Berbicara mengenai pendidikan, tak jarang terdapat kesalahpahaman dalam memahami pelaksanaan sebuah pendidikan. Pendidikan hanya dianggap sebagai suatu hal yang dapat mengurangi ketidaktahuan dan memperbanyak pengetahuan. Walau demikian pemahaman akan pendidikan sudah mulai membaik seiringnya waktu.
Sebagaimana dalam UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, pendidikan diartikan sebagai usaha untuk mewujudkan pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi peserta didik dalam aspek keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam bermasyarakat. Dengan kata lain, pendidikan di Indonesia tidak hanya soal kecerdasan saja, tetapi juga mencakup budi pekerti.
Pelaksanaan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada kecerdasan ini merupakan pendidikan yang tepat dan ideal. Hal ini didukung dengan pemahaman Aristoteles, Ia memahami pendidikan bukan sebatas persoalan akal, tetapi juga mencakup bimbingan moral yang diarahkan secara benar. Namun, tetap saja pendidikan masih memiliki permasalahan tersendiri.
Baca Juga: Pancasila dan Pemerataan Gizi Balita: Mengambil Tindakan Konkret dari Segala Sisi
Dalam dunia pendidikan, munculah istilah filsafat pendidikan. Pendidikan yang sering dikaitkan dengan filsafat ini memiliki makna yang lebih dalam. Filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan dan pendidikan. Dengan kata lain, filsafat pendidikan ini cukup berpengaruh pada sistem pendidikan dan pelaksanaannya.
Konsep Filsafat Pendidikan
Filsafat yang berfokus pada logika (benar-salah), etika (baik-buruk), dan estetika (indah-tidak indah) ini sesuai dengan apa yang diperlukan dalam pendidikan. Maka, jelas bahwa filsafat berkaitan dengan pendidikan.
Sejatinya, filsafat pendidikan adalah ideologi pendidikan yang muncul dari sifat filsafat seorang pendidik. Filsafat pendidikan ini turut serta dalam menyelesaikan permasalahan pendidikan. Mengapa demikian? Karena filsafat pendidikan akan menentukan “mau dibawa kemana peserta didik”.
Baca Juga: Pintu Masuk Filsafat melalui Film Science-Fiction
Tidak dapat dipungkiri bahwa filsafat pendidikan lah yang akan melandasi dan membimbing pendidik ke arah tujuan pendidikan dan hakikat pendidikan. Hal inilah yang akan memecahkan persoalan pendidikan yang bersifat filosofis.
Oleh sebab itu, filsafat yang diyakini oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu serta yang diyakini oleh Dosen/ Guru akan sangat mempengaruhi tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Dengan demikian, tujuan pendidikan suatu negara akan berbeda dengan negara lainnya, disesuaikan dengan filsafat yang dianut oleh negara-negara tersebut.
Tujuan pendidikan ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan filsafat yang dianut. Hal ini disebabkan oleh tujuan pendidikan memuat pernyataan-pernyataan mengenai kemampuan pada siswa sesuai yang diharapkan, yang sejalan dengan sistem nilai dan filsafat yang dianut.
Secara hemat, filsafat merupakan teori umum dari pendidikan dan landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan. Pemikiran yang sesuai dengan bagian-bagian dari filsafat ini mempengaruhi pelaksanaan pendidikan. Karena pada hakikatnya, filsafat pendidikan adalah penerapan kajian filsafat terhadap kegiatan pendidikan
Realita Filsafat Pendidikan
Setiap masyarakat cenderung memandang budaya mereka sebagai yang terbaik dan bangga akan hal tersebut, maka lumrah halnya jika mereka ingin meneruskan nilai-nilai budaya yang mereka anut pada generasi muda.
Seiring kemajuan zaman dan berkembangnya pengetahuan, orang tua tidak lagi mampu menanamkan nilai dan pengetahuan secara langsung kepada anak mereka, dan dengannya didirikanlah sekolah. Maka, pendidikan memerlukan lembaga di luar keluarga yang berfungsi sebagai usaha dalam membentuk masyarakat ideal.
Setiap sekolah, memiliki ideologinya sendiri. sebagaimana pemikiran bahwa pendidikan tidak sebatas akal saja. Dengan setiap tujuan Pendidikan yang ada, secara realita tentu tidak semudah itu dapat dilakukan. Maka muncul pertanyaan “apa yang harus dilakukan pendidik untuk menggiring peserta didik agar dapat mencapai tujuan tersebut?”
Baca Juga: Apakah Robot Artificial Intelligence akan Menggantikan Peran Manusia?
Jawaban ini hanya bisa dijawab melalui mata filsafat. Karena pertanyaan ini merupakan pertanyaan filosofis yang perlu jawaban filosofis pula. Oleh sebab itu, jawaban dari pertanyaan ini berupa konsep proses pendidikan yang mempertemukan potensi peserta didik dengan tujuan ideal tersebut.
Bisa kita pahami dengan contoh berikut. Tujuan pendidikan berupa kecerdasan akal dan akhlak. Maka, proses pendidikan yang dilakukan dapat berupa simulasi dengan memperlihatkan bagaimana keadaan korban bencana.
Lalu lihat apa yang akan peserta didik lakukan. Dan arahkan pada kegiatan membantu. Sehingga budi pekertinya tergerak untuk membantu dan akalnya berpikir bagaimana cara membantu korban bencana tersebut.
Dari contoh di atas, peranan filsafat pendidikan dapat dikatakan memberikan inspirasi, yakni menerangkan tujuan pendidikan bangsa bagi masyarakat, memberikan arah yang konkrit dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan, dan praktik di lapangan dengan menggunakan petunjuk dari teori pendidik.
Baca Juga: Krisis Ekologi Sebabkan Perubahan Iklim dan Kemarau Panjang, Dimana Peran Khalifah di Bumi?
Oleh karena itu, filsafat pendidikan berusaha menjawab perkara pendidikan yang mengarah pada pertanyaan sebuah pelaksanaan. Karena teori harus sejalan dengan pandangan realita yang ada sehingga hakikat sebuah pendidikan dapat tercapai.
Penulis: Amanda Lufiyana
Mahasiswi Jurusan Bahasa Inggris Universitas Islam Negeri KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi