yang dapat dihasilkan dari jus mengkudu.

Penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang kaya antioksidan, seperti jus mengkudu, dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Iridoid, beta karoten, dan vitamin C dan E adalah beberapa antioksidan utama dalam jus mengkudu.

Baca Juga: Efektivitas Teh Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Penurunan Kadar Asam Urat pada Orang Dewasa

Menurut Pharm Easy, ada kemungkinan bahwa jus mengkudu dapat membantu menurunkan gula darah. Jus buah mengkudu yang difermentasi dapat menurunkan kadar glukosa puasa. Selain itu, disebutkan bahwa jus mengkudu dapat berfungsi sebagai insulin secara langsung atau meningkatkan sensitivitas jaringan perifer untuk menghasilkan lebih banyak insulin.

Berdasarkan uraian-urain yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwasannya tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebagai fitoterapi pada penyakit anti diabetik menunjukkan potensi yang signifikan. Penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak mengkudu memiliki sifat anti-diabetik yang kuat, membantu dalam mengatur kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.

Hal ini menunjukkan bahwa mengkudu memiliki potensi sebagai terapi tambahan atau alternatif untuk pengobatan diabetes. Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi efektivitasnya secara klinis dan menentukan dosis yang optimal, hasil yang ada menjanjikan dalam upaya mengendalikan penyakit diabetes melalui pendekatan fitoterapi.

Penulis:

Muhammad Dimas Ariefansyah
Mahasiswa Jurusan S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI