Hanya Ada Satu Kata Al-Qur’an

Al-Qur'an

Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan, bulan yang penuh dengan ampunan, bulan yang semua amalan-amalan akan dilipatgandakan. Di bulan ini juga, sering dikatakan sebagai bulan Al-Qur’an. Karena, pada bulan inilah Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur melalui malaikat Jibril pada malam lailatul qadar.

Allah SWT berfirman yang artinya, “Sungguh Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam lailatul qadr. Tahukan kamu apakah malam lailatul qadr itu? Malam lailatul qadr itu lebih baik dari seribu bulan” (QS.Al-Qadr[97]:1-3)

Selain disebut sebagai bulan Al-Qur’an, bulan ini juga diartikan sebagai bulan suci, bulan mulia, bulan maghfirah dan bulan berkah, yang mana akar katanya diambil dari kata ramadha yang memiliki arti terik yang panas. Apabila ditambah alif dan nun di ujungnya jadi ramadhana, maka maknanya berubah yakni terik yang sangat panas, yang bisa membakar semua yang ada di sekitarnya. (Tafsir Ibnu Katsir: 4/128-129)

Maka bagi Allah, bulan Al-Qur’an atau bulan Ramadhan ini adalah bulan pembakaran dosa-dosa bagi manusia yang mau minta ampun kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana tertuang dalam hadits baginda Nabi Muhammad SAW yaitu, “Barang siapa yang berpuasa di bulan suci Ramadhan karena Allah dan karena mengharap ridho Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah lalu”. (HR. Bukhari No.38)

Al-Qur’an merupakan pedoman hidup manusia sekaligus penuntun agar manusia senantiasa di jalan-Nya. Masihkah kita sebagai seorang muslim, terbata membacanya dan bahkan enggan untuk membaca Al-Qur’an?

Masihkah kita sebagai orang yang mengaku beriman kepada Allah dan Hari Akhir, tidak mau mengamalkan hukum-hukum dan peraturan yang ada di dalam Al-Qur’an untuk diterapkan dalam kehidupan?

Menurut Syekh Khudari Beik dalam bukunya Tarikh At-Tasyri Al-Islami, Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada manusia untuk dipahamkan isinya. Al-Qur’an memiliki fungsi hudallinas, sebagai petunjuk bagi manusia. Tapi ironisnya, banyak orang yang menginginkan petunjuk Al-Qur’an tapi dia meninggalkan petunjuk dari Al-Qur’an.

Di bulan suci yang penuh ampunan ini, seharusnya setiap mukim berlomba-lomba untuk mengkhatamkan Al-Qur’an. Seharusnya setiap mukmin, lisannya penuh dengan berdzikir dan tilawah Al-Qur’an, memperbanyak waktunya untuk membaca, mentadaburi, dan mengamalkan isi Al-Qur’an kemudian mengajarkannya kepada orang lain.

Sedihnya, tidak sedikit orang yang mau membaca Al-Qur’an karena mereka sibuk ig-an, tidak sedikit orang yang lupa terhadap Al-Qur’an karena mereka sibuk chatingan, bahkan tidak sedikit orang yang malas membaca Al-Qur’an karena mereka sibuk tik-tokan.

Rasul SAW pernah bersabda ketika di bulan-bulan selain bulan Ramadhan, 1 kebaikan Allah balas 10 kebaikan, akan tetapi ketika sudah masuk di bulan suci Ramadhan, 1 kebaikan Allah balas 700 kebaikan, dan bahkan 1 kebaikan Allah balas berlipat-lipat. Sebagaimana sabda Nabi SAW: “Barang siapa yang membaca satu huruf saja dari Kitabullah, bagi dia satu kebaikan, sementara satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali”. (HR. Tirmidzi)

Seperti halnya membaca Al-Qur’an, pahala membaca Al-Qur’an juga dijelaskan yakni ketika kita membaca Al-Qur’an, 1 huruf Al-Qur’an, Allah balas 10 kebaikan, tapi ketika masuk di bulan suci Ramadhan, 1 huruf dari Al-Qur’an, Allah balas berlipat-lipat kebaikan.

Haruskah kita menunggu dijemput hidayah, lalu berusaha untuk membaca, memahami, dan mengamalkan isi Al-Qur’an? Haruskah kita menunggu usia tua atau berhasil sukses, lalu kemudian baru membaca Al-Qur’an? Al-Qur’an tidak akan pernah mencari kita. Al-Qur’an tidak akan pernah datang kepada kita. Tapi kitalah yang seharusnya butuh Al-Qur’an. Kitalah yang seharusnya menjemput Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an akan menjadi penolong kita di hari kiamat.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasul SAW: “Bacalah oleh kalian Al-Qur’an, sungguh Al-Qur’an itu akan datang pada Hari Kiamat menjadi syafaat bagi pembacanya”. (HR. Muslim)

Oleh karena itu, jauhi penyakit hati (iri, dengki, dendam). Dekatilah Al-Qur’an, agar kitab suci Al-Qur’an bisa menenangkan hati kita untuk mencapai surga.

Marilah isi Ramadhan ini dengan membaca, mengkhatamkan dan memahami isi Al-Qur’an, karena selain mendapatkan pahala, juga akan mendapatkan kebaikan yang berlipat-lipat ganda. Karena, sebaik-baik manusia adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.

Penulis: Nur Zaytun Hasanah
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia

Kirim Artikel

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI