Mahasiswa Hedonis Akibat Transaksi Praktis

Life
Ilustrasi: istockphoto

Kemajuan teknologi di zaman modern saat ini membawa banyak perubahan dan dampak di berbagai sektor. Hadirnya internet sebagai salah satu produk globalisasi tampaknya berhasil mengubah gaya hidup manusia.

Banyak sekali kegiatan yang sekarang bisa dilakukan dengan instan setelah hadirnya internet, terlebih pasca pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia mengakibatkan tak sedikitnya masyarakat yang tidak bisa lepas dari penggunaan internet.

Hadirnya internet juga turut membawa perubahan dalam sistem transaksi jual-beli. Transaksi secara konvensional dinilai tak lagi efisien, sehingga masyarakat sekarang cenderung lebih gemar berbelanja secara online.

Bacaan Lainnya
DONASI

Tak kenal profesi, baik para pekerja, siswa maupun mahasiswa juga merasakan betapa mudahnya berbelanja berbasis online. Hanya dengan menggunakan smartphone yang dimiliki, seseorang bisa mengakses banyak pilihan produk yang tersedia untuk dibeli.

Namun, tak jarang juga, mahasiswa yang sering dianggap sebagai agen perubahan justru terlarut dalam kenyamanan berbelanja online yang pada akhirnya menimbulkan sifat hedonis bagi mereka.

Banyaknya fitur dan promo menarik yang disediakan e-commerce untuk para mahasiswa yang hendak berbelanja secara online, terlepas apakah produk tersebut dibutuhkan atau tidak. Adanya flash sale yang umumnya diadakan oleh e-commerce untuk mempromosikan suatu produk.

Hal ini tentu menjadi daya tarik bagi anak muda yang salah satunya mahasiswa yang gemar berburu untuk membeli suatu produk menarik dengan harga murah dengan sistem “siapa yang cepat ia yang dapat” meski pada akhirnya barang yang berhasil di-checkout belum tentu benar-benar digunakan.

Selain adanya flash sale sebagai salah satu daya tarik, e-commerce juga sering mengadakan event pada setiap tanggal kembar di setiap bulannya. Seperti 12.12, 7.7, dan setiap angka dan bulan yang sama.

Promo yang dihadirkan juga bervariasi, misalnya pada bulan Juni lebih berfokus pada produk elektronik, lalu bulan Juli promo lebih difokuskan pada produk di bidang kecantikan dan kosmetik, dan sebagainya.

Hal ini kembali menjadi daya tarik lebih bagi para mahasiswa karena mereka akan menganggap barang yang dibeli itu murah dengan hadirnya gratis ongkir dan cashback yang diberikan e-commerce kepada para konsumen.

Tidak sedikitnya masiswa yang turut meramaikan euforia belanja online di tanggal kembar ini dan mengakibatkan sikap boros dan kurang terampil dalam manajemen keuangan pribadi.

Kegiatan belanja online yang awalnya dianggap efesien waktu dan lebih hemat karena tidak harus mengeluarkan ongkos lebih untuk berbelanja, namun justru bisa menjadi bumerang bagi mahasiswa itu sendiri.

Kehadiran internet sebagai pendamping kehidupan manusia tentu membawa dampak yang baik dan juga buruk.

Maka dari itu, mahasiswa yang dianggap mampu berpikir kritis dan dapat menjadi agen perubahan hendaknya dapat mengontrol diri untuk tidak bersikap hedonis terhadap kemudahan dalam berbelanja online agar dampak positif dari internet khususnya di bidang transaksi jual-beli dapat dirasakan secara maksimal.

Penulis: Ihsan Nugroho (0603201115) Kelompok 6
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI