Metode Kolase untuk Meningkatkan Motorik Halus pada Anak Usia Dini

Kemampuan Motorik Halus Anak
Ilustrasi Motorik Halus Anak (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Pendidikan anak usia dini adalah pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dengan memberi rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih baik.

Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik, mereka selalu aktif, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang mereka lihat, dengar, dan mereka tidak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar.

Anak mampu atau dapat belajar melalui bermain dan anak juga mampu termotivasi dalam setiap perkembangannya.

Bacaan Lainnya
DONASI

Maka dapat disimpulkan karakteristik perkembangan anak usia dini tidak hanya terbentuk atau terjadi dalam kurun waktu yang sangat singkat, tetapi terjadi atau terbentuk melalui tahapan-tahapan.

Oleh karena itu, anak perlu mendapatkan pembelajaran yang tepat dan baik agar tumbuh kembang anak sesuai dengan tingkat usia anak yang seimbang dan perkembangan yang terjadi pada anak.

Faktor yang memperlambat perkembangan motorik halus anak yaitu kurang kesempatan anak melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sekitar mereka semenjak kecil dan pola asud orang tua yang terlalu overprotektif dan kurang memberikan fasilitas dan rangsangan belajar pada anak.

Maka dari itu keterampilan motorik halus anak perlu distimulasi sedari kecil atau sejak dini. Kemampuan motorik halus pada anak usia dini yaitu memegang dan mencoret.

Aktivitas yang dapat mengembangkan perkembangan motorik halus anak antara lain yaitu meremas (kertas, playdough, tanah liat, atau mainan-mainan lain yang gampang dibentuk dengan cara diremas), menjimpit benda-benda kecil dengan menggunakan jari-jarinya dan menghitung.

Keterampilan Motorik Halus

Motorik halus adalah kegiatan atau gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu dan melakukan peregangan atau gerakan sederhana pada otot-otot kecil, seperti gerakan jari-jemari tangan dan pergelangan tangan.

Gerakan ini tidak membutuhkan tenaga yang sangat besar namun membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. 

Metode Kolase

Kolase untuk anak TK adalah kegiatan berolah seni rupa yang menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan keterampilan menyusun dan merekatkan bahan-bahan pada kertas gambar/bidang dasaran yang digunakan, sampai dihasilkan tatanan yang unik, menarik dan berbeda menggunakan bahan kertas, bahan alam dan bahan buatan.

Menurut Sumanto (2013), Kolase dalam bahasa inggris “Collage” berasal dari kata “Coller” yang artinya merekat. Sedangkan secara istilah kolase adalah kreasi aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan tekhnik melukis dengan menempelkan bahan-bahan tertentu.

Menurut Syakir Muharrar dan Sri Verayanti (2013) kolase adalah suatu tehnik menempel berbagai macam unsur ke dalam satu frame sehingga menghasilkan karya seni yang baru.

Dengan demikian, kolase adalah karya seni rupa yang dibuat dengan cara menempelkan bahan apa saja kedalam satu komposisi yang serasi sehingga menjadi suatu kesatuan karya.

Menurut Robins (2007), Kolase adalah seni menempel gambar atau pola menggunakan bahan-bahan yang berbeda, seperti kertas dan kain yang direkatkan pada latar belakang.

Kolase memiliki unsur-unsur seni rupa lain, yaitu unsur seni lukis dari bentuk dua dimensi yang datar dan menggambarkan suatu bentuk tetapi diwakili oleh benda yang bermacammacam sebagi pengganti garis, warna dan bidangnya.

Garis, warna dan bidang sebagai unsur seni lukis yang kedudukannya diganti oleh barangbarang atau material sebagai unsur kolase.

Misalnya dalam ungkapan sebuah kendaraan motor, obat nyamuk bakar menggambarkan roda, bollpoint bekas menggambarkan unsur kendaraan pada bagian sepak bor, batu baterai untuk menggambarkan tanki motor, bola lampu senter sebagai gambaran lampu sepeda motor dan lain-lain.

Unsur seni kriya, kolase dalam pembuatannya memerlukan kesabaran yang tinggi dan ketrampilan menyusun, menempel, merangki dan lain sebagainya membutuhkan keterampilan.

Dari Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kolase adalah kegiatan menyusun berbagai potongan bahan baik berupa kertas atau material lain yang ditempel pada permukaan kertas sehingga membentuk suatu gambar.

Menurut Ramdhania dan Triyuni (2012), ada beberapa manfaat kolase diantaranya:

1. Melatih Motorik Halus Anak

Pada saat melakukan kegiatan kolase sebagian anak mungkin mengalami kesulitan karena membutuhkan gerakan-gerakan halus dari jari-jemari untuk mengambil bahan, mengelem, dan menempelnya dibidang gambar.

Dengan praktik secara langsung dapat menstimulasi keterampilan motorik halus anak dan jari-jemarinya akan siap untuk diajak belajar menulis.

2. Meningkatkan Kreativitas Anak

Kegiatan kolase dapat meningkatkan kreativitas anak, salah satunya dengan menyediakan berbagai pilihan warna, pola gambar yang menarik, tempat menempel, alat dan media yang beragam sesuai dengan kebutuhan anak.

3. Melatih konsentrasi Anak

Butuh konsentrasi cukup tinggi bagi anak saat melepas dan menempelkan bahan kolase ke pola gambar. Lambat-laun kemampuan konsentrasinya akan semakin terasah.

Pada saat berkonsentrasi melepas dan menempel dibutuhkan pula koordinasi gerakan antara tangan dan mata. Koordinasi ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan otak anak di masa yang sangat pesat.

4. Mengenalkan Warna pada Anak

Kolase terdiri atas banyak sekali warna; merah, hijau, kuning, biru, dan lainnya. Anak dapat belajar mengenal warna agar wawasan dan kosakatanya bertambah banyak.

5. Mengenalkan Bentuk pada Anak

Selain warna, beragam bentuk pun ada pada kolase. Ada segitiga, segiempat, lingkaran, persegi panjang, busur, dan gambargambarbukan geometris. Pengenalan bentuk geometri dasar yang baik,kelak membuat anak lebih memahami lingkungannya dengan baik.

Saat melihat roda mobil misalnya, dia akan tahu kalau bentuknya lingkaran, meja bentuknya segiempat, atap rumah berbentuk segitiga, dan sebagainya. Pemahaman ini membuat kerja otak lebih aktif sehingga kecerdasan anak tumbuh lebih maksimal.

6. Mengenalkan Jenis dan Aneka Bahan pada Anak

Setiap bahan punya kekasaran dan kehalusan yang berbeda. Dengan menggunakan aneka bahan, kita dapat mengenal dan bias membentuknya.

7. Mengenalkan Sifat Bahan pada Anak

Penggunaan bahan yang beragam, membuat kita jadi tahu sifat masing-masing bahan dan bagaimana cara menggunakannya.

8. Melatih Ketekunan Anak

Menyelesaikan karya kolase memerlukan waktu yang cukup, tidak bias terburu-buru. Jadi kita bias berlatih untuk tekun agar menghasilkan karya yang indah dan terlatih untuk bersabar.

9. Melatih Kemampuan Ruang

Bermain kolase membutuhkan analisa yang tepat untuk melakukan sebuah bahan atau materi dalam gambar atau tempat yang ada. Kita harus mengukurnya terlebih dahulu cukup atau tidak, kebesaran atau kekecilan, dan seterusnya.

10. Melatih Anak dalam Memecahkan Masalah

Menyelesaikan kolase, sebenarnya membiasakan kita untuk menyelesaikan sebuah maslaah. Masalah yang mengasyikkan pasti akan membuat kita senang menyelesaikannya.

Tak ada kata putus asa, selalu ada cara baru untuk menempel dan merangkai, kolasemu. Ini akan membantu kita kelak menjadi terampil menghadapi banyak hal.

11. Melatih Anak untuk Percaya Diri

Ketika karya kita sudah selesai, tentu kita akan merasa sangat bangga. Kita pun akan terpacu untuk membuat karya lain yang lebih baik lagi. Kreativitas semakin terasah, rasa percaya diri juga bertambah. Tidak ada rasa takut atau malu sekalipun karena kita yakin kita bisa.

Adapun fungsi kolase bagi perkembangan anak adalah untuk melatih kemampuan motorik halus, mengembangkan kreativitas, mengenal konsep warna, mengenal pola dan bentuk, serta melatih ketekunan dan kepercayaan diri.

Depdiknas manambahkan bahwa fungsi kolase yaitu untuk mengembangkan imajinasi, mengembangkan kreativitas, melatih ketelitian dan kesabaran, serta menciptakan sesuatu dengan tehnik kolase.

Menurut Rully Ramdansyah, kelebihan dengan menggunakan bahan pada kegiatan kolase dalam pembelajaran diantaranya sebagai berikut:

  1. Dalam kegiatan kolase bahan yang digunakan mudah didapatkan seperti memanfaatkan kertas bekas atau bahan-bahan lain yang sudah tidak dipakai;
  2. Kegiatan kolase juga dapat berperan sebagai bentuk hiburan bagi anak, sebagai imbangan mata pelajaran yang sedang dilaksanakan;
  3. Pembelajaran dengan menggunakan kegiatan kolase memiliki peran atau fungsi sebagai alat atau media mencapai sasaran pendidikan secara umum;
  4. Dengan kegiatan kolase dalam pembelajaran dapat mengembangkan kreativitas siswa dan pembelajaran tidak memjadi membosankan lagi,sehingga siswa lebih berani mengeksplorasi ideide kreatif, bahan dan tehnik untuk menghasilkan karya kolase yang unik;
  5. Siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat menghasilkan anak didik yang memiliki keterampilan, kreatif, dan inovatif;
  6. Adanya prinsip kepraktisan, prinsip ini mendasarkan pada tawaran pemanfaatan potensi lingkungan untuk kegitan kolase;
  7. Dengan bermain kegiatan kolase siswa dapat melatih konsentrasi. Pada saat berkonsentrasi melepas dan menempel dibutuhkan pula koordinasi mata dan tangan. Koordinasi ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan otak dimasa yang sangat pesat;
  8. Melatih memecahkan masalah, kolase merupakan masalah yang harus diselesaikan anak. Tetapi bukan masalah yang sebenarnya, merupakan permainan yang harus diselesaikan anak;
  9. Siswa dapat meningkatkan kepercayaan diri. Bila anak mampu menyelesaikannya, dia akan mendapatkan kepuasannya tersendiri, dalam dirinya tumbuh kepercayaan diri kalau dia mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kepercayaan diri sangat positif untuk menambah daya kreativitas anak karena mereka tidak takut atau malas saat mengerjakan sesuatu;
  10. Kemudian dalam proses belajar mengajar. Dengan kolase guru dapat transfer belajar sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, karena kegiatan ini berbentuk konkrit dan dapat lebih menarik perhatian siswa dibanding dengan menggunakan ceramah

Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Menggunakan Media Kolase

Kemampuan motorik halus merupakan kesanggupan untuk menggunakan otot tangan dengan baik, terutama jari-jari tangan antara lain dengan mengambil lem dan mengoleskannya pada permukaan gambar, menjimpit bahan kolase dengan jari, menyusun dan merekatkan bahan kolase dengan menempelkan pada permukaan gambar.

Menurut Permendiknas No 137 tahun 2014, tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun adalah menggambar sesuai dengan gagasannya, dapat meniru bentuk, menciptakan sesuatu dnegan berbagai media seperti balok, plastisin, tanah liat, menggunakan alat tulis dengan tepat, sesuai pola.

Salah satu kegiatan yang ada di Taman Kanak-kanak yang berkaitan dengan perkembangan motorik halus adalah melalui kegiatan kolase. Kegiatan kolase merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang ada di Taman Kanakkanak untuk mengembangkan kemampuan motorik halus.

Edward L. Thorndike dalam hukum latihan (the law of exercise) menyatakan bahwa hubungan atau koneksi antara stimulus dan respon akan menjadi kuat apabila sering digunakan. Dan hokum ini menyatakan bahwa hubungan atau koneksi antara stimulus dan respon akan menjadi lemah apabila tidak ada latihan.

Akan terjadi peningkatan kemampuan motorik halus pada anak apabila anak selalu berlatih secara terus menerus.

Sehingga dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak, guru dapat membantu anak dengan menggunakan stimulus yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan kolase dengan berbagai media.

Seiring berjalannya kegiatan pembelajaran dalam mengembangkan keterampilan motorik halus anak dengan menggunakan media kolase tersebut.

Terdapat beberapa tahapan-tahapan yang dilakukan oleh guru yaitu mempersiapkan gambar yang sesuai dnegan tema dalam mengembangkan keterampilan motorik halus anak dengan menggunakan media kolase.

Sesuai dengan dan Suryana, yang menjelaskan bahwa menetapkan tema terlebih dahulu sebelum proses kegiatan dilaksanakan membuatnya lebih mudah bagi anak-anak untuk mengembangkan konsep tentang benda atau pristiwa dilingkungannya.

Itulah, sebabnya dalam mempersiapkan tema untuk kegiatan kolase sangat penting untuk memudahkan anak-anak.

Selanjutnya dalam mengmbangkan keterampilan motorik halus anak menggunakan media kolase, guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan kolase, yaitu mempersiapkan lem, bahan kolase (daun pisang kering, beras yang sudah diwarnai, kapas, flannel yang sudah digunting terlebih dahulu, manik-manik) dan kertas yang sudah terdapat gambar/pola untuk membuat kolase.

Itulah mengapa sebelum melakukan kegiatan apapun, sangat penting terlebih dahulu untuk menyiapkan alat dan bahan agar mempermudah anak dalam proses kegiatan untuk mengembangkan keterampilan motorik halus anak menggunakan media kolase tersebut.

Dalam mengembangkan keterampilan motorik halus anak dengan menggunakan media kolase, guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada proses kegiatan serta memberikan arahan kepada anak pada proses kegiatan pembelajaran.

Selama kegiatan, guru bertindak sebagai fasiltator pada anak selama proses kegiatan, maka guru juga menjelaskan kepada seluruh anak cara menempel dengan baik dan benar dalam mengembangkan keterampilan motorik halus anak menggunakan media kolase.

Tentu kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan keterampilan motorik halus dengan bantuan media kolase.

Guru juga memberikan penilaian kolase, menggunakan lembar observasi ceklis sesuai pada indikator perkembangan motorik halus anak yang telah ditetapkan.

Jadi, guru dapat meniliai anak berdasarkan tahapan perkembangan, apakah keterampilan motorik halus anak belum berkembang (BB), mulai berkembang (MB), berkembang sesuai harapan (BSH), berkembang sangat baik (BSB).

 

Penulis:

  1. Azhariatul Jamilah
  2. Anggi Fitriyanti
  3. Aulia Rana Rojel
  4. Berlyan Nendes
  5. Helena Anggia Putri

Mahasiswa Universitas Negeri Padang

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Referensi:

Primayana, K. H. (2020). Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Berbantuan Media Kolase Pada Anak Usia Dini. Purwadita: Jurnal Agama dan Budaya4(1), 91-100.

Syakir Muharrar & Sri Verayanti. 2013. Kreasi Kolase, Montase, Mozaik Sederhana. Jakarta: Erlangga.

Ramdhania, A. & Triyuni. (2012). Assiikkk bermain dan berkreasi. Yogyakarta: Pustaka Grhatama.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI