Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum ditemukan pada wanita dan merupakan penyebab kematian akibat kanker pada wanita di seluruh dunia. Sekitar 5%-10% pasien kanker payudara yang baru didiagnosis mengalami metastasis saat diagnosis (Menon et al., 2024).
Kanker payudara berkembang karena adanya kerusakan DNA dan mutasi genetik yang dipengaruhi oleh paparan estrogen. Selain itu pewarisan dari defek DNA atau gen pro-kanker seperti BRCA1 dan BRCA2 juga menjadi faktor penyebab berkembangnya kanker payudara (Menon et al., 2024).
Kanker payudara yang sudah bermetastase dan membesar pada stadium lanjut akan menimbulkan rasa nyeri. Nyeri berasal dari berbagai bagian tubuh ataupun dampak dari terapi dan prosedur yang dilakukan termasuk operasi kemoterapi dan radioterapi. Nyeri yang dialami oleh penderita kanker payudara diakibatkan oleh pengaruh terhadap organ yang terdampak dan pengaruh langsung terhadap jaringan lunak yang terkena (Nur Fadilah & Astuti, 2018).
Nyeri pada penderita kanker biasanya disebabkan oleh beberapa kondisi seperti adanya tumor, pasien yang sedang menjalani terapi antikanker (bedah, radioterapi, kemoterapi), kondisi nyeri yang tidak langsung terkait dengan kanker dan terapinya (infeksi, ketidakseimbangan metabolik), kondisi nyeri yang tidak terakit dengan kanker dan terapinya (migraine, nyeri diabetik neuropati) (Mahmud et al., 2023).
Baca Juga:Â 5 Cara Sleep Hygiene untuk Kurangi Kelelahan dan Meningkatkan Kualitas Tidur Pasien Kanker
Nyeri pada pasien kanker stadium lanjut dapat timbul dengan lebih signifikan dan dapat menggangu kualiats hidup pasien. Perawatan paliatif memiliki peran yang sangat penting dalam pemberian manajemen gejala nyeri kanker dalam upaya peningkatan kualitas perawatan yang diberikan efektif.
Perawatan paliatif dalam penanganan nyeri kanker dapat dimulai dengan mempercayai pasien terhadap nyeri yang dilaporkan karena persepsi nyeri bersifat subjektif dan hanya pasien yang memahami intensitas nyeri yang dirasakan. Selanjutnya perawat menilai nyeri (intensitas, lokasi, dan karakteristik), mengidentifikasi akar masalah, merumuskan rencana keperawatan, memberikan obat, mengevaluasi efektivitas intervensi nyeri yang telah diberikan, dan memastikan pengendalian nyeri yang baik (Widyawati, 2024).
Manajemen nyeri pada pasien dengan kanker payudara meliputi terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Terapi farmakologis yang dapat diberikan pada pasien dengan kanker payudara berupa obat-obatan analgesik seperti Non-narkotik dan Anti inflamasi non-steroid (NSAID), dapat digunakan pada pasien dengan nyeri ringan hinga sedang.
Kedua yaitu Analgesik narkotik atau opioid, digunakan pada pasien dengan nyeri sedang hingga berat. Obat golongan ini memiliki efek samping seperti depresi pernapasan, efek sedasi, konstipasi, mual dan muntah. Obat tambahan atau adjuvan, obat ini dapat meningkatkan kontrol nyeri dan menghilangkan gejala penyertanya (Mahmud et al., 2023).
Sementara itu terapi non farmakologis pada pasien dengan kanker payudara meliputi terapi akupuntur yang berguna untuk mengurangi nyeri dengan cara merangsang titik-titik tertentu pada tubuh, yang dapat meningkatkan aliran energi dan mengurangi ketegangan.
TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulator), terapi ini menggunakan arus listrik untuk merangsang saraf di bawah kulit, yang dapat membantu mengurangi rasa sakit. Ketiga yaitu modalitas kognitif (relaksasi, distraksi, dan latihan imajinasi) (Mahmud et al., 2023). Selain itu terapi berupa hand massage juga efektif dalam mengurangi rasa nyeri pada pasien dengan kanker payudara (Nur Fadilah & Astuti, 2018).
Manajemen nyeri yang menyeluruh dan berfokus pada kebutuhan pasien sangat penting untuk mendukung kenyamanan dan kualitas hidup pasien dengan kanker payudara stadium lanjut.
Perawatan paliatif dengan cara mengkombinasikan terapi farmakologis dan terapi non-farmakologis yang tepat dapat membantu mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien. Upaya ini tidak hanya berperan dalam pengendalian gejala tetapi juga memberikan pasien kesempatan untuk menghadapi perjalanan pengobatan yang lebih optimis dan bermakna.
Penulis: Niken Ayu Arthafany
Mahasiswa Jurusan Keperawatan, Universitas Jember
Referensi
Mahmud, Sudadi, & Ristianto, M. B. (2023). Manajemen Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara Stadium Paliatif dengan Cancer Pain. Jurnal Komplikasi Anestesi, 10(2), 24–32. https://doi.org/10.22146/jka.v10i2.8302
Menon, G., Alkabban, F. M., & Ferguson, T. (2024). Breast Cancer.
Nur Fadilah, P., & Astuti, P. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Hand Massage terhadap Nyeri pada Pasien Kanker Payudara di Yayasan Kanker Indonesia Surabaya. Journal of Health Sciences, 9(2), 221–226. https://doi.org/10.33086/jhs.v9i2.171
Widyawati. (2024). Analisa Peran Perawat dalam Manajemen Nyeri pada Penderita Kanker di Rumah Sakit Tentara Tingkat Iii Dr. Reksodiwiryo Padang. 5(2).
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News