Pandemi Covid-19 Pemicu Derasnya Hallyu di Indonesia

Hallyu di Indonesia

Budaya Korea menyebar luas secara global sehingga menyebabkan suatu fenomena ‘’Korean Wave’’ atau disebut juga Hallyu. Fenomena ini dapat dijumpai di Indonesia ketika drama Korea telah memasuki Indonesia pada tahun 2002. “Endless Love” merupakan salah satu drama yang paling banyak menarik penonton.

Dari tahun ke tahun, bukan hanya drama Korea saja yang menjadi kesukaan masyarakat Indonesia, melainkan musik pop yang dibawakan oleh boygrup dan girlgrup.

Musik yang mudah dinikmati serta gerakan tarian yang energik membuat masyarakat Indonesia, terutama para remaja, memilih menjadikan mereka sebagai idola. Kesukaan para remaja ini akan K-pop sudah dibuktikan dengan terjualnya tiket konser yang habis hanya dalam beberapa menit atau jam saja.

Demam K-pop tidak hanya sampai disitu saja. Namun, mulai merambah pada hal-hal yang lain, seperti fashion dan make up yang banyak digemari oleh para remaja wanita.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Start-Up: Drama Korea yang Menginspirasi Generasi Milenial

Brand lokal skincare yang menggunakan artis Korea sebagai brand ambassador untuk menarik minat masyarakat agar membeli produk mereka. Hingga platform marketplace (online shopping) sejenis Tokopedia, Shopee, dan Lazada banyak yang menggunakan artis Korea sebagai Brand Ambassador untuk menarik perhatian dan minat calon pelanggan.

Kolaborasi antara BTS dan McDonald’s yang terjual habis hanya dalam beberapa jam hampir di seluruh outlet di Indonesia. Bukti derasnya Korean Wave ini sudah tidak lagi bisa kita bendung, ditambah dengan masifnya teknologi yang menyebabkan informasi bisa dengan cepat diakses.

Mungkin kita kerap bertanya-tanya mengapa segala sesuatu tentang Korea banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Apakah karena wajah mereka yang tampan dan cantik? Ataukah karena badan mereka yang atletis dan langsing? Mungkin jawaban tersebut benar, tetapi ada banyak hal lain yang mungkin juga bisa menjadi jawaban.

Interaksi antara artis Korea dengan penggemarnya bisa dibilang sangat baik. Chemistry yang dibangun antara keduanya adalah hal yang jarang ditemukan pada artis dan penggemar lain. Musik dan penampilan mereka di atas panggung yang totalitas pun harus dijadikan sesuatu yang patut diperhitungkan.

Baca juga: Apresiasi Budaya Korea, Mahasiswa Belajar Buat Kimbap di Road to Korean Culture Day 2018

Acara-acara lain, seperti variety show yang menyenangkan untuk ditonton juga drama Korea yang semakin banyak menyuguhkan genre-genre menarik. Hal-hal di atas adalah beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab mengapa Hallyu sangat disukai oleh masyarakat Indonesia.

Pandemi Covid-19 membuat segala aktivitas menjadi terhambat. Banyak pekerja dan pelajar harus menerima dengan lapang bahwa mereka pun harus melakukan aktivitas dirumah. Hal ini menyebabkan berkurangnya interaksi langsung yang dilakukan oleh masyarakat.

Dari pagi sampai petang harus berhadapan dengan ponsel ataupun laptop untuk menyelesaikan pekerjaan dan tugas mereka sampai bosan. Maka dari itu, berselancar di media sosial pun menjadi hal yang tidak lagi bisa dihindari.

Di media sosial kita bisa menemukan apapun yang kita inginkan. Banyak dari mereka yang memilih untuk menonton drama Korea, mendengarkan musik K-Pop, atau menonton variety show dari Korea. Mereka beranggapan bahwa kegiatan tersebut dapat banyak membantu mereka untuk keluar dari pikiran kalut akibat WFH atau pembelajaran online.

Musik K-Pop menjadi salah satu hal yang paling diminati, karena aksesnya yang terbilang cukup mudah, melodi yang menyenangkan untuk didengar, juga lirik yang manis membuat para penggemar merasa dibantu dalam mengurangi rasa lelah dan menjadi lebih bersemangat

Tentu saja segala hiruk-pikuk K-Pop menuai banyak dampak entah pada orang lain ataupun pada diri sendiri.

Baca juga: Hubungan Baik Indonesia dan Korea Selatan

Ada banyak orang yang menjadi lebih berani mengekspresikan dirinya setelah menyukai KPop karena terbantu dengan adanya musik yang menyajikan lirik penuh dengan motivasi. Namun, ada juga yang dengan adanya K-Pop malah membuat dirinya semakin terkungkung dengan media sosial dan tidak berhenti untuk mencari tahu apapun tentang idolanya dan hal itu menyebabkan dia menjadi lupa waktu.

Dengan adanya K-Pop tentu tidak sedikit orang yang terbantu karena merasa ditarik dari perasaan bosan dan stress. Namun, tidak sedikit pula yang menjadi penggemar fanatik yang setiap harinya membuat kerusuhan di media sosial.

Ada yang dengan adanya K-Pop ini membantu mereka untuk lebih giat belajar agar bisa memiliki pekerjaan yang layak sehingga bisa pergi berkunjung ke Negeri Ginseng tersebut. Namun, ada juga yang karena keasyikan menjadi penggemar hingga melupakan kewajibannya sebagai pelajar.

Setiap hal pasti memiliki dampak baik dan buruk. Kita selalu memiliki opsi untuk memilih berada di iringan yang mana.

Penulis: Marisa Pancawati
Mahasiswa Jurusan Manajemen Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses