Pendidikan adalah hak fundamental setiap individu dan seharusnya dirancang untuk membantu mereka mengembangkan potensi maksimal sebagai manusia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan untuk mengeksplorasi masalah-masalah yang dihadapi pendidikan Islam, terutama dalam konteks berbagai persoalan bangsa yang secara tidak seimbang mempengaruhi generasi muda saat ini.
Hal ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada krisis multidimensi, tantangan pendidikan kontemporer, pergeseran fokus dari guru ke siswa, isu kurikulum, pergantian tenaga pendidik, serta rendahnya kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Salah satu tantangan utama dalam pendidikan di Indonesia adalah fokus yang berlebihan pada nilai akademis. Banyak institusi pendidikan, baik sekolah maupun perguruan tinggi, lebih mengutamakan ujian dan rapor sebagai indikator keberhasilan.
Padahal, tujuan pendidikan bukan hanya menghasilkan individu yang unggul secara akademis, tetapi juga membentuk karakter yang kuat, kemampuan sosial, dan keterampilan hidup yang relevan dengan kebutuhan dunia nyata.
Oleh karena itu, diperlukan perubahan paradigma dalam pendidikan yang lebih menitikberatkan pada pengembangan karakter, seperti kepemimpinan, kerjasama, dan kreativitas.
Baca Juga:Â Peran Hadits dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Pendekatan ini akan menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga mampu beradaptasi dengan dinamika zaman dan menghadapi berbagai tantangan hidup dengan bijaksana.
Sistem pendidikan di Indonesia idealnya tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter yang kuat berdasarkan nilai-nilai agama. Dalam berbagai ajaran agama seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Budha, nilai-nilai moral seperti kejujuran, kasih sayang, keadilan, dan tanggung jawab mendapat perhatian besar.
Dan termasuk tantangan besar dalam pendidikan modern adalah adanya kecenderungan untuk hanya fokus pada pencapaian duniawi, seperti memperoleh gelar dan pekerjaan yang baik. Namun, dalam pandangan agama, duniawi dan ukhrawi (kehidupan setelah mati) harus berjalan seimbang.
Pendidikan yang berbasis agama akan mengajarkan bahwa pencapaian akademis dan profesional memang penting, tetapi itu harus disertai dengan niat yang baik, moral yang tinggi, dan kesadaran akan kehidupan akhirat.
Maka dari itu siswa perlu diajarkan bahwa ilmu pengetahuan yang mereka peroleh bukan hanya untuk kemajuan dunia, tetapi juga untuk mendapatkan keberkahan dan ridha dari Tuhan. Dengan cara ini, mereka akan memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk belajar, tidak hanya karena ingin sukses secara material, tetapi juga karena ingin memberikan manfaat bagi umat manusia dan menjaga nilai-nilai agama dalam setiap aspek kehidupan mereka.
Dengan menanamkan nilai-nilai agama sejak usia dini, kita dapat membentuk siswa yang tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap sesama dan lingkungan.
Sebagai ilustrasi, dalam Islam terdapat nilai-nilai seperti amanah (kepercayaan), adil (keadilan), dan rahmah (kasih sayang), yang idealnya menjadi bagian penting dari pendidikan karakter di sekolah.
Mengintegrasikan nilai-nilai agama ke dalam berbagai aspek pembelajaran akan mendukung perkembangan siswa menjadi individu yang bertanggung jawab, peduli, dan bermoral.
Â
Penulis: Atik Riqobana
Mahasiswa Jurusan Ilmu Hadits, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News