Mengenal Ilmu Filsafat

Mengenal Ilmu FIlsafat

Jujur pertama kali saya mendengar kata filsafat ilmu ,saya bingung apa itu filsafat ilmu? Tapi setelah saya masuk dan duduk dibangku perkuliahan dan bertemu dengan mata kuliah filsafat ilmu, di sana saya mulai ada gambaran tentang apa arti filsafat itu sendiri setelah dosen mata kuliah filsafat sedikit menjelaskan tentang ilmu filsafat, pengertian filsafat, ternyata filsafat itu adalah cara manusia berpikir dan merasa sedalam-dalamnya terhadap segala sesuatu sampai kepada intinya.

Dan dosen juga menjelaskan asal muasal dari kata filsafat, ternyata kata filsafat itu sendiri berasal dari kata Yunani ‘Philos’ dan ‘shopia’. Philos berarti senang, gemar atau cinta, sedangkan shopia dapat diartikan sebagai suatu kecintaan terhadap kebijaksanaan.

Nah sedikit gambaran sudah saya dapatkan dari penjelasan beliau tentang filsafat ilmu itu sendiri, ternyata belajar filsafat ilmu itu setidaknya memberikan saya pemahaman tentang bagaimana manusia menjadi manusia, artinya setiap apa yang akan kita lakukan atau perbuat tentu sekali hal yang paling mendasar ialah bagaimana cara manusia itu berpikir sehingga dapat memahami setiap hal yang akan ia lakukan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Peran Filsafat Hukum bagi Masyarakat dan Pemerintah

Di sini saya tidak sekedar ingin tahu apa itu filsafat, tapi setelah dijelaskan lagi oleh dosen mata kuliah filsafat, terkait inti dari kajian filsafat ilmu itu sendiri adalah membahas banyak hal tapi saya coba ambil aspek yang tiga terkini antara lain yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi, dan tentu sekali dari ketiga aspek ini memiliki arti yang berbeda-beda.

Yang pertama ada namanya Ontologi. Apa itu ontologi? Ontologi sendiri membahas objek sains, macam-macam pengetahuan, dan struktur sains, ontologi merupakan ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada dan jelas berdasarkan logika. Contohnya; seseorang ingin membuat kopi dengan cita rasa yang manis, tentu sekali peran gula sangat kita butuhkan agar kopi yang ingin kita buat manis itu bisa terbentuk dengan cita rasa yang manis tanpa harus mengurangi bubuk kopi itu sendiri.

Lalu ada namanya Epistimologi, apa itu epistimologi,? Epistimologi sendiri membahas sumber pengetahuan manusia, cara memperoleh pengetahuan, dan ukuran kebenaran dalam sains. Contohnya; seseorang ingin membeli suatu produk tentu sekali sebelum seseorang itu membeli produk tersebut seseorang itu harus tahu dan paham dulu kualitas produk yang akan ia beli itu seperti apa, tanpa harus tau dari tanggapan orang lain terhadap produk itu sendiri.

Terakhir ada namanya Aksiologi ,yang dimana membahas soal nilai dalam sains, dalam arti apakah sains itu harus netral (bebas nilai) atau harus terikat oleh norma baik agama ataupun filsafat. Contohnya; Seseorang harus mampu bersikap toleransi terhadap orang lain, seperti halnya bagaimana seseorang itu dalam lingkungannya, bagaimana kita yang muda lebih sopan terhadap orang yang lebih tua, jadi semua itu termasuk etika yang harus dijaga dengan baik, karena itu merupakan norma kesusilaan dan norma agama.

Lantas apakah kita akan cukup dengan mempelajari aspek yang tiga itu saja? Tentu jawabannya belum atau tidak karena aspek yang tiga ini (ontologi, epistemologi, dan aksiologi) mungkin bisa dibahasakan salah satunya dalam dasar mengenal filsafat ilmu. T

Baca Juga: Menangkis Hoax dengan Kebenaran Filsafat

entu sekali jika kita ingin lebih dalam mengenal, mempelajari, memahami filsafat ilmu kita butuh banyak referensi atau buku untuk dibaca dan juga bimbingan dari orang yang paham akan filsafat ilmu itu, karena sering kita dengar belajar filsafat itu membingungkan, kenapa bisa seperti itu?

Iya karena orang tersebut baru tahu apa itu filsafat ilmu dan dia tanpa bimbingan orang yang lebih dulu memahami kajian-kajian filsafat dan bagaimana filsafat itu bekerja sesuai pengaplikasiannya. Jujur belajar filsafat itu harus dengan bimbingan orang lain.

Lantas apakah kita akan cukup dengan mempelajari aspek yang tiga itu saja? Tentu jawabannya belum atau tidak karena aspek yang tiga ini (ontologi, epistimologi, dan aksiologi) mungkin bisa dibahasakan salah satunya dalam dasar mengenal filsafat ilmu.

Tentu sekali jika kita ingin lebih dalam mengenal, mempelajari, memahami filsafat ilmu kita butuh banyak referensi atau buku untuk dibaca dan juga bimbingan dari orang yang paham akan filsafat ilmu itu, karena sering kita dengar belajar filsafat itu membingungkan, kenapa bisa seperti itu?

Iya karena orang tersebut baru tahu apa itu filsafat ilmu dan dia tanpa bimbingan orang yang lebih dulu memahami kajian-kajian filsafat dan bagaimana filsafat itu bekerja sesuai pengaplikasiannya. Jujur belajar filsafat itu harus dengan bimbingan orang lain.

Biar walaupun kata mempelajari dan memahami filsafat itu sedikit ribet, tapi di zaman yang sekarang ini sungguh penting yang namanya belajar filsafat, karena di zaman sekarang sungguh aneh jika kita tidak mampu bersaing dengan orang lain dari segi pikiran, masalah, maupun memahami suatu keadaan.

Karena di zaman sekarang banyak orang sudah mengaplikasikan ilmu-ilmu dan kata-kata ilmiah, banyak orang di zaman sekarang atau modern mulai berpikir radikal, rasional maupun kritis, dan itu terlahir dari ilmu filsafat itu sendiri, jadi sungguh rugi jika kita tidak mempelajari ilmu filsafat di zaman modern ini, kita secara pribadi, pikiran dan memahami pun akan jauh tertinggal dari orang-orang yang mempelajari maupun memahami filsafat ilmu itu diri sendiri.

Karena orang yang mampu menguasai ilmu filsafat akan terlihat seperti penantang dalam dunia dalam dunia usaha maupun publik. Dan dimana mereka yang mempelajari ilmu filsafat juga lebih terkesan menguasai panggung maupun keadaan yang terjadi saat ini.

Baca Juga: Manusia dan Kekuasaan yang Adil dalam Perspektif Filsafat Hukum Islam

Lalu bagaimana dengan orang yang tidak mengenal filsafat? Orang yang tidak mau mengenal ilmu filsafat sungguh orang-orang yang rugi dalam hidupnya, karena dimana kita tahu bahwa ilmu filsafat itu sendiri mengajarkan kita untuk berpikir sedalam-dalamnya sampai ke inti permasalahan atau objek tertentu.

Dampak buruknya bagi orang yang tidak mau mengenal dan mempelajari ilmu filsafat tentu akan jauh tertinggal dari segi pemahaman, pikiran yang rasional, radikal, maupun kritis dan masih banyak lagi tentunya, contohnya seperti di saat seseorang ingin maju atau ingin berkembang tanpa mereka mau mempelajari, dan mengenal filsafat ilmu tentu sekali apa yang mereka akan buat itu sulit untuk dijalankan bahkan tidak sesuai dengan ekspektasi yang mereka harapkan, karena mereka dari segi pemikiran sudah jauh tertinggal.

Untuk itu selagi kita masih ada waktu untuk belajar, belajarlah karena dengan kita belajar tentu sekali akan menambah wawasan kita dan akan membuka mata cakrawala kita untuk terbang lebih tinggi.

Meli Hamdani
Universitas Nahdlatul Ulama NTB

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI