Yuk Kepoin! Tanaman Gingseng (Panax Ginseng) Ternyata Bisa Mengatasi Gula Darah

Ginseng
Tanaman Gingseng (Sumber: Penulis)

Tanaman obat asli Indonesia dimanfaatkan sebagai terapi potensial untuk kondisi seperti diabetes, hipertensi dan hipokolesterolemia. Program “Return to Nature”. Salah satu cara alternatif yang dapat digunakan dalam menanggulangi berbagai penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi dan hiperkolesterolemi adalah dengan memanfaatkan tumbuhan obat asli Indonesia.

Hal ini sesuai dengan program “Kembali ke Alam, Manfaatkan Obat Asli Indonesia” yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 1998 dengan dibentuknya Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (Kemenkes, 1995).

Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka perlu adanya edukasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan tanaman obat rumahan terhadap berbagai penyakit. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi dan edukasi mengenai tanaman herbal yang dapat dijadikan obat herbal, manfaat tanaman obat tersebut bagi kesehatan, dan cara mengkonsumsi tanaman obat yang benar.

Bacaan Lainnya
DONASI

Obat tradisional banyak digunakan baik di negara berkembang maupun maju. Obat tradisional digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan. Produk ekstrak herbal seperti ginkgo biloba dan ginseng memiliki potensi pasar yang signifikan di seluruh dunia.

Kementerian Perdagangan di Indonesia melaporkan lonjakan penelitian tanaman obat tradisional serta penjualan produk ekstrak herbal. Ginseng, juga dikenal sebagai “raja herbal”, memainkan peran penting dalam pengobatan tradisional dan oriental di banyak negara. Tanaman bernilai tinggi saat ini ditanam di negara, termasuk Amerika Serikat dan Kanada, serta Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang.

World Health Organization (WHO) memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang DM yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Laporan ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah pasien DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2035 (WHO, 1999).

Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit metabolisme kronis yang prevalensinya meningkat di seluruh dunia. Diabetes melitus tipe 2 paling umum ditandai dengan adanya peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia), gangguan fungsi insulin, dan atau penurunan sekresi insulin.

Perkembangan Diabetes Melitus Tipe 2 dikaitkan dengan beberapa faktor risiko, antara lain faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor lainnya.

Menurut American Diabetes Association (ADA), faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti riwayat DM, usia 45 tahun ke atas, suku, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan bayi >4000 gram atau riwayat pernah menderita DM gestasional dan riwayat lahir dengan berat badan rendah (<2,5 kg). Faktor risiko yang dapat diidentifikasi antara lain obesitas, aktivitas fisik yang kurang, hipertensi, dislipidemia, dan kebiasaan makan yang tidak sehat.

Diabetes Melitus tipe 2 merupakan penyakit yang kronis dan perlu pengobatan dalam jangka panjang. Obat-obatan pada DM tipe 2 sering mengalami efek samping, seperti penambahan berat badan, pengeroposan tulang, dan peningkatan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.

Selain itu, pengobatannya juga sangat mahal. Maka, pengobatan herbal bisa menjadi pengobatan alternatif. Karena obat herbal berasal dari bahan alam tanaman, obat herbal dianggap relatif aman dan memiliki lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan obat konvensional.

Catatan paling awal tentang penggunaan ginseng sebagai obat terdapat dalam buku klasik herbal para pembudidaya suci, materia medica komprehensif tertua dalam sejarah (Cina: Shennong Bencao Tetra), sekitar 2.000 tahun yang lalu) (Huang, 1999).

Ginseng diperkenalkan oleh orang-orang Arab di luar Blok Timur pada tahun, kemungkinan pada abad ke-9 (Phillipson dan Anderson, 1984).

Kisah Marco Polo, pengelana paling terkenal di Eropa abad pertengahan pada abad ke-13, menunjukkan bahwa ginseng Tiongkok mungkin datang ke Eropa melalui perdagangan sutra. Lambat laun ramuan ini mulai menarik perhatian para ilmuwan di Eropa dan Amerika Utara.

Komposisi akar ginseng adalah 80-90% organik dan sekitar 10% anorganik, dengan sejumlah besar unsur aktif terdapat dalam struktur akar, termasuk saponin atau gingenoid, karbohidrat (termasuk polisakarida), dan zat nitrogen, asam amino , peptida, pitosterol, minyak atsiri, asam organik, vitamin, mineral.

Tumbuhan ginseng , memiliki ciri-ciri bunga warna putih kehijauan, tangkai bunga yang pendek 0,5-3 mm, tumbuh di ujung cabang, setiap bunga memiliki 5 kelopak kecil, memiliki 7-8 benang sari, memiliki ovarium berwarna hijau dengan warna merah muda atau keunguan kecil.

Daun ginseng memiliki beberapa manfaat yang berguna untuk kesehatan, termasuk membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2. Kandungan daun ginseng yang antihiperglikemik dan antidiabetik dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Selain itu, daun ginseng juga diketahui memiliki manfaat lain seperti meningkatkan kesehatan sistem saraf

Menurut catatan sejarah pengobatan tradisional, akar ginseng telah digunakan sebanyak beberapak kali untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan diabetes.

Deskripsi khasiat obat ginseng dalam Materia Medica Tiongkok kuno (Huang, 1999) mencakup referensi tentang kemampuan ginseng untuk “memuaskan dahaga” dan banyak efek bermanfaat lainnya.

Kandungan pada ekstrak daun ginseng ternyata memiliki efek antidiabetes. Pada akar dan daun ginseng dapat mendorong peningkatan kandungan basal dan sekresi insulin yang bergantung pada glukosa dalam darah. 

Adapun cara pengolahan tanaman gingseng yang bisa jadikan sebagai tanaman obat untuk menurunkan diabetes yaitu dengan menyiapkan daun gingseng yang muda dan di keringkan dengan oven serta air.

Cara membuatnya disiapkan daun gingseng muda yang telah dikeringkan lalu di rebus sampai air mendidih lalu di aduk hingga berubah warna, air rebusan daun gingseng siap untuk di minum untuk menurunkan kadar gula darah di dalam tubuh. Selain di rebuh daun gingseng juga bisa di masak caranya dengan menyiapkan daun gingseng dan bisa di masak atau di olah menjadi lauk

Selain Rabusan dari daun gingseng, ekstrak gingseng juga bisa di jadikan menjadi obat untuk menurunkan kadar gula darah di tubuh dengan cara menghaluskan daun dengan air lalu di diamkan selama 24 jam di dapatkan ekstrak dari daun gingseng dan ekstrak tersebut bisa langsung di konsumsi bersamaan dengan bahan lainnya.

Ekstrak etanol maupun ekstrak air memiliki kesamaan kandungan yaitu ginsenoside, yang bekerja pada penurunan kadar gula darah dengan cara menghambat glukoneogenesis di hepar melalui induksi jalur AMPK, meningkatkan pengambilan glukosa di jaringan perifer melalui peningkatan ekspresi GLUT 2 di hepar, dan menurunkan SIRT 4 dan meningkatkan SIRT 6 yang mengatur sekresi insulin dan juga homeostasis glukosa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tanaman gingseng ternyata bisa digunakan untuk pengobatan menurunkan kadar gula darah di dalam tubuh dengan cara mengolahkan daun gingseng  untuk bisa di minum di mana tanaman ini memiliki kandungan yang  bersifat antihiperglikemik dan antidiabetik dapat membantu mengontrol kadar gula darah.

 

Penulis: Muflih Zaid
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI