Menanggulangi Krisis Air Bersih dengan Pemanfaatan Air Hujan

Ilustrasi Pemanfaatan Air Hujan (Sumber: Media Sosial dari pixabay.com)

Air bersih merupakan kebutuhan pokok setiap orang. Sehari hari kita akan membutuhkan air bersih untuk digunakan, seperti untuk mandi, minum, mencuci baju dan lain lain. Air yang kita butuhkan tersebut bukan asal air, tetapi adalah air bersih yang memang layak kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari.

Terutama sekali untuk kebutuhan pemenuhan air minum, maka air yang kita butuhkan adalah air bersih yang memang layak untuk kita konsumsi. Tentu saja air yang layak minum itu adalah air yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu sebagai air minum.

Sebuah air dapat didefinisikan sebagai air bersih apabila air tersebut tidak berbau dan tidak berasa. Selain tidak berbau dan tidak berasa, air yang kecoklatan dan keruh juga tidak dapat digunakan. Karena air yang kecoklatan dan keruh bisa saja mengandung partikel atau zat-zat terlarut.

Bacaan Lainnya
DONASI

Begitu urgentnya kebutuhan air bersih tersebut bagi setiap individu maupun kelompok, maka akan penting sekali untuk memperhatikan, mengetahui atau menyiapkan sumber-sumber air bersih di setiap daerah dimana individu atau suatu kelompok masyarakat bermukim.

Jenis-jenis sumber air tersebut ada bermacam-macam seperti air sumur (baik sumur gali maupun sumur bor), air bersih yang disiapkan oleh Pemerintah seperti air PDAM, atau bahkan air hujan pun bisa dimanfaatkan sebagai sumber air bersih.

Akan tetapi, ketersediaan sumber-sumber air bersih tersebut berbeda-beda disetiap wilayah. Ada wilayah-wilayah yang berlimpah sumber airnya akan tetapi ada juga wilayah-wilayah yang sangat minim sumber airnya.

Tempat tinggal yang berbeda beda itulah yang menyebabkan beberapa individu atau kelompok individu mengalami krisis air bersih akibat minimnya sumber-sumber air bersih yang ada di wilayah tempat tinggal mereka.

Belakangan ini sering terjadi krisis air bersih di beberapa daerah indonesia. Hal ini terjadi karena kualitas air tanah yang kurang baik dan sedikitnya debit air sungai di sekitar.

Selain itu, krisis air juga terjadi karena penggunaan lahan tanpa memperhatikan konservasi air dan tanah. Sedangkan penyaluran air dari pemerintah dalam hal ini diwakili oleh pdam belum bisa menjangkau ke seluruh masyarakat.

Faktor lain yang juga mempengaruhi kurangnya ketersediaan air bersih adalah meningkatnya jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang terus meningkat tanpa ada upaya upaya penyaluran air bersih berkelanjutan ini yang mengakibatkan suatu wilayah dapat mengalami krisis air bersih.

Jika ini terus terjadi maka kedepannya kita akan benar benar kekurangan air bersih dan itu akan sangat mengancam keberlangsungan hidup masyarakat di wilayah tersebut.

Ada beberapa wilayah di Indonesia yang selalu mengalami krisis air bersih. Salah satunya adalah kota Jakarta. Di musim penghujan seperti saat ini, beberapa wilayah di kota Jakarta justru mengalami krisis air bersih.

Hal ini karena di musim penghujan seperti saat ini Jakarta sering mengalami banjir sehingga persediaan air bersih menjadi menipis. Selain Jakarta, masih ada beberapa daerah lagi di Indonesia yang seringkali mengalami kekeringan dan juga kekurangan air bersih.

Krisis air bersih ini dapat ditanggulangi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah memanfaatkan air hujan. Air hujan yang langsung turun ke tanah dapat diubah menjadi sumber air bersih yang dapat digunakan. Cara ini bisa menjadi alternatif bagi wilayah-wilayah yang kekurangan persediaan  air bersih bahkan di musim penghujan.

Proses mengubah air hujan menjadi air siap pakai atau air bersih sangatlah mudah. Ada empat langkah yang dapat dilakukan dan diterapkan.

Yang pertama adalah menampung air hujan. Selanjutnya air dapat disaring menggunakan kain halus. Kemudian air bisa disaring untuk kedua kalinya menggunakan partikel yang lebih halus lagi untuk menghilangkan zat zat yang mungkin masih ada.

Langkah terakhir yang bisa dilakukan adalah menambahkan desinfektan untuk membunuh kuman. Selain itu, kita juga bisa menggunakan metode perebusan sebagai pengganti desinfektan. Setelah itu, air pun siap untuk digunakan.

Dengan adanya metode ini, kita dapat menanggulangi permasalahan air bersih di wilayah-wilayah yang minim sumber air bersihnya. Bagi wilayah lain juga bisa menerapkan dan mempraktekannya terlebih dahulu di wilayah  kita atau lingkungan sekitar kita agar kita bisa memperpanjang umur dari sumber-sumber air bersih yang ada di wilayah kita. Dengan demikian perlahan permasalahan kekurangan air bersih di Indonesia akan teratasi.

 

Penulis: Nur Azizah
Mahasiswa Teknik Lingkungan, Akademi Teknik Tirta Wiyata

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI