Manajemen Bisnis Era Digital dalam e-Commerce

Manajemen Bisnis Era Digital

Perkembangan Teknologi Informasi Perkembangan teknologi dalam kehidupan dimulai dari proses sederhana dalam kehidupan sehari-hari sampai pada tingkat pemenuhan kepuasan sebagai individu dan makhluk sosial. Dari masa ke masa kemajuan teknologi terus berkembang, mulai dari era teknologi pertanian, era teknologi industri, era teknologi informasi, dan era teknologi komunikasi dan informasi. Perkembangan ini membawa berbagai dampak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, setiap individu tertarik untuk menggunakan dan memanfaatkan setiap perkembangan ini.

Penemuan Komputer

Sejak komputer ditemukan telah membawa perubahan besar dalam pola pikir manusia, sejak akhir perang dunia II perkembangan teknologi komputer generasi pertama sedikit demi sedikit terus meningkat. Hingga akhir tahun 1990an telah digunakannya jaringan yang lebih luas dengan nama internet menjadikan arah teknologi dunia menjadi berubah.

Komputer menjadi dasar Semua perkembangan teknologi, sehingga muncullah beberapa perusahaan besar komputer dunia dan menjadi pionir perkembangan teknologi ini seperti IBM, Microsoft, Intel, Macintos dan Apple. Sampai akhir tahun 2000 telah muncul generasi komputer yang ke empat dengan alat utama micro prosessor, yang memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam melakukan proses, hingga sampai saat ini terus meningkat kecepatannya.

Bacaan Lainnya
DONASI

Penemuan Komunikasi

Digital Perpaduan teknologi komputer dan komunikasi menjadikan teknologi informasi yang memiliki berbagai macam kelebihan dalam pertukaran informasi ke berbagai belahan dunia, teknologi ini disebut internet dengan jaringan yang mendunia dan akses yang sangat cepat. Setiap individu dapat saling bertukar data dan informasi dengan jangkauan yang tidak terbatas, akses kegiatan dan aktivitas dapat dilakukan secara online dengan sarana ini.

Baca Juga: Dampak Positif dan Negatif E-Commerce & E-Business

Perkembangan Smart Aplikasi

Munculnya teknologi perangkat keras komputer yang juga disertai dengan peralatan software yang memiliki berbagai macam kemampuan untuk membantu pekerjaan setiap individu, mulai dari aplikasi perkantoran, manajemen, pribadi, hiburan dan bidang-bidang pekerjaan manusia yang lain. Semua perkerjaan manusia telah terbantukan dengan peralatan ini, semakin mudah, cepat, teliti dan efisien

Perkembangan Smart Phone

Perkembangan akses jaringan internet membawa perubahan pada teknologi telepon, pemanfaatan jaringan internet telah dapat diaplikasikan melalui telepon sehingga membawa berbagai kemudahan bagi setiap individu untuk melakukan akses ke jaringan yang lebih luas. Perkembangan aplikasi pendukung telepon menjadikan perangkat ini semakin smart, semua aktivitas dapat dikelola melalui telepon yang cerdas (smart phone), seperti komunikasi digital dengan media sosial, aktivitas pembelian dan bisnis dengan aplikasi penjualan online serta banyak lagi aplikasi pendukung pada smart phone yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sehari-hari.

System cerdas (Expert system)

Perkembangan perangkat cerdas berbasis expert system telah banyak mengubah pola pikir bisnis dan kegiatan perusahaan. Alat-alat sistem cerdas yang membantu pekerjaan menjadi semakin dibutuhkan bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Salah satu alat cerdas yang digunakan perusahaan ini adalah auto teller machine, yang dapat membantu para nasabah untuk melakukan transaksi perbankan tanpa harus ke bank.

Perkembangan selanjutnya adalah internet banking, dengan sistem cerdas ini transaksi dapat dilakukan dari rumah kemudian berkembang lagi dengan sms banking dan aplikasi banking melalui fasilitas smart phone. Efisiensi dan efektivitas perkerjaan telah dapat dinikmati oleh para nasabah, begitu juga pihak bank yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatannya.

Digital MoneyEra

Teknologi digital juga telah mengubah pola dan model transaksi dalam bisnis dan investasi. Munculnya uang digital (Digital Money) menjadikan proses transaksi semakin cepat, mudah, efektif dan efisien. Praktis dan Efisien. Hal yang buat belanja online terasa begitu nagih adalah kepraktisannya, Sobat Sikapi tidak perlu ribet karena hanya membutuhkan smartphone untuk mulai bertransaksi. Selain praktis, online shop juga menawarkan efisiensi waktu yang sangat cepat. Hanya dengan beberapa menit pun, Sobat sudah bisa melakukan transaksi dan tinggal menunggu barangnya dikirim sampai ke rumah.

Pilihan yang Bervariasi dengan Belanja Online

lebih banyak pilihan yang bisa Sobat Sikapi putuskan sendiri. Terlebih ketika Sobat masuk ke toko online bertaraf nasional/ internasional, jenis barang yang ada lebih variatif dan bisa disesuaikan dengan gaya hidup bahkan isi kantong kamu. Kemudahan dalam mendapatkan barang yang diinginkan, merupakan salah satu fitur yang diberikan pada aplikasi belanja online. Selain itu, Sobat juga bisa lebih mudah mendapatkan barang yang murah/ terjangkau dan kualitas barang yang baik dengan membandingkan barang yang sama dari beberapa situs online shop.

Banyak Promo/Diskon dan Cashback

Ingat Sobat, “Hidup Itu Mudah Jika Kita Tahu Caranya”. Jika kamu ingin membeli suatu produk dengan harga dan waktu tertentu, banyak aplikasi belanja online yang menyediakan promo/ diskon dan bahkan cashback. Strategi marketing seperti ini terbukti ampuh untuk menarik minat pelanggan terhadap suatu brand. Hal ini sangat baik bagi kedua belah pihak, selain membuat laku online shop yang kamu beli tentu bisa menghemat keuangan kamu, Sobat.

Sistem Pembayaran Lebih Mudah

Sistem pembayaran yang mudah menjadi kelebihan belanja online yang disukai pelanggan. Mulai dari transfer ke beberapa rekening bank, menggunakan credit card, payment voucher dan sebagainya menjadi euphoria tersendiri bagi penggemar belanja online. Ingat Sobat, bahkan beberapa e-commerce juga menyediakan pilihan pembayaran secara dicicil.

Nahh… seru banget kan, tapi ingat ya belilah barang sesuai kebutuhan dan hindari impulse buying hanya karena keinginan sepintas. Bisa Mengganggu Manajemen Keuangan. Keuangan adalah salah satu hal yang krusial dalam kehidupan. Dengan berbelanja online secara bijak, Sobat dapat menghemat pengeluaran. Namun apabila belanja online menjadi hobi kegiatan Sobat mengisi waktu secara rutin dan membeli sesuatu di luar perencanaan (impulsive buying), hal itu merupakan salah satu musuh utama dalam perencanaan keuangan.

Tanpa disadari ini sering menggagalkan kita untuk mencapai financial goals. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan menyusun daftar barang yang dibutuhkan ketika ingin berbelanja dan selalu mengikuti daftar tersebut. Ketika muncul keinginan untuk membeli hal-hal di luar daftar, tanyakan lagi kepada diri sendiri apakah ini memang merupakan kebutuhan atau hanya era digital telah memberikan dampak bagi perkembangan kehidupan, diantaranya adalah kehidupan dunia usaha (bisnis).

Tanpa modal besar dan dimana pun orang bisa menjalankan usaha dengan memanfaatkan teknologi melalui media sosial. Market place akan terbentuk dengan mudah melalui pemanfaatan teknologi tersebut. Fenomena ini disikapi dengan maraknya orang berbisnis online, tidak terkecuali di kalangan generasi muda.

Jika di rumah saja dengan berbisnis online mereka dapat menghasilkan income, maka ini akan menjadikan mereka tidak akan berpikir untuk berburu menjadi PNS maupun urban ke kota atau ke luar negeri untuk mengais rezeki. Tentu saja ini berdampak pada terangkatnya perekonomian perkembangan internet mengubah cara bisnis, termasuk di bisnis ritel dimana model bisnisnya memanfaatkan menjadi layanan digital dalam proses transaksi yang dikenal istilahnya sebagai e-commerce.

Baca Juga: Perkembangan E-bussines dan E-commerce di Era Globalisasi

Selain inovasi yang dilakukan oleh perusahaan e-commerce, perubahan infrastruktur yang mendorong pertumbuhan pasar belanja online Indonesia seperti jumlah pengguna kartu kredit, jumlah masyarakat dengan rekening bank, jumlah pengguna internet dan smartphone, hingga kemudahan jual beli online melalui

perangkat smartphone mendorong juga perubahan gaya belanja . masyarakat Indonesia yang lebih tertarik berbelanja memanfaatkan aplikasi belanja online (dailysocial, 2019). Hal ini membuat perusahaan-perusahan marketplace mengeluarkan dana yang besar untuk promosi periklanan untuk menarik konsumen.

Apa itu ecommerce ? Elektronik commerce atau ecommerce adalah segala aktivitas jual beli yang dilakukan di media Elekronik . meskipun sarananya meliputi televise dan telepon, kini ecommerce sering terjadi melalui internet . Ada beberapa jenis transaksi di dalam e-commerce ini, antara lain bisnis ke bisnis, bisnis ke konsumen, konsumen ke konsumen atau konsumen ke bisnis. Karena itu, istilah e-commerce dan e-business selalu dikaitkan.

  1. E-Commerce Business to Business (B2B)Transaksi e-commerce ini dilakukan oleh dua belah pihak yang sama-sama memiliki kepentingan bisnis. Dua belah pihak ini saling mengerti dan mengetahui bisnis yang dijalankan.Umumnya bisnis tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan, atau secara sederhana berlangganan Contoh sederhana dari B2B ini yaitu produsen dan suplier yang saling bertransaksi secara online baik untuk konsultasi kebutuhan barang, hingga proses pembayarannya.
  2. E-commerce Business to Consumer (B2C) Business to consumer dilakukan oleh pelaku bisnis dan konsumen. Transaksi e-commerce ini terjadi layaknya jual-beli biasa. Konsumen mendapatkan penawaran produk dan melakukan pembelian secara online.
  3. E-commerce C2C (Konsumen Ke Konsumen)Untuk C2C, traksaksi dilakukan oleh konsumen ke konsumen. Kalau Anda sering menggunakan Tokopedia, Bukalapak, OLXdan sejenisnya, maka inilah yang dinamakan B2C e-commerce. Transaksi jual beli di lakukan secara online melalui marketplace. Jadi C2C disini menjadi perantara antara penjual dan pembeli.
  4. Consumen to Busines (C2B)C2B adalah kebalikan B2C yang mana konsumen terakhir bertindak sebagai penjual dan perusahaan bertindak sebagai pembeli.
  5. Media atau Aplikasi E-commerce Seperti yang dijelaskan dalam pengertian e- commerce diatas, transaksi bisnis ini bergantung pada sejumlah aplikasi dan media online lainnya, misalnya katalog, email, shopping carts, eb service, EDI dan file transfer protocol. Hal ini tentunya melibatkan kegiatan B2B (business to business).

Contoh E-Commerce di Indonesia

Sebenarnya bisnis e-commerce di Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Beberapa contoh e-commerce di Indonesia antara lain:

1. Jual Beli Online di Marketplace

Transaksi jual-beli online di Marketplace lokal sudah sangat marak saat ini. Beberapa marketplace terkenal di Indonesia seperti; Bukalapak.com, Tokopedia.com, Blibli.com, Kaskus.co.id, Traveloka, dan lain sebagainya.

2. Internet Banking dan SMS Banking

Transaksi pembayaran melalui internet dan jaringan telekomunikasi juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan e-commerce.

3. TV Kabel dan Internet Provider Berlangganan

TV Kabel dan internet juga merupakan salah satu bentuk e-commerce yang sudah cukup lama berlangsung di Indonesia. Beberapa perusahaan yang ada di bisnis TV. Kabel dan internet provider diantaranya; Indovision, Big TV, Indihome, MyRepublic, dan Firstmedia Komponen E-Commerce.

Pada praktiknya, di dalam e-commerce terdapat beberapa komponen standar yang mendukung proses operasionalnya, diantaranya adalah:

  1. Produk E-commerce mendukung penjualan berbagai jenis produk, mulai dari produk fisik hingga produk digitalProduk digital: ebook membership, software, musik, dan lain-lain. Produk fisik: buku, pakaian, gadget, makanan, dan lain-lain.
  2. Tempat Menjual Produk kegiatan e-commerce dilakukan di internet, maka dibutuhkan domain dan hosting untuk membuat website sebagai media pemasaran.
  3. Cara Menerima Pesanan Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menerima pesanan. Diantaranya adalah dengan memanfaatkan email, telepon, SMS, Chatting ,dan lain-lain.
  4. Metode Pembayaran Beberapa metode pembayaran e-commerce pada umumnya menggunakan transfer via ATM, kartu kredit, COD, e-payment.
  5. Metode Pengiriman Cara pengiriman barang e-commerce di Indonesia biasanya menggunakan jasa pengiriman barang (JNE, TIKI, Pos Indonesia, dan lain-lain). Namun, ada juga yang menggunakan jasa antar dari Ojek Online.
  6. Customer Service Layanan pelanggan merupakan komponen yang sangat penting dalam operasional e-commerce. Aktivitas ini umumnya dilakukan melalui email, formulir online, FAQ, telepon, chatting, dan social media.

Keuntungan dalam e-commerce yaitu:

1. Praktis dan efisien

Hal yang buat belanja online terasa begitu nagih adalah kepraktisannya, Sobat Sikapi tidak perlu ribet karena hanya membutuhkan smartphone untuk mulai bertransaksi. Selain praktis, online shop juga menawarkan efisiensi waktu yang sangat cepat. Hanya dengan beberapa menit pun, Sobat sudah bisa melakukan transaksi dan tinggal menunggu barangnya dikirim sampai ke rumah.

2. Pilihan yang Bervariasi

Dengan belanja online, lebih banyak pilihan yang bisa Sobat Sikapi putuskan sendiri. Terlebih ketika Sobat masuk ke toko online bertaraf nasional/ internasional, jenis barang yang ada lebih variatif dan bisa disesuaikan dengan gaya hidup bahkan isi kantong kamu.Kemudahan dalam mendapatkan barang

yang diinginkan, merupakan salah satu fitur yang diberikan pada aplikasi belanja online. Selain itu, Sobat juga bisa lebih mudah mendapatkan barang yang murah/ terjangkau dan kualitas barang yang baik dengan membandingkan barang yang sama dari beberapa situs online shop.

3. Banyak promo/diskon dan cashback

Ingat Sobat, “Hidup Itu Mudah Jika Kita Tahu Caranya”. Jika kamu ingin membeli suatu produk dengan harga dan waktu tertentu, banyak aplikasi belanja online yang menyediakan promo/ diskon dan bahkan cashback. Strategi marketing seperti ini terbukti ampuh untuk menarik minat pelanggan terhadap suatu brand. Hal ini sangat baik bagi kedua belah pihak, selain membuat laku online shop yang kamu beli tentu bisa menghemat keuangan kamu, Sobat.

4. Sistem Pembayaran Lebih Mudah

Sistem pembayaran yang mudah menjadi kelebihan belanja online yang disukai pelanggan. Mulai dari transfer ke beberapa rekening bank, menggunakan credit card, payment voucher dan sebagainya menjadi euphoria tersendiri bagi penggemar belanja online. Ingat Sobat, bahkan beberapa e- commerce juga menyediakan pilihan pembayaran secara dicicil. Nah, seru banget kan, tapi ingat ya belilah barang sesuai kebutuhan dan hindari impulse buying hanya karena keinginan sepintas.

Ada beberapa kekurangan dalam ecommerce

1. Bisa Mengganggu Manajemen Keuangan

Keuangan adalah salah satu hal yang krusial dalam kehidupan. Dengan berbelanja online secara bijak, Sobat dapat menghemat pengeluaran. Namun apabila belanja online menjadi hobi kegiatan Sobat mengisi waktu secara rutin dan membeli sesuatu di luar perencanaan (impulsive buying), hal itu merupakan salah satu musuh utama dalam perencanaan keuangan.

Tanpa disadari ini sering menggagalkan kita untuk mencapai financial goals. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan menyusun daftar barang yang dibutuhkan ketika ingin berbelanja dan selalu mengikuti daftar tersebut. Ketika muncul keinginan untuk membeli hal-hal di luar daftar, tanyakan lagi kepada diri sendiri apakah ini memang merupakan kebutuhan atau hanya keinginan sesaat saja?

Baca Juga: Kesiapan E-Commerce Industri Kreatif selama Pandemi COVID-19 di Indonesia

Jika sampai hal tersebut terjadi maka sudah saatnya untuk mengontrol perilaku belanja online untuk memperbaiki keuangan Sobat dengan tetap mengelola pengeluaran dan berbelanja sesuai dengan kebutuhan ya!

2. Barang Tidak Sesuai Ekspektasi

Nilai minus lain yaitu online shop atau website toko hanya memajang foto/ gambar yang menarik sehingga tentu kita langsung membeli tanpa bisa memeriksa/ melihat langsung apakah sesuai dengan barang aslinya.

3. Cenderung Membeli Barang yang Tidak Diperlukan (Konsumtif)

Seringkali tanpa disadari ketika belanja online tidak hanya barang yang dibutuhkan yang dibeli, tetapi dengan berbagai kemudahan dan promo/diskon yang ditawarkan membuat Sobat menjadi impulsif dan membeli berbagai barang yang diinginkan (lapar mata).

Mulai dari make up, tas, sepatu, baju hingga perabotan rumah tangga secara tidak terkontrol.Hati-hati ya Sobat, jangan hanya karena keinginan semata menjadi tidak hemat, yang ada malah pemborosan dan menghabiskan tabungan sendiri. Bahkan jangan hanya karena tergiur dengan promo penggunaan kartu kredit, justru Sobat secara tidak sadar sedang menumpuk utang.

4. Rawan Penipuan

Meskipun belanja online sudah menjadi hal lazim dan banyak juga toko online terpercaya, bukan berarti tidak ada hal seperti penipuan dan semacamnya.Masih saja banyak oknum yang mengincar pembeli yang kurang cerdas dalam berbelanja online. Oleh karena itu Sobat harus berhati-hati dan teliti dahulu sebelum membeli produk di situs belanja online.

Pastikan website terpercaya dan memiliki review produk yang baik. Jangan sampai uang sudah ditransfer namun barang tidak pernah sampai ke rumah, alih-alih mendapat harga yang murah malah mengalami kerugian karena telah tertipu.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat 88,1 persen pengguna internet di Indonesia telah menggunakan layanan e-commerce dalam membeli sejumlah produk. (CNN Indonesia/Hesti Rika).Jakarta, CNN Indonesia — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat 88,1 persen pengguna internet di Indonesia telah menggunakan layanan e-commerce dalam membeli sejumlah produk.

Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital Imansyah mengatakan angka itu didapat dari hasil survei We Are Social per April 2021 lalu. Survei itu menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama dari segi penggunaan layanan e-commerce.

“88,1 persen pengguna internet di Indonesia sudah pakai layanan e-commerce untuk beli produk, persentase tersebut menempati peringkat pertama di dunia berdasarkan survei We Are Social per April 2021,” ungkap Imansyah dalam Kick Off Fintech Nasional dan Indonesia Fintech Summit 2021, Kamis (11/11).

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan 175 juta penduduk atau 65,3 persen populasi di Indonesia sudah terkoneksi dengan internet. Dari jumlah itu, terdapat 129 juta penduduk Indonesia yang menggunakan layanan e-commerce pada 2020. Nilai transaksi di e-commerce sendiri mencapai Rp266 triliun tahun lalu.

Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan ekonomi digital nomor satu di Asia Tenggara pada 2025 dengan kontribusi transaksi digital US$124 miliar atau Rp1.736 triliun, ini berdasarkan Google dan Temasek 2020,” papar Wimboh. Menurut Wimboh, Indonesia berada di peringkat keempat jika dilihat dari jumlah penduduk yang melakukan transaksi jual dan beli secara daring melalui e-commerce.

Indonesia tepat berada di bawah China, Jepang, dan AS “Besarnya potensi ekonomi Indonesia tersebut mendorong banyak pelaku startup yang bermunculan dari bidang kesehatan, pendidikan, dan keuangan,” kata Wimboh.

Siti Faoziah
Mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM)

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI