Memasuki masa pemantapan ekonomi, keluarga muda diharapkan dapat berkonsentrasi untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Untuk dapat meningkatkan kualitas hidup, maka perlu dilakukan perencanaan keuangan keluarga dengan benar.
Merencanakan keuangan merupakan hal yang penting terutama bagi keluarga baru menikah guna mencapai keluarga sejahtera. Perencanaan keuangan pribadi dan keluarga merupakan salah satu dari kegiatan personal finance yang terkait dengan behavior finance.
Banyak orang yang tidak memiliki target yang pasti, termasuk dalam perencanaan keuangan. Sedangkan setiap orang memerlukan target yang jelas untuk membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan cara melakukan perencanaan keuangan.
Baca Juga: Manajemen Keuangan Keluarga pada Awal Menikah
Alasan mengapa perencanaan keuangan perlu dilakukan oleh keluarga muda, yaitu untuk melindungi keluarga dari berbagai risiko yang berdampak secara finansial. Dampak lain yaitu dapat mengakibatkan perceraian karena permasalahan keuangan.
Meningkatnya kasus perceraian akibat masalah keuangan yang tidak dapat dikelola dengan baik menjadikan alasan mengapa perencanaan keuangan ini menjadi sangat penting bagi keluarga baru menikah. Banyak masalah keuangan yang diperketat, pengeluaran yang tidak jelas bahkan pendapat yang berbeda mengenai penggunaan uang sehingga menimbulkan perasaan sakit hati yang berujung pada pertengkaran dalam rumah tangga.
Lalu bagaimana cara mengatur perencanaan keuangan secara bijak agar menjadi efektif dan efisien sesuai kebutuhan keluarga sehingga keluarga menjadi sejahtera?
1. Mengetahui Literasi Keuangan
Dalam membuat perencanaan keuangan tentunya dibutuhkan literasi keuangan, yaitu berupa pengetahuan, sikap dan implementasi keuangan pribadi yang sehat. Sebab pengetahuan keuangan yang rendah akan menyebabkan pembuatan rencana keuangan yang salah. Literasi keuangan merupakan kebutuhan dasar agar terhindar dari masalah keuangan. Memiliki literasi keuangan merupakan hal yang paling penting untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera.
Pentingnya literasi keuangan dalam bentuk semua aspek keuangan pribadi bukan karena untuk mempersulit dalam menggunakan uang yang dimiliki. Tetapi diharapkan setiap individu atau keluarga dapat menikmati hidup dengan menggunakan sumber daya keuangan yang dimiliki dengan tepat. Literasi keuangan juga membawa pengaruh yang positif untuk menyokong keuangan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Baca Juga: Pandemi dan Pernikahan Dini: Bagaimana Realitas dan Upaya Mengatasinya?
Literasi keuangan akan mempengaruhi bagaimana orang menabung, meminjam, berinvestasi, dan mengelola keuangan. Literasi keuangan dibagi menjadi empat aspek, yaitu pengetahuan keuangan dasar, simpanan, asuransi dan investasi. Pengetahuan keuangan dasar mencakup pengeluaran, pendapatan, aset, hutang, ekuitas, dan risiko.
Ketika individu sudah memiliki literasi keuangan, maka ia juga akan memiliki kecerdasan finansial. Kecerdasan finansial ini meliputi 4 aspek, yaitu bagaimana mendapatkan uang, bagaimana mengelola uang, bagaimana menyimpan uang dan bagaimana menggunakan uang.
2. Mengetahui Langkah-Langkah Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan adalah suatu proses mengelola uang untuk mencapai tujuan keuangan. Perencanaan keuangan keluarga memang tidak berlaku umum, tetapi bersifat spesifik yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu status marital, pekerjaan kondisi ekonomi, usia, aset yang dimiliki. Akan tetapi perencanaan keuangan harus dibuat serealistis mungkin.
Dilansir dari buku Cara Cerdas Mengelola Investasi Keluarga karya Elvyn G. Masassy perlu dilakukan 5 langkah perencanaan sebagai berikut:
- Perlu mengetahui tentang kekayaan bersih yang dimiliki (misalnya jumlah aset, utang, dan dana yang bisa disisihkan setiap bulan)
- Menentukan tujuan keuangan (jangka pendek, menengah maupun panjang)
- Membuat action plan (mengalokasikan pendapatan dalam empat hal yang konsumsi, saving, investasi, dan proteksi)
- Mengimplentasi plan tersebut secara disiplin
- Secara periodik, plan yang telah dibuat dan diimplentasikan di evaluasi tingkat kesesuaiannya dan bisa dilakukan perubahan.
Dalam menentukan tujuan keuangan juga harus memperhatikan aspek SMART yaitu Specific (menetapkan tujuan keuangan yang ingin dicapai secara spesifik). Measurable (berapa banyak uang yang dibutuhkan dalam jangka waktu tertentu). Action-oriented (tindakan berorientasi), Realistic (tujuan keuangan yang ingin dicapai harus realistis/ sesuai dengan kemampuan), dan Time-based (kerangka waktu untuk mencapai tujuan keuangan).
Baca Juga: Pengaruh Literasi Keuangan pada Orang Tua terhadap Manajemen Keuangan Anak Remaja
Hal lain yang penting untuk dilakukan yaitu melakukan evaluasi, meninjau dan merevisi perencanaan keuangan. Melakukan evaluasi terhadap kinerja keuangan secara periodik yaitu mulai penerimaan (cash inflow) hingga pengeluaran (cash out flow). Evaluasi lain yang dapat dilakukan yaitu mengevaluasi perkembangan keuangan, yaitu tentang kestabilan, peningkatan atau pun penurunan
Tujuan dari perencanaan keuangan tidak lain supaya di masa mendatang seseorang ataupun rumah tangga tidak mengalami financial distress akibat salah dalam mengelola keuangan. Karena pada tahap keluarga baru menikah (berganning family) merupakan tahap yang efektif untuk memulai sebuah perencanaan keuangan. Dengan perencanaan yang baik, maka tidak akan terjebak pada perilaku berkeinginan yang tak terbatas.
Setiap manusia yang diciptakan menginginkan tidak mengalami kesulitan keuangan di masa mendatang ataupun di masa setelah tidak produktif lagi dalam menghasilkan uang.
Aghna Haliza Zulviani
Noviani Febrianingtias
Irfan Nugraha
Mahasiswa IPB University
Dosen: Ir. MD. Djamaluddin, M.Sc ; Dr.Irni Rahmayani Johan, SP. MM; Dr. Megawati Simanjuntak, SP. M.Si
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University
Editor: Diana Pratiwi