Dalam sebuah kehidupan kita pasti dihadapi dengan suatu masalah sehingga kita harus mengambil sebuah keputusan agar masalah dapat teratasi. Dalam pengambilan keputusan juga harus baik dan tepat agar masalah yang diatasi pun teratasi dengan baik dan benar.
Apa Itu Pengambilan Keputusan?
Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan menentukan jalan keluar atau alternatif untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Terdapat 2 jenis Pengambilan keputusan yaitu :
- Keputusan yang terprogram (programmed decision), adalah sebuah keputusan yang diambil untuk masalah yang berulang-ulang dan rutin. Dalam situasi ini untuk mengatasinya biasanya dengan memberikan aturan, kebijakan, dan prosedur rutin atau SOP.
- Keputusan yang tidak terprogram (non-programmed decisions), adalah keputusan yang diambil untuk masalah yang sifatnya baru pertama kali muncul dan kompleks. Dalam situasi ini biasanya diperlukan penanganan khusus dan diatasi oleh manajer tingkat atas (Top Manager).
Dalam mengambil keputusan yang efektif dan efisien itu tidak boleh terlalu cepat atau tergesa-gesa untuk mengambil keputusan, karena jika cepat tapi tidak tepat, bisa saja terjadi hasil yang tidak diinginkan. Apalagi mengatasi masalah yang terjadi dalam suatu organisasi manajemen di sebuah perusahaan.
Tahap-Tahap Pengambilan keputusan
Karena untuk menjadi manajer itu tidak mudah dalam mengambil keputusan, maka James L. Gibson, dkk. Mengemukakan proses pengambilan keputusan yang terdiri dari 6 tahapan. Tahapan pengambilan keputusan ini bisa menjadi salah satu cara agar pengambilan keputusan menjadi efektif dan efisien.
Tahap I. Mengidentifikasi dan Definisi Masalah
Tahap ini dilakukan dengan mencari tahu masalah yang ada dengan mengumpulkan informasi, memperhatikan proses informasi yang ada, dan mempertimbangkan dengan baik agar dapat mengukur seberapa besar kesulitan permasalahan yang dihadapi oleh sebuah organisasi dan manajemen.
Tahap II. Mengembangkan Alternatif
Setelah Manajer mengetahui dan sudah teridentifikasi masalah yang sedang dihadapi maka manajer terlebih dahulu mengembangkan alternatif dengan baik dan benar sebelum mengambil keputusan. Untuk keputusan yang rutin atau yang terprogram, pengembangan alternatif pemecahan merupakan masalah yang mudah. Tetapi, untuk keputusan yang tidak terprogram, pengembangan alternatif, tidaklah mudah.
Tahap III. Evaluasi Alternatif Pemecahan
Setelah tahap pengembangan alternatif, maka manajer harus mengevaluasi alternatif tersebut dan dibandingkan. Hal ini dilakukan dengan mengevaluasi agar nantinya dapat memilih alternatif berdasarkan tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan mana yang akan memberikan hasil yang paling menguntungkan dan yang paling kecil kerugiannya. Dalam mengevaluasi alternatif ini juga memiliki beberapa situasi atau kondisi yaitu kondisi kepastian, kondisi berisiko, dan kondisi ketidakpastian.
Tahap IV. Memilih Alternatif.
Setelah alternatif di evaluasi dan dibandingkan, selanjutnya adalah memilih alternatif. Tujuan pemilihan alternatif adalah memecahkan masalah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Ini berarti bahwa suatu keputusan itu sendiri bukan merupakan tujuan akhir, tetapi hanya suatu cara untuk mencapai tujuan.
Tahap V. Implementasi Keputusan
Setelah memilih alternatif maka manajer melakukan implementasi keputusan yaitu dengan menyampaikan keputusan yang sudah dipilih kepada orang-orang yang tekait dan mendapatkan komitmen mereka pada keputusan tersebut. Oleh karena itu, yang dilakukan manajer tidak hanya terbatas pada keterampilan memilih pemecahan masalah yang baik, tetapi juga mencakup pengetahuan dan keterampilan yang perlu untuk melaksanakan pemecahan masalah tersebut, dan menjadi sebuah perilaku dalam bernegosiasi.
Tahap IV. Penilaian dan Pengendalian
Dalam tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan keputusan yang diambil tepat mengenai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Jika ternyata tujuan tidak tercapai, manajer dapat melakukan respons dengan cepat, misalnya mengubah keputusan atau memilih keputusan terbaik kedua, menggantikan keputusan yang mandeg tersebut. Manajer dapat juga kembali ke langkah awal, yaitu kembali mendefinisikan masalah, dan seterusnya. Sistem pengendalian dan evaluasi perlu untuk menjamin bahwa keluaran nyata adalah konsisten dengan keluaran yang direncanakan pada waktu keputusan tersebut diambil.
Arista Nurbari
Mahasiswa Universitas Pamulang
Dosen Pembimbing: RIFKHAN S.Pt., MM
Editor: Diana Pratiwi