Sejarah Perkembangan Telepon di Indonesia

Perkembangan Telepon di Indonesia
Telepon.

Telepon adalah alat komunikasi elektronik yang digunakan untuk berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain yang berada di lokasi yang jauh. Telepon berasal dari kata “tele” yang berarti jauh dan “phone” yang berarti suara, telepon memungkinkan pengguna untuk mengirim dan menerima suara secara real-time melalui saluran komunikasi.

Alat ini menjadi salah satu penemuan paling revolusioner dalam sejarah komunikasi, memungkinkan orang untuk terhubung dengan cepat tanpa harus bertemuan.

Telepon pertama kali ditemukan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876. Bell adalah seorang penemu asal Amerika Serikat. Telepon Bell menggunakan teknologi elektromagnetik untuk mengubah suara menjadi sinyal listrik dan sebaliknya. Sinyal listrik ini kemudian dikirimkan melalui kabel telepon ke telepon penerima.

Bacaan Lainnya
DONASI

Telepon bekerja dengan mengubah suara menjadi sinyal listrik yang dapat dikirim melalui kabel atau gelombang radio. Pada awalnya, telepon menggunakan kabel untuk menghubungkan dua titik komunikasi, tetapi kemudian berkembang menjadi teknologi nirkabel yang memanfaatkan gelombang radio dan satelit.

Selain itu, dengan perkembangan teknologi, telepon juga telah mengalami transformasi menjadi perangkat yang lebih canggih seperti smartphone, yang tidak hanya digunakan untuk berbicara tetapi juga untuk melakukan berbagai aktivitas lainnya seperti mengirim pesan teks, mengakses internet, dan mengambil foto.

Tujuan telepon adalah untuk memfasilitasi komunikasi suara antar dua orang atau lebih yang berada di tempat yang berjauhan. Telepon dapat digunakan untuk berbagai keperluan, baik pribadi maupun profesional. Secara umum, tujuan telepon dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

  • Komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih untuk menjalin hubungan sosial, seperti mengobrol, bertukar informasi, atau menyelesaikan suatu masalah.
  • Komunikasi bisnis, yaitu komunikasi yang dilakukan untuk keperluan bisnis, seperti melakukan transaksi, memberikan layanan pelanggan, atau mengadakan rapat.

Telepon telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia modern. Telepon memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain dari mana saja dan kapan saja. Telepon juga telah mengubah cara kita bekerja, belajar, dan bersosialisasi.

Telepon terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Telepon genggam, misalnya, telah menjadi perangkat komunikasi yang serbaguna. Telepon genggam tidak hanya dapat digunakan untuk melakukan panggilan suara, tetapi juga untuk mengirim pesan teks, mengirim email, mengakses internet, dan menggunakan berbagai aplikasi.

Sejarah telepon di Indonesia memiliki perkembangan yang panjang, dimulai sejak zaman kolonial Belanda hingga era modern. Berikut adalah sejarah singkat perkembangan telepon di Indonesia:

Zaman Kolonial Belanda

Sejarah telepon di Indonesia dimulai sejak tahun 1855, ketika pemerintah Hindia Belanda membuka saluran telegraf pertama yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dengan Bogor.

Tahun 1882, jaringan telepon lokal pertama kali digunakan di Indonesia yang diselenggarakan oleh pihak swasta. Jaringan telepon ini menghubungkan Gambir dan Tanjung Priok (Batavia).

Telekomunikasi pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Pada tahun 1883, Batavia (sekarang Jakarta) menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki jaringan telepon.

Tahun 1906, pemerintah Hindia Belanda mengambil alih pengelolaan jaringan telepon dari pihak swasta dan membentuk perusahaan bernama Nederlandsch Indische Bell (NIB). NIB kemudian membangun jaringan telepon secara luas di seluruh Hindia Belanda, termasuk di Indonesia.

Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka, STTT berganti nama menjadi Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). PN Telekomunikasi kemudian berganti nama menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perum Telekomunikasi) pada tahun 1961.

Pada masa pendudukan Jepang, jaringan telepon di Indonesia diambil alih oleh pemerintah Jepang. Setelah Indonesia merdeka, jaringan telepon di Indonesia dikelola oleh Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi.

Era Kemerdekaan

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, otoritas Indonesia mengambil alih pengelolaan jaringan telepon dari pihak Belanda.

Perkembangan Jaringan Telekomunikasi:

Tahun 1961, pemerintah Indonesia mendirikan perusahaan telekomunikasi nasional, yaitu Perusahaan Umum Telekomunikasi Indonesia (PERUMTEL). Tahun 1974, PERUMTEL diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom).

Era Reformasi

Tahun 1995, pemerintah membuka sektor telekomunikasi untuk investasi asing. Hal ini memungkinkan masuknya operator telekomunikasi asing dan memacu perkembangan teknologi telekomunikasi di Indonesia.

Tahun 1997, telepon seluler pertama kali diperkenalkan di Indonesia. Telepon seluler ini menggunakan teknologi analog dan memiliki harga yang sangat mahal.

Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi:

Sejak awal abad ke-21, pemerintah Indonesia memprioritaskan pembangunan infrastruktur telekomunikasi untuk meningkatkan konektivitas di seluruh negeri. Ini termasuk pengembangan jaringan telepon seluler dan internet.

Di tahun 2000, pemerintah mengizinkan persaingan di sektor telekomunikasi dengan memberikan izin kepada operator swasta untuk beroperasi. Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih kompetitif.

Tahun 2001, pemerintah Indonesia meluncurkan layanan telepon seluler prabayar. Layanan telepon seluler prabayar ini sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia.

Tahun 2019, PT Telkom meluncurkan layanan 5G di Indonesia. Layanan 5G ini menawarkan kecepatan internet yang lebih tinggi dan latensi yang lebih rendah dibandingkan dengan layanan 4G.

Seiring dengan perkembangan teknologi, jaringan telepon di Indonesia terus berkembang. Jaringan telepon seluler kini telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil.

Perkembangan pesat terjadi dalam sektor telepon seluler, dengan munculnya berbagai operator seluler yang bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar yang semakin besar.

Seiring berjalannya waktu, layanan telekomunikasi di Indonesia terus berkembang dengan peningkatan teknologi, seperti pengenalan jaringan 3G, 4G, dan persiapan untuk teknologi 5G, sektor telekomunikasi di Indonesia terus bertransformasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.

Hingga saat ini, telepon telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Indonesia. Telepon digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari komunikasi pribadi, bisnis, hingga pendidikan.

Telepon memiliki dampak positif dan negatif pada masyarakat, tetapi dampak positifnya lebih banyak daripada dampak negatifnya. Berikut adalah beberapa dampak positif telepon:

1. Mempermudah komunikasi

Telepon memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik yang berada di dekat maupun yang jauh. Kita dapat menggunakan telepon untuk melakukan panggilan telepon, mengirim pesan teks, atau menggunakan aplikasi pesan instan.

Hal ini dapat membantu kita untuk tetap terhubung dengan orang-orang yang kita cintai, bahkan jika mereka tinggal di tempat yang jauh.

2. Meningkatkan akses ke informasi

Telepon dapat digunakan untuk mengakses informasi dari berbagai sumber, seperti internet, media sosial, atau aplikasi pendidikan. Hal ini dapat membantu kita untuk belajar hal-hal baru, mengembangkan keterampilan, dan tetap up-to-date dengan informasi terkini.

Namun juga telepon, baik telepon seluler (ponsel) maupun telepon rumah, memiliki dampak negatif yang dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental penggunanya. Dampak negatif tersebut dapat terjadi jika penggunaan telepon berlebihan atau tidak bijak.

  1. Seperti berpengaruh pada mata, paparan radiasi elektromagnetik dari telepon dapat menyebabkan gangguan mata, seperti mata kering, iritasi, dan rabun jauh.
  2. Penggunaan telepon sebelum tidur dapat mengganggu siklus tidur. Akibatnya, pengguna telepon dapat mengalami kesulitan tidur atau tidur yang tidak nyenyak.
  3. Risiko kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan telepon berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker otak, terutama pada anak-anak dan remaja.
  4. Penggunaan telepon yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Orang yang kecanduan telepon akan merasa cemas atau gelisah jika menggunakan telepon yang berlebihan dapat meningkatkan risiko gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan dapat mengganggu interaksi sosial penggunanya. Orang yang terlalu sibuk dengan teleponnya akan kurang bersosialisasi dengan orang lain.

Artikel ini ditulis berdasarkan mata kuliah Perkembangan Teknologi yang diampu oleh Moh. Dey Prayogo, S.I.Kom., M.I.Kom.

Penulis:
1. Mufid Gilang Al Rifqi
(NPM : 1152200441)
2. Nabil (NPM : 1152200446)
3. Bagas Rachmad E.P (NPM : 1152200462)
4. Muhammad Rizky Fernanda (NPM : 1152200477)
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Dosen Pengampu: Moh. Dey Prayogo, S.I.Kom., M.I.Kom.

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Daftar Pustaka

Jennifer Fandel, Alexander Graham Bell dan Telepon, 2008.

Ahong, M. (2007). Sejarah Telepon Selular dan Perkembangan Teknologi Selular.

Budiarto, S. (2003). Sejarah Perkembangan Telepon. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Lindsay, D. (2008). The History of the Telephone. New York: Infobase Publishing.

Fajrin, N. A. (2013). Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Gould, J. (2003). The Invention of the Telephone: A History. John Wiley & Sons.

Ariyanti, S. (2008). Sejarah Telekomunikasi di Indonesia. Jurnal Komunikasi, 12(1), 1-14.

Haryanti, S. (2007). Sejarah dan Perkembangan Telepon di Indonesia. Jurnal Komunikasi, 11(1), 1-14.

Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika. (2022). Peta Jalan Digital Indonesia 2021-2025. Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI