Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Remaja Awal untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Remaja Awal untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Sumber: pixabay.com

Masa remaja adalah periode transisi dari masa anak-anak ke usia remaja, gejala pubertas dan kematangan seksual muncul selama periode ini.

Dibagi menjadi remaja awal (13-17 tahun) dan remaja akhir (17-21 tahun), remaja mulai menggali keinginan dan ciri-ciri ideal, membandingkan diri dengan orang lain, dan memecahkan masalah secara sistematis.

Pada remaja awal, gejala “negative phase” seperti keinginan menyendiri, kurang kemampuan untuk bekerja, kegelisahan, dan rasa kurang percaya diri muncul, dengan yang terutama menonjol adalah rasa kurang percaya diri.

Bacaan Lainnya
DONASI

Rasa percaya diri sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan individu, mencerminkan keyakinan dalam kemampuan diri dan memungkinkan individu tampil dengan keyakinan. Kurangnya kepercayaan diri, yang sering dialami remaja, dapat menimbulkan perasaan kecil, tidak berharga, dan takut melakukan kesalahan.

Perubahan fisik selama pubertas, terutama pada remaja putri awal, dapat mempengaruhi kepercayaan diri, dan peran keluarga dalam membantu remaja merasa aman dan diterima sangat penting.

Komunikasi antara orang tua dan remaja, terutama remaja putri awal, memiliki peran krusial dalam membantu mereka mengatasi perubahan fisik dan membangun rasa percaya diri.

Kurangnya komunikasi dapat menghambat pemahaman dan mengakibatkan kurangnya informasi yang diterima oleh remaja, sehingga perlu adanya keterbukaan dan rasa percaya diri dalam menghadapi permasalahan.

Rasa percaya diri merupakan kepemilikan pribadi yang sangat penting dan memberikan kontribusi terhadap kebahagiaan hidup seseorang. Seseorang yang kurang percaya diri berkembang menjadi pribadi yang tidak kreatif dan tidak produktif (Rini Jasin ta, 2002).

Rasa percaya diri merupakan sikap positif yang memungkinkan individu  mengembangkan evaluasi positif terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Percaya diri merupakan sikap positif individu yang memungkinkannya mengembangkan evaluasi positif terhadap dirinya atau lingkungan atau situasi yang dihadapinya (Ieokmono, 1983).

Faktor yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri pada Remaja:

Keadaan Fisik

Menurut (Suryabrata, 1984), orang merasa tidak nyaman karena merasa tubuhnya tidak sempurna atau kurang bernilai dibandingkan dengan tubuhnya sendiri.

Konsep Diri

Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Remaja Awal untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri
(Sumber: Penulis)

Konsep diri mencakup ide, pemikiran, keyakinan, dan sikap seseorang terhadap dirinya sendiri, yang memengaruhi hubungan dengan orang lain. Stuart dan Sundden (Suntrock, 1995) menyatakan bahwa konsep diri berpengaruh pada rasa percaya diri.

Harga Diri

Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Remaja Awal untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri
(Sumber: Penulis)

Harga diri memengaruhi rasa percaya diri. Orang dengan harga diri tinggi, seperti yang disebut oleh Cohen (Azwal, 1989), cenderung lebih percaya diri. Maslow (Andayani & Afiati, 1996) juga menyatakan bahwa harga diri yang tinggi memungkinkan pengembangan potensi dan kesadaran akan hal ini meningkatkan rasa percaya diri.

Sebaliknya, harga diri rendah dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam berinteraksi sosial, kehilangan rasa percaya diri, dan menghindari kontak serta mengutarakan pendapat. (Hakim, 2002).

Tingkat Pendidikan

Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Remaja Awal untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri
(Sumber: Penulis)

Tingkat Pendidikan sangat memengaruhi kepercayaan diri melalui pengetahuan pribadi, pengenalan diri, dan kriteria keberhasilan. (Monk, 2002) Kepercayaan diri juga merupakan keyakinan pada diri sendiri untuk merasa nyaman, yakin, dan mampu mencapai tujuan tanpa merasa minder ketika dibandingkan dengan orang lain. Ini melibatkan kemampuan bertindak dengan percaya diri, kesadaran terhadap kegagalan, dan keterampilan dalam mengatasi ketakutan akan pandangan orang lain.

Pengaruh Kedekatan Orang Tua Dengan Anak

Djalaluddin (1996) merinci beberapa aspek komunikasi yang efektif, termasuk pemahaman, kegembiraan, pengaruh pada sikap, hubungan sosial yang baik, dan tindakan.

Kelima aspek ini dianggap dapat menciptakan perubahan perilaku pada remaja, terutama ketika menerima informasi dari ibunya sebagai komunikator. Perubahan perilaku tersebut sangat bergantung pada pembentukan sikap remaja.

Untuk mencapai perubahan perilaku pada remaja, ibu perlu menggunakan berbagai pendekatan agar komunikasi menjadi lebih erat dengan remaja.

Monks (1994) menekankan bahwa kualitas hubungan antara orang tua dan remaja memiliki peran penting. Komunikasi antara orang tua dan anak selama masa remaja dapat menciptakan kedekatan, terutama antara ibu dan anak. Komunikasi ini melibatkan pembahasan masalah sehari-hari dengan ibu, sementara komunikasi dengan ayah melibatkan persaingan remaja dalam masyarakat.

Oleh karena itu, komunikasi  antara orang tua dan remaja sangatlah penting dalam menjaga keharmonisan kehidupan keluarga sehubungan dengan berbagai hal yang dapat mempengaruhi kemampuan adaptasi sosial remaja putri di kemudian hari, hal ini didasari oleh rasa aman dan bahagia yang terjadi pada remaja putri.

Kesimpulannya, rasa percaya diri memiliki peran krusial dalam pertumbuhan dan perkembangan individu. Ini mencakup keyakinan dalam kemampuan diri untuk merespons segala sesuatu dengan baik.

Rasa percaya diri juga mencerminkan keyakinan bahwa individu berada dalam keadaan baik, memungkinkan mereka tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan.

Secara terminologis, komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan dari seseorang kepada orang lain, melibatkan hubungan interpersonal di mana pesan atau informasi disampaikan.

Kesimpulan dari definisi-definisi di atas adalah bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pernyataan oleh seseorang kepada orang lain, dengan tujuan tertentu untuk memberi informasi atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik melalui komunikasi lisan maupun tidak langsung melalui media.

 

Penulis: Ratu Keysha Syadza Marzuki
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Pembangunan Jaya

 

Editor: I. Chairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI