Kisah keluarga kerajaan nusantara dapat dibaca dalam manuskrip Bilangan Tanah Jawa, sebuah manuskrip yang ditulis menggunakan bahasa Melayu dengan huruf Arab.
Selama ratusan tahun, cendekiawan nusantara menuliskan pendapat, ilmu, dan karya sastra mereka di dalam manuskrip (Ramala, 2020). Manuskrip adalah suatu dokumen tulisan tangan yang belum pernah dicetak atau dijadikan buku (Razak, 2014).
Salah satu fungsi manuskrip adalah melestarikan ilmu pengetahuan dan karya sastra agar dapat dipelajari oleh generasi berikutnya.
Manuskrip berjudul “Bilangan Tanah Jawa” yang dituliskan dalam aksara Jawi atau Arab-Melayu ini merupakan salah satu koleksi manuskrip Bibliothèque Nationale de France atau Perpustakaan Nasional Prancis yang sudah mengalami digitalisasi dan dapat diakses melalui tautan https://gallica.bnf.fr/ark:/12148/btv1b10088870t/f1.planchecontact.r=malayo.
Naskah ini terdaftar dengan kode Malayo-polynésien 44 pada online repository Gallica. Manuskrip hasil karya Ju’ayn Abdurrahman ini ditulis pada tahun 1813 M di Kampung Pisuran dengan media tulis berupa kertas Eropa.
Berdasarkan watermark yang ada pada kertas, yaitu watermark bergambar burung elang hinggap dengan mahkota di kepalanya, diperoleh informasi bahwa kertas yang digunakan untuk menulis manuskrip ini diproduksi pada tahun 1804 M di negara Perancis.
Naskah ini menggunakan aksara Jawi sehingga ditulis dari kanan ke kiri. Panjang manuskrip ini mencapai 250 halaman, 245 halaman terisi, dan 5 halaman kosong. Setiap halaman terdiri atas 13 baris kalimat yang sebagian besar ditulis menggunakan tinta berwarna hitam dan sebagian kecil ditulis menggunakan tinta merah.
Di setiap lembar atau setiap dua halaman, terdapat nomor halaman di bagian pojok kiri atas dengan angka Arab. Selain itu, terdapat iluminasi atau hiasan berbentuk bingkai yang diisi dengan gambar tanaman rambat disertai dedaunan pada bagian awal dan akhir naskah. Naskah ini dijilid menggunakan sampul keras polos berwarna hitam dengan judul naskah di tengah sampul.
Secara umum, naskah ini dalam kondisi baik, kertasnya masih utuh tanpa ada bagian yang robek atau hilang, kondisi jilidan masih baik, tinta masih terbaca dengan jelas, dan isi naskah masih lengkap atau kamil.
Transliterasi Teks:
Bahwa ini:lah bi:la:ngan ta:nah ja:wah daripada permula:ʻan-nya da:tang kepada kesuda:han-nya daripada sebab bebal da:n hi:na faqi:r yang ḍaˋi:f i:ni du:duq da:lam masgulnya kepada duwa li:ku:r ha:ri: bu:lan syaˋba:n dan kepada ta:hun ali:f dan kepada ha:ri: aḥad faqi:r i:ni ketu:ru:tan hal i:tu daripada tuwan ki:ta yang maha: tinggi: maka menja:di: ha:ti faqi:r i:ni terla:lu: amat tera:ng daripada akan mema:tut dia menga:rang segala bica:ra di da:lam ta:nah ja:wah i:ni maka menja:di: bersa:linlah na:ma faqi:r yang hi:na dengan na:ma pu:jangga: seru:pa de:wa:h i:tu da:patlah…
Transkripsi Teks:
Bahwa inilah Bilangan Tanah Jawa, daripada permulaannya datang kepada kesudahannya daripada sebab bebal dan hina. Fakir yang dho’if ini duduk dalam masygul-nya kepada dua likur hari bulan Syaˋban dan kepada tahun alif dan kepada hari ahad. Fakir ini keturutan hal itu daripada tuan kita yang Maha Tinggi, maka menjadi hati fakir ini terlalu amat terang daripada akan mematut, dia mengarang segala bicara di dalam tanah Jawa ini. Maka menjadi bersalinlah nama fakir yang hina dengan nama pujangga serupa dewa itu. Dapatlah…
Transliterasi Teks:
“…Allah disu:ruh ba:wa o:leh kompeni: mayat tuwan pange:ra:n Purba:ya i:tu ke Kartasu:rah kemudiyan maka di ta:nam o:leh susu:nan akan mayat pange:ra:n Purba:ya i:tu di Gresyiq di Kartasu:rah demikiyan ḥa:lnya sampay seka:rang i:ni ada:nya ada:pu:n yang empu:nya ḥika:yat i:ni tuwan du:qtu:r nama:nya da:n yang menu:li:s i:ni ḥika:yat ju:ru tu:li:s Jaˋi:n ˋAbdurraḥman tuwa:n sudah tewa mala:yu: di kampung Pesu:ra:n tamat disu:rat pada 22 ha:ri: bu:lan Agutu:sy ta:hun 1813 1228.”
Transkripsi Teks:
“…Allah, disuruh bawa oleh kompeni mayat tuan pangeran Purbaya itu ke Kartasura. Kemudian maka ditanam oleh Susuhunan akan mayat pangeran Purbaya itu di Gresik di Kartasura. Demikian halnya sampai sekarang ini adanya. Adapun yang empunya hikayat ini tuan Doktor namanya dan yang menulis ini hikayat juru tulis Juˋain ˋAbdurrahman tuan sudah kira Malayu di Kampung Pisuran, tamat disurat pada 22 hari bulan Agutus tahun 1813 1228.”
Sesuai dengan judulnya, manuskrip ini menceritakan tentang peristiwa-peristiwa sejarah penting di Tanah Jawa. Ju’ayn menceritakan nama-nama daerah Tanah Jawa, nama-nama keluarga kerajaannya, nama-nama penguasanya, dan kondisi serta situasinya pada saat itu. Ia juga menceritakan berbagai konflik yang terjadi, seperti peperangan dan pembunuhan.
Ju’ayn mendeskripsikan wilayah-wilayah Tanah Jawa menggunakan analogi tubuh manusia. Wilayah Blambangan dianalogikan sebagai bagian kepala Tanah Jawa, wilayah Dema dan Lowabang sebagai kedua telinganya, wilayah Winongan dan Bangir sebagai kedua matanya, wilayah Pasuruhan sebagai hidungnya, wilayah Surabaya sebagai lehernya, wilayah Pamekasan dan Tanjung sebagai kedua tangannya, wilayah Gresik, Sedayu, Tuban, dan Rembang sebagai dadanya, dan wilayah Jepara sebagai perutnya.
Salah satu kisah raja Tanah Jawa yang diceritakan dalam manuskrip ini adalah kisah berdarah Tawang Alun, seorang raja Blambangan. Ketika putri Blambangan melahirkan, Tawang Alun memerintahkan dipatinya untuk membuat suatu peti yang dihiasi perhiasan.
Ia lalu menaruh bayi yang baru lahir tersebut di dalam peti. Kemudian, ia beserta para menterinya membawa peti tersebut ke tepi laut. Sesampainya di sana, peti tersebut dihanyutkan olehnya seraya ia berkata, “Hai jabang bayi, anak orang yang celaka, baik-baik engkau berjalan.” Tak sampai situ saja, ia juga memerintahkan eksekusi putri Blambangan.
Selain kisah berdarah tadi, manuskrip ini juga menceritakan tentang Mas Ibrahim yang melarikan diri dari Belanda, kematian pangeran Purbaya dari Kartasura, dan masih banyak lagi.
Dengan membaca manuskrip ini, kita dapat memperoleh pengetahuan historis terkait peristiwa-peristiwa penting di Jawa pada abad ke-19. Diharapkan informasi ini dapat berguna bagi para pembaca, baik untuk pengetahuan umum maupun penelitian ilmiah.
Penulis:
1. Radya Cantika Suhardiman Putri
2. Dr. Iin Suryaningsih, M.A
Mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Arab Universitas Al Azhar Indonesia
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Daftar Pustaka
Ramala, D. E. (2020) ‘Aksara Jawi: Warisan Budaya dan Bahasa Alam Melayu dalam Tinjauan Sosiolinguistik’, Jurnal Islamika, 3(2), pp. 1–13. doi: 10.37859/jsi.v3i2.2000.
Razak, M. (2014) ‘Studi Tentang Pelestarian Manuskrip Nusantara di Perpustakaan Nasional RI’, Prajnaparamita: Jurnal Museum Nasional, 2, pp. 135–149.