Gaya Hidup Sehat serta Program Olahraga guna Meningkatkan Kesehatan bagi Lansia

Gaya Hidup Sehat Lansia
Ilustrasi Aktivitas Fisik Lansia (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya. Usia lanjut merupakan proses alami yang tidak dapat dihindarkan.

Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologi, berlangsung secara alamiah, terus menerus dan berkelanjutan yang dapat menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, biokemis pada jaringan tubuh dan akhirnya mempengaruhi fungsi, kemampuan badan dan jiwa.

Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya.

Bacaan Lainnya

Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuaan normal, seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan acaman bagi integritas orang usia lanjut.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lansia adalah suatu periode di mana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran, fungsi organ dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu, serta suatu proses menghilangnya secara berlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dalam mempertahankan struktur fungsi normalnya.

Secara alamiah setiap manusia akan menjadi tua atau mengalami proses penuaan. Proses ini tidak dapat dihindari, apapun usaha yang dilakukan.

 

1. Pengertian Olahraga

Salah satu upaya untuk menjaga, meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani bagi lansia (lanjut usia) adalah dengan melakukan olahraga.

Olahraga bagi lansia bila dilakukan dengan terprogram akan mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah untuk mempertahankan kesehatan, meningkatkan kekuatan otot jantung, meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, menurunkan kadar lemak, menguatkan otot-otot tubuh, mengurangi stress dan ketegangan batin, meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Apabila latihan olahraga tidak tepat akan menimbulkan risiko yang lebih berbahaya. Dalam memperlambat terjadinya gangguan dan penurunan, terutama ukuran dan kekuatan otot salah satunya dengan latihan penguatan secara teratur.

Program latihan penguatan dapat mengganti sejumlah besar otot yang berkurang. Untuk latihan penguatan yang aman dan produktif perlu persiapan dan menjalankan setiap sesi latihan dengan sempurna.

Olahraga bagi lansia merupakan sesuatu yang sangat penting, karena olahraga dapat mendukung dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk itu para lansia perlu meluangkan waktu atau menjadwalkan latihan untuk melakukan olahraga secara teratur.

Baca juga: Olahraga: Kunci Kesehatan Mental yang Terlupakan

 

2. Gaya Hidup Lansia

Gaya hidup merupakan faktor yang berperan penting terhadap kejadian beberapa penyakit kronik seperti hipertensi. Perubahan gaya hidup ini tidak lepas dari bergesernya kebiasaan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa faktor yang merupakan bagian dari gaya hidup adalah konsumsi junk food yang saat ini menjadi sangat popular di lingkungan anak sampai orang dewasa. Saat ini terjadi perubahan pola konsumsi makanan pada lansia dengan kecenderungan untuk memilih makanan yang mempunyai komposisi tinggi kalori, tinggi lemak, rendah serat dan sebagainya.

Jenis makanan junk food banyak digemari oleh para lansia karena makanan junk food dianggap lebih praktis, enak dan tidak menghabiskan waktu lama sehingga dapat disajikan kapan dan dimana saja.

Makanan junk food mengandung natrium dalam jumlah yang besar yang dapat meningkatkan volume darah di dalam tubuh  sehingga  jantung harus memompa darah lebih kuat yang  menyebabkan  tekanan darah lebih tinggi (hipertensi).

Faktor selanjutnya yang mempunyai korelasi dengan kejadian hipertensi adalah aktifitas fisik  yang kurang aktif (Sedentary Behavior). Perilaku kurang aktif merupakan faktor resiko independen untuk penyakit kronis dan secara keseluruhan diperkirakan merupakan faktor yang meningkatkan morbiditas secara global.

Menurut World Health Organisation, akibat dari perilaku sendetary (sendetary Behaviour) terjadinya hipertensi. Strategi pendukung untuk mengurangi sendetary behavior di golongan usia lanjut adalah peningkatan tingkat ekonomi dan aktif secara fisik (Sampurno Ridwan, 2014).

 

3, Konsep Gaya Hidup Lansia

Konsep gaya hidup adalah alat penjelasan yang berpotensi kuat ketika mempertimbangkan lokasi tempat tinggal dan pola perjalanan di kalangan lansia. Dalam penelitian ini, gaya hidup berarti kombinasi tertentu dari variabel sosioekonomi dan demografis yang mewakili situasi di mana seseorang hidup.

Kombinasi tertentu dari pendapatan, status keluarga, pencapaian pendidikan, kepadatan tempat tinggal, dan variabel serupa membedakan pola hidup mereka yang berbagi dengan mereka yang diwakili oleh rentang lain dari variabel yang sama.

Pada populasi lansia, kita mungkin menemukan satu kelompok gaya hidup orang lajang yang tinggal sendirian di daerah dengan kepadatan tinggi, berpenghasilan rendah, dan beragam etnis, dengan kesehatan yang relatif buruk.

Kelompok gaya hidup ini akan memiliki kebutuhan perjalanan dan perilaku yang sangat berbeda dengan kelompok yang sebagian besar terdiri dari keluarga suami-istri dalam keadaan sehat, hidup mandiri dengan pendapatan sedang hingga tinggi di daerah yang secara etnis homogen.

Yang lain di antara orang tua mungkin tinggal dalam pengaturan keluarga dengan pendapatan sedang hingga tinggi di rumah yang mereka miliki di daerah pinggiran kota (Wachs , 2020).

Baca juga: Meningkatkan Daya Tahan Tubuh melalui Olahraga Senam: Mahasiswa UMM Laksanakan Senam Lansia Bersama Karang Werda dan Kelurahan Mojolangu serta Kunjungan Lapangan oleh Ketua DPRD Kota Malang

 

4. Program Latihan

Latihan erobik adalah latihan yang bersifat aerobik dan meliputi otot-otot besar tubuh seperti jogging, senam, bersepeda dan berenang. Latihan aerobik bertujuan untuk mencegah penyakit kronik seperti jantung pembuluh darah, diab.etes mellitus dan menurunkan lemak tubuh.

Lansia perlu mendapatkan latihan resistensi yaitu latihan dengan menggunakan beban ekstemal. Latihan resistensi ini bertujuan untuk mencagah penyakit kronik seperti sarcopenia dan osteoporosis. Selain itu pada lansia perlu mendapatkan latihan kelentukan yang bertujuan memperbaiki gangguan pada sendi.

Namun sebelum lansia melakukan program latihan aerobik, resistensi dan kelentukan perlu melakukan pemeriksaan pra latihan.

Pemeriksaan pra latihan untuk menilai riwayat kondisi kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan yang meliputi fisik diagnostik, laboratorium dan uji beban jantung. Setelah pemeriksaan pra latihan maka ditentukan tipe latihan yang dibreikan dan takarannya untuk mendapatkan hasil yang optimal dan terhindar dari cedera.

Lansia direkomendasikan melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 30 menit pada intensitas sedang hampir setiap hari dalam seminggu. Berpartisipasi dalam aktivitas seperti berjalan, berkebun, melakukan pekerjaan rumah, dan naik turun tangga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Lansia dengan usia lebih dari 65 tahun disarankan melakukan olahraga yang tidak terlalu membebani tulang, seperti berjalan, latihan dalam air, bersepeda statis, dan dilakukan dengan cara yang menyenangkan.

Bagi Lansia yang tidak terlatih harus mulai dengan intensitas rendah dan peningkatan dilakukan secara individual berdasarkan toleransi terhadap latihan fisik.

Olahraga yang bersifat aerobik adalah olahraga yang membuat jantung dan paru bekerja lebih keras untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan oksigen, misalnya berjalan, berenang, bersepeda, dan lain-lain.

Latihan fisik dilakukan sekurangnya 30 menit dengan intensitas sedang, 5 hari dalam semingguatau 20 menit dengan intensitas tinggi, 3 hari dalam seminggu, atau kombinasi 20 menit intensitas tinggi 2 hari dalam seminggu dan 30 menit dengan intensitas sedang 2 hari dalam seminggu (Ibrahim Wiyaka, 2014).

 

Kesimpulan

Makanan junk food mengandung natrium dalam jumlah yang besar yang dapat meningkatkan volume darah di dalam tubuh  sehingga jantung harus memompa darah lebih kuat yang  menyebabkan tekanan darah lebih tinggi (hipertensi).

Kombinasi tertentu dari pendapatan, status keluarga, pencapaian pendidikan, kepadatan tempat tinggal, dan variabel serupa membedakan pola hidup mereka yang berbagi dengan mereka yang diwakili oleh rentang lain dari variabel yang sama.

Pada populasi lansia, kita mungkin menemukan satu kelompok gaya hidup orang lajang yang tinggal sendirian di daerah dengan kepadatan tinggi, berpenghasilan rendah, dan beragam etnis dengan kesehatan yang relatif buruk.

 

Penulis: Moh. Ilzami Fuadi
Mahasiswa S1 Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Malang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Referensi

Sampurno Ridwan, E. (2014). Gaya Hidup dan Hipertensi Pada Lanjut Usia di Kecamatan Kasihan Bantul Yogyakarta. JOURNAL NERSAND MIDWIFERY INDONESIA, 2(2). https://doi.org/10.33222/juara.v5i2.943

Syahruddin. (2020). Physical Fitness for the Elderly During the Covid-19 Pandemic. Jurnal Olahraga, 5(2). http://dx.doi.org/10.21927/jnki.2014.2(2).67-70

Wachs , M. (2020). The concept of lifestyle. Transportation for the Elderly, 21-24. https://doi.org/10.1525/9780520337749-007

Ibrahim Wiyaka, H. (2014). PROGRAM LATIHAN FISIK YANG TEPAT UNTUK KESEHATAN LANSIA. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera, 12(24), 1-10. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jkss/article/download/3548/3162

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.