Opini Publik Masyarakat Surabaya tentang Kinerja Wali Kota Surabaya dalam Menangani Bencana Banjir

Banjir Kota Surabaya
Sumber: Dokumen Penulis

Surabaya merupakan kota metropolitan terbesar setelah DKI Jakarta. Kota yang dikenal sebagai Kota Pahlawan karena masih terdapat sejarah-sejarah di dalamnya, selain itu Kota Surabaya yang terkenal dengan kebersihan kotanya yang meraih piala Adipura sebagai kota terbersih kedua sejak 2006 hingga 2011.

Tidak berhenti di situ Kota Surabaya juga di kelilingi oleh banyak tanaman yang rindang hingga mencatat sejarah dalam rekor muri sebagai pembangunan taman terbanyak yaitu 13 taman dalam waktu tahun 2008-2009. Walaupun setiap tahun standar  dalam penilaian selalu berubah dan tingkat kesulitan semakin bertambah juga.

Namun pada tahun ini Kota Surabaya kembali didatangi oleh musibah yang kurang menyenangkan, tepatnya pada bulan Februari 2024 yang diberitakan melalui website resmi Kota Surabaya terdapat 245 titik banjir yang terjadi. Hal tersebut menarik perhatian para masyarakat Surabaya sebab banjir ini menjadi banjir yang lebih parah dari tahun sebelumnya.

Bacaan Lainnya
DONASI

Sehingga timbullah pandangan negatif mengenai kinerja Wali Kota Surabaya yang saat ini  dalam menangani permasalahan banjir, terlebih lagi pada masa jabatan Wali Kota sebelumnya Surabaya dapat dikatakan tidak pernah mengalami banjir yang parah seperti di tahun ini.

Kinerja Pemerintahan Kota Surabaya mengalami penurunan dari data penelitian kuesioner yang dilakukan setidaknya ada sebanyak 29 Responden dari 52 responden merasa mereka kurang puas dengan kinerja Wali Kota Surabaya dalam mencegah permasalahan banjir yang datang setiap tahunnya.

Baca Juga: Tektonik Lempeng Mampu Memprediksi Potensi Terjadinya Bencana Geologi

Namun tidak sedikit juga Masyarakat yang merasa jika terjadinya banjir juga penyebab utamanya adalah faktor manusia yang kurang memperhatikan lingkungannya. Masyarakat masih sering kali terlihat membuat sampah di aliran sungai di Surabaya serta membangun rumah di atas aliran sungai dimana dapat mengganggu resapan air dalam menampung air hujan.

Opini publik sangat berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat dalam memilih pemimpin kota Surabaya. Opini kekecewaan juga sering terlihat di sosial media berita Surabaya yang kehilangan kepercayaan terhadap kinerja Wali Kota. Banyak masyarakat yang beranggapan kurang cepatnya antisipasi pembangun dalam mencegah bencana alam di Surabaya.

Salah satunya antisipasi dengan melakukan pengerukan kali jagir yang dilakukan oleh Wali Kota sebelumnya guna menampung kapasitas air hujan yang semakin banyak. Dari segi infrastruktur seperti jalanan yang masih banyak berlubang sehingga menyebabkan kurang nyamannya pengendara di jalan raya.

Baca Juga: Kesiapan Petugas Pelayanan Kesehatan dalam Penanganan Korban Banjir

Terjadinya bencana alam banjir juga terjadi karena banyak faktor karena kesalahan manusia maupun murni alam karena curah hujan banyak kawasan yang terkena banjir karena resapan air yang kurang karena tersumbatnya gorong-gorong di sekitar jalan di Surabaya. Selain itu penumpukan sampah di kawasan aliran sungai.

Salah satu responden mengatakan bahwa, “banjir merupakan bencana alam, bencana alam ini bisa terjadi karena kesalahan manusia (human error) atau bisa terjadi karena murni alam (curah hujan tinggi) mengingat hujan di surabaya (akhir-akhir ini) rentan waktunya tidak terlalu lama, maka bisa jadi ini akibat human error. Bisa karena masyarakat yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar (buang sampah sembarangan) dan pemerintah yang kurang bergerak cepat dalam menangani masalah tersebut.

Baca Juga: Pembangunan IKN: Pemerataan Pembangunan atau Merusak Lingkungan?

Seharusnya pemerintah lebih sigap dalam mengatasi masalah tersebut dan melakukan upaya ke masyarakat agar banjir tidak terjadi lagi selain membangun air resapan, pemerintah juga dapat menghimbau masyarakat dengan cara misalnya dengan memberikan pengetahuan tentang pencegahan banjir, tidak membuang sampah sembarangan, bagaimana mendaur ulang sampah, bergotong royong membersihkan selokan dan lain-lain,” ucap Ambar.

Sehingga perlu bagi kita untuk menumbuhkan kesadaran penuh sebelum menyalahkan kinerja pemerintahan. Perlunya kesinambungan dalam membangun Kota yang lebih baik lagi antara masyarakat dan pemerintahan kota yang bertujuan untuk pembangun kota yang nyaman dan baik secara sistemnya.

Penulis:
1. Malinda Intani
2. Elvira Chomdiyah
3. Hurriya NurFajariya Agustina 
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945

Dosen: Beta Puspitaning Ayodya, S.Sos.,M.

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI