KKN UNS Ajak Milenial Mengenal Sejarah Kampung di Solo

KKN
Gambar 1. (baris bawah) mahasiswa KKN; (tengah) dari kiri DPL, Nurhasan Hamidi; lurah Jayengan, Drs. Aris Herjito MM.; Mufti Raharjo; dan dua sesepuh Jayengan, Maisyaroh dan Kris; (atas) milenial Jayengan.

Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret Kelompok 68 di Kelurahan Jayengan, Serengan, Kota Surakarta mengadakan seminar diskusi tentang sejarah dan filosofi nama-nama kampung di Solo khususnya Kelurahan Jayengan, Sabtu (19/08/2023).

“Kampus mengusung tema KKN yaitu literasi digital dan literasi budaya, sehingga kami berinisiatif mengadakan sebuah acara yang berkaitan dengan tema tersebut. Terlebih terdapat permintaan dari pak lurah kepada KKN untuk membuat sesuatu kegiatan yang menjelaskan sejarah Jayengan,” kata Ketua Tim KKN Keluarahan Jayengan Mohamad Rizki Azhar (19/08).

Oleh karena itu, Rizki dan delapan anggota tim KKN mengadakan sebuah seminar dengan tema “Mengulik Sejarah Jayengan” dengan mengundang narasumber budayawan Solo sekaligus (purna) Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Surakarta, Drs. Mufti Rahardjo, M.M., dan mengajak sesepuh Jayengan serta pemuda/i setempat sebagai peserta.

Bacaan Lainnya
DONASI

Mufti menjelaskan sejarah dan filosofi dari nama-nama kampung di Kelurahan Jayengan serta sejarah Jayengan dan Surakarta itu sendiri.

Gambar  2. (kiri) Dinny, moderator dari KKN; (kanan) Mufti Rahardjo, budayawan Solo.

Menurut beliau, Jayengan merupakan salah satu kesatuan wilayah keraton yang mana setiap wilayah tersebut dibagi berdasarkan tugasnya di keraton. Jayengan sendiri merupakan wilayah yang masyarakatnya bertugas sebagai penjamu tamu keraton.  

“Adanya acara ini kami harap pemuda/i sebagai kaum milenial setempat tertarik untuk mengetahui sejarah dan filosofi kampung mereka sendiri dan mampu belajar dari sejarah tersebut.”

Milenial saat ini sebagai generasi penerus harus setidaknya tahu latar belakang nama kampung mereka. Pengetahuan sejarah dan filosofi tersebut seharusnya terjadi melalui proses sosialisasi dan pewarisan budaya dari generasi tua ke generasi muda, yaitu kaum milenial.

Sehingga melalui pengetahuan tersebut, kaum milenial dapat belajar dan mengembangkan potensi dari kampungnya sendiri.

Penulis: Mohamad Rizki Azhar (Kelompok 68 FKIP KKN UNS)
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI