Kekurangan Lulusan Sarjana Teknik atau Kekurangan Lulusan Kompeten?

sarjana teknik
Foto: Pixabay.com

Ada yang menjadi pertanyaan mendasar bagi saya bahkan menjadi pertanyaan bagi kita semua para mahasiswa yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Salah satu menteri berkata, “Indonesia saat ini kekurangan tenaga kerja di bidang teknik”. Namun, pada dasarnya yang terjadi di bumi ibu pertiwi saat ini justru terbalik dan tidak sesuai apa yang terjadi pada saat ini. Entah perkataan itu hanyalah gurauan atau pun penyemangat bagi teman-teman mahasiswa khususnya yang berada di jurusan teknik agar dapat mencapai cita-citanya suatu saat.

Berdasarkan data kementerian Ristek Dikti yang dipaparkan dalam rapat kordinasi terkait hilirasi industry logam dan pengembangan sumber daya alam bersama lintas kementrian dan perguruan tinggi terkait, Pada tahun 2025 Indonesia diproyeksikan membutuhkan 276.298 lulusan sarjana teknik dan 458.876 luusan vokasi teknik bukan angka yang sedikit untuk menurunkan angka pengangguran di Indonesia khususnya di bidang teknik. Ketersediaan S1 diproyeksikan hanya berjumlah 27.721 orang dan D3 sebanyak 5.634 orang dengan demikian, akan ada kekurangan tenaga S1 teknik sebanyak 248.577 dan D3 teknik sebanyak 453.243 pada tahun 2025.

Dari data Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019 juga menunjukkan bahwa mayoritas tenaga kerja di Indonesia masih berpendidikan SD ke bawah dengan jumlah 52,4 juta orang. Berikutnya lulusan SMA dengan 23,1 juta orang, dan sarjana sebesar 12,61 juta orang dan diploma 1/2/3 dengan 3,6 juta orang.

Bacaan Lainnya
DONASI

Melihat data-data tersebut mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini pasti senang dan optimis karena kedepan banyaknya lapangan pekerjaan bagi lulusan teknik. Dari data yang ada, lulusan sarjana teknik di Indonesia baru sekitar 60 ribu orang per tahun. Jumlah ini sangat sedikit dari apa yang dibutuhkan kedepan. Namun, pada saat ini banyak lulusan sarjana teknik yang sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

Bahkan, banyak banyak fresh graduated lulusan teknik yang menganggur cukup lama untuk mendapatkan pekerjaan. Sungguh, ini sangat disayangkan dengan apa yang diharapkan kedepan. Namun ada penyebab kenapa lulusan teknik terutama fresh graduate sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya.

Lulusan yang berkompeten yaitu seseorang yang siap terjun pada dunia kerja dan mempunyai keahlian pada bidangnya yang biasanya disertai dengan sertifikasi kompetensi. Dengan berkompetensinya seorang lulusan dapat membawa kemudahan dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmunya. Namun saat ini sistem pendidikan kita bisa dikatakan belum secara maksimal mencetak lulusan yang berkompeten. Apalagi beberapa fasilitas-fasilitas seperti laboratorium dan workshop yang kurang memadai pada perguruan tinggi.

Kekurangan-kekurangan di atas jelas sangat merugikan mahasiswa yang nantinya akan mencari pekerjaan sesuai dengan ilmunya. Apalagi biaya pelatihan yang tidak murah jelas biaya pelatihan tersebut tidak semua dapat menjangkaunya. Selain itu persaingan antar tenaga kerja Indonesia dan tenaga kerja China dapat memperburuk kualitas lulusan di bidang teknik itu sendiri. Tenaga kerja China yang dinilai mudah beradaptasi dari segi teknologi dan etos kerja jelas ini sangat merugikan lulusan-lulusan teknik lainnya terutama lulusan fresh graduate

Tidak cuman itu dari pihak mahasiswa pun seharusnya dapat memanfaatkan waktunya semasa mengikuti perkuliahan dengan semaksimal mungkin, tidak hanya perkuliahan mahasiswa pun perlu mengikuti kegiatan-kegitan lainnya seperti berorganisasi, magang, mengikuti pelatihan, kunjungan industri, dan diskusi-diskusi antar mahasiswa karna dengan itu mahasiswa pun mendapat bekal untuk masa depan.

Mahasiswa dituntut untuk tidak berada pada zona nyaman apalagi di tengah perkembangan teknologi yang begitu cepat, mahasiswa jangan mau tergiur dengan hal-hal yang instan  yang dapat merusak pola pikir serta etos kerja mahasiswa itu sendiri. Supaya tercapainya lulusan yang berkompeten dan siap menghadapi era persaingan kedepan, apalagi Indonesia akan menghadap bonus demografi yang diprediksi pada tahun 2030-2040 jelas ini adalah kesempatan bagi kaum muda untuk memaksimalkannya secara baik.

Ramses Gunara Tandi Salu
Mahasiswa Prodi Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi

Baca juga:
Penanggulangan Pencemaran Tanah oleh Pestisida dengan Menggunakan Teknik Bioremediasi In-Situ
Pertanian Organik: Pajanan Pestisida Tidak Lagi Berbahaya?
Penularan Penyakit melalui Makanan (Foodborne Disease)

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI