Di Balik Tanda: Mengungkap Rasisme yang Terselubung dalam Cerita “The Welcome Table”

Di Balik Tanda: Mengungkap Rasisme yang Terselubung dalam Cerita “The Welcome Table”
Sumber: Penulis

Cerita pendek Alice Walker yang berjudul The Welcome Table mengisahkan seorang wanita tua berkulit hitam bernama Annabella yang mengalami diskriminasi dan rasisme di gereja ketika ia hendak beribadah.

Bagaimana ia mendapat perlakuan yang tidak baik, dikucilkan di tempat yang seharusnya Annabella mendapatkan kedamaian dan kenyamanan.

Gereja yang memberi tanda “Semua Disambut” itu hanyalah sekedar tanda yang tidak mereka terapkan terhadap Annabella yang berkulit hitam.

Annabella yang lemah dan mencari penghiburan, memasuki gereja yang didominasi kulit putih dengan harapan yang hampir kekanak-kanakan.

Bacaan Lainnya

Sikapnya yang tenang dan usianya yang lanjut seharusnya membangkitkan belas kasihan, namun kehadirannya segera memicu ketidaknyamanan, bahkan rasa jijik yang terang-terangan, di antara jemaat kulit putih.

Walker mengilustrasikan hal ini melalui serangkaian keheningan yang canggung, pandangan yang dialihkan, dan manuver pasif-agresif.

Tidak ada yang secara langsung menyuruh Annabella pergi; sebaliknya, ia menjadi sasaran rentetan isyarat non-verbal—pergeseran tubuh, ketiadaan kursi yang tiba-tiba, bisikan-bisikan pelan—semuanya dirancang untuk menyampaikan satu pesan yang jelas: “Kamu tidak pantas berada di sini.”

Rasisme yang dialami Annabella di The Welcome Table mencerminkan kenyataan pahit dalam kehidupan banyak orang.

Sering kali, mereka yang tampak paling tenang dan hanya mencari tempat di masyarakat justru menyimpan luka terdalam.

Penolakan yang disampaikan melalui tatapan, pengabaian, dan bisikan—bukan kekerasan fisik—dapat memicu kemarahan atau kepedihan yang tidak punya jalan keluar.

Dalam kehidupan nyata, hal ini terlihat pada individu orang yang berkulit hitam kurang diminati dalam bentuk apapun seperti mencari pekerjaan meskipun mereka memiliki kualifikasi yang bagus.

Orang yang berkulit hitam pun sering mengalami bentuk rasisme dari berbagai faktor yang mungkin membuat mereka merasa di kucilkan dan tidak pantas.

The Welcome Table mungkin tampak seperti cerita pendek biasa, namun jika diperjelas cerita ini mengandung makna yang luas.

Dengan kisah Annabella menerima rasisme kita bisa tau bahwa bentuk rasisme itu tidak selalu tentang kebencian terang-terangan atau kekerasan fisik, tetapi bisa terjadi dengan tatapan sinis, nada bicara, bahkan menawarkan bantuan yang justru merendahkan.

Dengan memahami rasisme yang terselubung ini, kita diajak untuk melihat lebih dalam diri kita sendiri dan masyarakat di sekitar kita.

Apakah kita secara tidak sadar memperlakukan orang lain berdasarkan warna kulitnya? Sudah cukup beranikah kita menentang norma-norma yang tampaknya baik namun sebenarnya merendahkan?

Alice Walker mengajak kita untuk introspeksi diri seberapa baikkah kita terhadap orang yang berbeda dengan kita.

Bagaimana cara kita menjalankan sebuah visi di masyarakat karena setiap individu berhak menemukan kedamaian, keadilan dan bebas dari bayang-bayang rasisme orang lain.

Terima kasih.

English Version

Alice Walker’s short story titled The Welcome Table tells the tale of an elderly Black woman named Annabella who experiences discrimination and rasisme at a church when she intends to worship.

It recounts how she was mistreated and ostracized in a place where Annabella should have found peace and comfort.

The church’s sign proclaiming “All Are Welcome” was merely a facade that they did not apply to Annabella, a Black woman.

Annabella, frail and seeking solace, entered the predominantly white church with an almost childlike hope.

Her calm demeanor and advanced age should have evoked compassion, yet her presence immediately triggered discomfort, even blatant disgust, among the white congregants.

Walker illustrates this through a series of awkward silences, averted glances, and passive-aggressive maneuvers.

No one directly told Annabella to leave; instead, she became the target of a barrage of non-verbal cues—shifting bodies, the sudden lack of available seats, hushed whispers—all designed to convey one clear message: “You don’t belong here.”

The racism Annabella experienced in The Welcome Table reflects a bitter reality in many people’s lives.

Often, those who appear the calmest actually harbor the deepest wounds.

The rejection conveyed through glances, neglect, and whispers—not physical violence—can trigger an anger or sorrow that has no outlet.

In real life, this is evident in cases where black individuals are often less desired in any form, such as when seeking employment, even if they are highly qualified.

Black people also frequently experience forms of racism from various factors that can make them feel ostracized and unworthy.

The Welcome Table might seem like an ordinary short story, but when elaborated, it carries a broad meaning.

Through Annabella’s experience with racism, we can understand that racism isn’t always about overt hatred or physical violence; it can manifest through cynical glances, tone of voice, or even offers of help that are actually demeaning.

By understanding this subtle racism, we are invited to look deeper within ourselves and the society around us.

Do we unconsciously treat others based on their skin color? Are we brave enough to challenge norms that seem benevolent but are actually demeaning?

Alice Walker invites us to introspect on how well we treat those who are different from us.

How do we implement a vision in society, because every individual deserves to find peace, justice, and freedom from the shadow of others’ racism.

Thank you.

 

Di Balik Tanda: Mengungkap Rasisme yang Terselubung dalam Cerita “The Welcome Table”

Penulis: Iya Nita Riris Malau
Mahasiswa Prodi Sastra Inggris, Universitas Pamulang

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses