Literasi Keuangan sebagai Solusi Judi Online Mahasiswa

Kemudahan akses internet bisa menjadi bumerang bagi masyarakat luas yang pada akhirnya dapat merugikan finansial pribadi. Sarana media sosial, situs internet, serta berbagai aplikasi yang tersedia tak luput dari unsur perjudian yang kerap atau tak sengaja muncul sebagai iklan.

Segala transaksi keuangan yang dulu harus dilakukan dengan bertemu langsung secara fisik, saat ini dapat dilakukan secara virtual di manapun termasuk judi. Tak sedikit mahasiswa menggunakan judi online sebagai salah satu cara mendapatkan uang secara instan sehingga menjadi kebiasaan adiktif.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Informasi dan Digital 21 November 2024, menyatakan sebanyak 960.000 orang dari kalangan mahasiswa terlibat judi online.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan institusi pendidikan bersama pemerintah yaitu menyelenggarakan program-program edukasi mengenai risiko praktik judi serta alternatif lain untuk mendapatkan uang secara halal di zaman sekarang. Literasi keuangan sebagai solusi darurat yang harus diberikan kepada mahasiswa Indonesia untuk memberantas judi online.

Literasi keuangan merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang mendasari sikap dan perilaku individu dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan finansial masyarakat.

Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indeks Literasi Keuangan generasi muda di rentang kelompok pelajar/ mahasiswa mencapai 56,42%. Hal ini menandakan masih ada sebagian pelajar/ mahasiswa yang menggunakan jasa layanan keuangan tanpa mengetahui atau menyadari detail, manfaat, bahkan risiko produk keuangan yang digunakan.

Baca Juga: Judi Online: Bukti Gagalnya Pranata Sosial

Di era serba modern sekarang, pengelolaan keuangan pribadi adalah salah satu keterampilan dasar yang esensial bagi setiap orang terlepas usia untuk menghadapi tantangan ekonomi masa depan. Terlebih mahasiswa mengalami transisi menjadi manusia dewasa yang harus  bertanggung jawab atas keuangannya secara mandiri.

Kebolehan mahasiswa dalam mengatur keuangan pribadi dan memahami instrumen keuangan tak hanya akan berdampak pada kesejahteraan mereka, tetapi juga akan mempengaruhi ekonomi nasional di masa mendatang. 

Tak sedikit dan tak jarang ditemukan oknum-oknum yang memanfaatkan ketidaktahuan mahasiswa dalam keuangan untuk meraup keuntungan pribadi melalui ajakan investasi bodong, pinjaman online, serta bermain judi online.

Mahasiswa yang antusias mencoba hal baru dan naif/rawan tertipu dapat menjadikan transaksi ilegal semacam itu sebagai hobi atau bahkan kebiasaan yang berlanjut secara terus-menerus.

Literasi keuangan bagi mahasiswa bukan hanya tentang menabung atau mengelola utang, tetapi juga mencakup perencanaan anggaran serta produk-produk keuangan seperti asuransi, pinjaman, dan investasi.

Literasi keuangan yang baik memungkinkan mahasiswa untuk mengelola pengeluaran dan pendapatan dengan lebih efektif serta lebih bijak dalam memprioritaskan kebutuhan. Terutama mahasiswa anak rantau yang juga perlu mengatur dana untuk tujuan jangka pendek dan jangka panjang.

Baca Juga: Pengaruh Judi Online dalam Menjaga Keutuhan Keluarga

Tanpa mengetahui cara mengelola utang dengan cermat, siapapun bisa terjerumus ke dalam perangkap suku bunga  tinggi dan kesulitan melunasi utangnya. Hal ini perlu menjadi perhatian mahasiswa yang sering mengutamakan gaya hidup konsumtif dengan mengambil keputusan keuangan yang impulsif.

Literasi keuangan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup manusia secara keseluruhan. Literasi keuangan tak lain mengacu pada wawasan atau pemahaman prinsip-prinsip dan produk finansial beserta penerapannya dalam manajemen keuangan.

Dengan pandangan keuangan yang pandai, seseorang dapat menciptakan keseimbangan hidup dan masa depan yang terjamin.

Sebagai contoh, pendidikan keuangan yang memadai dapat membantu individu dalam membagi dan mengumpulkan dana darurat untuk menyiapkan diri menghadapi situasi keuangan yang tidak terduga seperti penyakit ataupun kesulitan ekonomi keluarga.

Pengetahuan finansial secara positif berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi pribadi.  Melalui layanan dan produk keuangan yang tepat, mahasiswa bisa mengakomodasi kebutuhan dengan efisien sehingga meminimalisir terjerumus oleh tawaran kemenangan cepat yang menjebak.

Zaman yang berubah menyebabkan mahasiswa harus lebih aktif belajar berpikir obyektif dan rasional. Digitalisasi ekonomi menjadi tantangan bagi mahasiswa yang tidak hanya harus cerdas secara akademik, tetapi juga harus cerdas secara finansial supaya mampu beradaptasi dengan perkembangan ekonomi global di waktu yang akan datang.

Baca Juga: Melihat Paradigma Definisi Sosial pada Adaptasi Perilaku Judi Online dalam Masyarakat

Penanganan judi online membutuhkan kerjasama antar pihak dalam menerapkan tindakan preventif dan intervensi yang serius. Kolaborasi sinergis antara pemerintah, lembaga keuangan, dan organisasi masyarakat diperlukan demi menghasilkan program-program edukasi keuangan publik yang lebih luas dan terjangkau.

Penyuluhan ini bisa dilaksanakan dengan memanfaatkan beragam sarana media sosial melalui konten-konten menarik, serta mengadakan seminar, sosialisasi, dan workshop untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya literasi keuangan.

Kegiatan edukasi keuangan dapat diselenggarakan di berbagai wilayah kepada semua orang tanpa batas umur, salah satunya dapat dimulai dari tingkat universitas.

Upaya literasi keuangan kepada kalangan mahasiswa akan membangun karakter strategis dan bijaksana secara finansial yang memainkan peran krusial dalam perang melawan judi online.

Penulis: Vinnie
Mahasiswa Hukum Universitas Katolik Parahyangan

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News