Menjaga Bumi Melalui Ilmu dan Teknologi Pangan

Bumi
Menjaga Bumi Melalui Ilmu dan Teknologi Pangan (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Bumi, yang telah menjadi tempat tinggal kita selama sekitar 50 juta tahun, mengalami berbagai perubahan yang mencakup aspek positif dan negatif.

Meskipun telah terjadi pertumbuhan dan perkembangan, ada penurunan signifikan dalam pemanfaatan bumi.

Daerah hutan yang dahulu melimpah kini telah beralih menjadi kawasan perkotaan dengan bangunan tinggi, menyebabkan masalah seperti banjir.

Pertumbuhan populasi manusia yang cepat juga memberikan dampak, sementara kesadaran terhadap perlindungan lingkungan kurang, menyebabkan peningkatan polusi udara dari berbagai sumber, termasuk bangunan, kendaraan, dan pabrik.

Bacaan Lainnya

Peningkatan sampah, terutama jenis yang sulit terurai, berkontribusi pada kerusakan tanah yang sebelumnya subur, menjadikannya kering dan tidak produktif.

Hal ini menciptakan tantangan baru dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan lingkungan.

Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan serius dan kesadaran global untuk mengubah pola perilaku dan menerapkan praktik yang mendukung keberlanjutan bumi agar dapat terus menjadi tempat yang sehat dan produktif bagi generasi mendatang.

Itulah sebabnya saat ini, banyak upaya dilakukan untuk melestarikan bumi atau melakukan “save the earth,” melalui program-program seperti “go green” dan penggunaan produk ramah lingkungan (eco-friendly).

Meskipun implementasi program ini semakin meluas, masih banyak individu yang belum mengadopsinya dan bahkan mengabaikannya.

Oleh karena itu, pemahaman dalam ilmu dan teknologi pangan menjadi krusial untuk mewujudkan tujuan ini.

Ilmu dan teknologi pangan, sebagai cabang ilmu, memiliki peran penting dalam memahami proses pengawetan makanan, metode penyimpanan, pengolahan, serta menciptakan produk baru yang mendukung sektor pangan yang dapat dikonsumsi dan diperdagangkan.

Ini menjadi fondasi untuk mengembangkan solusi yang lebih ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik dengan beralih ke alternatif reusable.

Oleh karena itu, penerapan pengetahuan ini dapat membantu mengarahkan praktik-praktik pangan menuju keberlanjutan dan mendukung upaya pelestarian lingkungan secara lebih efektif..

Melalui prinsip tersebut, salah satu metode yang dapat diadopsi adalah dengan penggunaan edible coating atau edible film.

Pendekatan ini memiliki dampak positif dalam upaya pelestarian bumi karena kemasan atau produk yang dihasilkan dapat dikonsumsi secara langsung tanpa perlu dibuang.

Sebagai contoh, saya telah melakukan eksperimen dengan membuat edible coating menggunakan biji alpukat, yang kemudian diaplikasikan pada cabai.

Dengan pendekatan ini, biji alpukat ternyata dapat dimanfaatkan secara efektif, menghasilkan edible coating yang dapat memperpanjang daya simpan cabai.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan biji alpukat, kita dapat menciptakan solusi berkelanjutan untuk menjaga kesegaran produk pangan dan pada saat yang sama mengurangi limbah kemasan yang sulit terurai.

Pendekatan seperti ini mencerminkan kontribusi positif terhadap pelestarian bumi melalui pengembangan inovatif dalam bidang ilmu dan teknologi pangan.

Saat ini, sebagai seorang mahasiswa ilmu pangan, saya memiliki tekad untuk berpartisipasi dalam mempertimbangkan dan mengimplementasikan program-program yang dapat berkontribusi dalam menyelamatkan bumi dan penurunan mutu lingkungan dalam bidang pangan seperti penggunaan edible coating atau edible film serta mengajak teman-teman untuk melakukan hal yang sama.

Rencana ini juga melibatkan pemanfaatan bahan yang sudah tidak terpakai agar dapat didaur ulang dan dapat dikonsumsi.

Selain itu,nantinya saya berkomitmen untuk mengembangkan konsep petani berkelanjutan dengan mencoba menggantikan daging dengan protein dari ulat sagu yang dapat menarik minat masyarakat.

Mulai sekarang hingga 5-10 tahun kedepan saya juga berencana untuk melakukan diversifikasi pangan dengan menciptakan alternatif pangan pengganti beras.

Semua langkah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan dan keamanan pangan.

Praktik sehari-hari seperti mengurangi pemborosan makanan, menggunakan air secara efisien, dan mengurangi limbah pangan yang sulit terurai juga dapat diimplementasikan.

Dengan demikian, peran sebagai ahli pangan nantinya akan melibatkan memberikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat dari berbagai lapisan agar dapat mewujudkan lingkungan yang sehat, masyarakat yang sehat, dan meningkatkan tingkat kecerdasan.

Kesadaran ini membawa pemahaman bahwa penyelamatan bumi dimulai dari diri sendiri dan, melalui tindakan-tindakan sederhana, dapat memiliki dampak positif yang luas bagi lingkungan dan masyarakat.

Meskipun perubahan tersebut mungkin memerlukan waktu dan tidak selalu langsung terlihat, namun setiap tindakan positif memiliki kontribusi dalam mencapai tujuan penyelamatan bumi yang lebih besar.

Penulis: Ance Laurensia Tobing
Mahasiswa Magister Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor University

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses