Mahasiswa KKN UNTAG Bangkitkan UMKM dari Keterbatasan Digital

Bangkitkan UMKM dari Keterbatasan Digital.
Mahasiswa KKN UNTAG Bangkitkan UMKM dari Keterbatasan Digital.

Desa Segunung di Mojokerto mungkin terdengar biasa. Namun siapa sangka, dari desa inilah muncul cerita yang menarik tentang bagaimana sebuah teknologi digital mulai merambah ke usaha-usaha kecil milik warga.

Bukan hanya karena tren semata, melainkan karena kebutuhan untuk bertahan, berkembang, dan berdaya di tengah gempuran zaman yang terus berubah.

Kami mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, datang bukan dengan janji-janji besar, tapi dengan satu tekad yaitu, membangun jembatan antara tradisi dan inovasi. Sasaran kami adalah pelaku usaha tanaman hias lokal bernama Wahana Buah dan Bunga.

Usaha ini sudah berjalan bertahun-tahun, namun masih bergantung pada penjualan konvensional. Padahal, pasar tanaman hias kini tak lagi terbatas pada kios-kios pinggir jalan. Ia sudah merambah ke layar ponsel, e-commerce, hingga kolom trending di media sosial.

Bacaan Lainnya

Digitalisasi Bukan Sekadar Upload Produk

Banyak yang mengira “go digital” hanya sebatas mengunggah foto di e-commerce semata. Nyatanya tidak sesederhana itu, para pelaku UMKM perlu dibekali pengetahuan dasar seperti cara menulis deskripsi produk yang menarik, cara membuat konten visual yang menjual, hingga berbagai macam strategi yang dapat membangun kepercayaan pembeli secara daring.

Di sinilah peran kami diuji. Kami mulai dari nol, memberikan pendampingan bagaimana cara mengambil gambar tanaman dengan pencahayaan yang tepat, merekam video edukatif tentang cara merawat tanaman, hingga membantu dalam pembuatan akun e-commerce.

Bahkan kami mengajarkan bagaimana cara mencatat transaksi penjualan dengan aplikasi keuangan sederhana. Memang bukan pekerjaan yang instan, tapi kami percaya perubahan besar selalu dimulai melalui hal-hal kecil yang dikerjakan dengan konsisten.

Teknologi Harus Membumi, Bukan Membingungkan

Dalam proses pendampingan, kami menyadari bahwa teknologi kadang terasa asing bagi Sebagian pelaku usaha desa. Mereka akrab dengan cangkul, budak dengan aplikasi. Mereka terbiasa melayani pembeli secara langsung, bukan membalas chat pelanggan di tengah malam.

Maka kami tak hanya hadir sebagai mentor, tapi juga sebagai teman belajar. Kami pakai bahasa yang mudah untuk mereka pahami. Kami ajak praktik secara langsung, bukan sekadar duduk mendengarkan materi. Kami sadar, teknologi hanya akan bermanfaat jika mampu membumi, bukan justru membingungkan.

Mahasiswa dan UMKM: Kolaborasi yang Saling Menguatkan

Bagi kami seorang mahasiswa, program ini adalah sebuah ruang belajar yang nyata. Kami belajar menyampaikan ide, menyesuaikan diri, bahkan menghadapi tantangan lapangan yang tak diajari di dalam kelas.

Bagi UMKM, ini adalah sebuah kesempatan untuk mengenal lebih luas dunia yang baru, dunia digital yang sebelumnya tampak rumit dan jauh.

Kolaborasi ini saling menguatkan. Mahasiswa membawa semangat dan pengetahuan. UMKM membawa pengalamannya dan kearifan lokalnya. Maka hasilnya, akan menciptakan sebuah sinergi yang bukan hanya memberi dampak ekonomi, tapi juga menumbuhkan rasa percaya diri.

Baca Juga: Dinoyo Bersinergi! Mahasiswa KKN Untag Surabaya Suarakan Kemudahan Legalitas Usaha

Desa Juga Bisa Modern

Sudah saatnya kita berhenti memandang desa sebagai entitas yang selalu tertinggal. Dengan dukungan yang tepat dan pendekatan yang manusiawi, desa bisa menjadi pusat inovasi berbasis lokalitas.

Usaha tanaman hias di Desa Segunung adalah bukti nyata bahwa modernitas tidak harus menghapus tradisi. Justru sebaliknya, teknologi bisa menjadi alat untuk melestarikan sekaligus mengembangkan potensi desa.

Jika satu desa saja bisa, maka desa-desa lain pun pasti bisa. Dan jika satu usaha kecil mampu tumbuh lewat sentuhan digital, maka ribuan UMKM di seluruh Indonesia bisa turut naik kelas. Karena di balik tanaman-tanaman kecil yang kami bantu pasarkan itu, kami percaya ada mimpi besar yang sedang tumbuh.

Penulis:
1. Irma Febriyanti
2. ⁠M. Ilham Zulianto
3. ⁠Annisa Nur Rochmah
4. Berliana Adina Rahmawati
5. Fatwa Galang Prasetyo
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

 

 

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses