Kesehatan mental masyarakat adalah hal terpenting bagi kita, di mana ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari. Namun, pendekatan kesehatan mental seringkali berfokus pada paradigma Barat yang cenderung materialistik dan individualistik.
Paradigma adalah cara-cara umum dalam mengonsep dan mempelajari pokok bahasan bidang ilmu tertentu(Whitley,1996).
Paradigma Psikologi Islam muncul sebagai alternatif yang menekankan keseimbangan antara fisik, mental, dan spiritual. Pendekatan ini tidak hanya relevan tetapi juga mendalam karena berakar pada nilai-nilai agama yang telah terbukti sesuai dengan berbagai aspek kehidupan.
Dalam paradigma Islam petunjuk Wahyu Al-Qur’an menjadi sumber pengetahuan yang paling fundamental melengkapi doktrin rasionalisme yang terbatas pada hal-hal yang logis menurut penalaran dan doktrin empirisme yang bertumpu pada yang nyata melalui pengamatan indra saja.
Dalam psikologi Islam, kesehatan mental tidak hanya berarti bebas dari gangguan psikologis tetapi juga meliputi kedamaian batin (Sakinah), keseimbangan emosi (Tawazun), dan kedekatan kepada Allah (Taqarrub).
Hal di atas menjadikan spiritualitas sebagai pilar utama dalam mengatasi tekanan psikologis seperti kecemasan, depresi, dan stres. Psikologi Islam berfungsi untuk mencegah gangguan mental dengan sering berzikir, doa, dan ibadah.
Paradigma psikologi Islam menekankan pentingnya ukhuwah atau solidaritas sosial. Mendapatkan dukungan seperti keluarga, teman, menjadi faktor penting dalam membantu seseorang yang mengalami masalah mental.
Paradigma psikologi Islam memberikan solusi yang sistematik terhadap berbagai tantangan kesehatan mental masyarakat modern. Di mana sekarang banyak masyarakat penuh dengan tekanan sosial, budaya, dan sulit mencari makna hidup.
Psikologi Islam membantu manusia pada nilai-nilai esensial yang menjawab kebutuhan spiritual sekaligus psikologis. Agama sebagai terapi kesehatan mental dalam Islam sudah ditunjukkan secara jelas dalam ayat-ayat Al-Quran, di antaranya yaitu membahas tentang ketenangan dan kebahagiaan: (QS An Nahl 16:97).
Sebagai contoh, sekarang banyak penelitian menunjukkan bahwa praktik ibadah, seperti shalat dan membaca Al-Qur’an, memiliki dampak positif pada kesehatan mental, bahkan dapat menurunkan tingkat kecemasan dan meningkatkan kepuasan hidup.
Contoh lain seperti puasa, Dokter Bernard Mackpadan, pakar biologi dari Amerika Serikat meyakini bahwa puasa merupakan cara jitu menanggulangi setiap penyakit yang tidak bisa disembuhkan terapi lain. Bahkan di klinik pyrmont, Jerman, Dr. Otto dan kawannya telah menyembuhkan banyak pasien dengan terapi puasa.
Penyembuhan meliputi penyakit fisik dan kejiwaan, sehingga bisa dikatakan sebagai psiko-fisio. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak hanya berbasis keimanan tetapi juga sudah terbukti efektif secara ilmiah.
Penulis:
Cut Putri Mellina Fasya (3062024001)
Mahasiswa Prodi Psikologi Islam Institut Agama Islam Negeri Langsa
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Referensi:
Al Afify, M. F. (2018). Konsep Fitrah dalam Psikologi Islam. Tsaqafah, 14(2), 279-298.
Ramadhani, F. E., & Halwati, U. (2024). Dakwah Irsyad: Paradigma Dakwah Bimbingan Konseling Islam. Al-Hiwar Jurnal Ilmu Dan Teknik Dakwah, 12(1), 27-43.
Situmorang, T. (2020). Paradigma psikologi islam suatu aliran baru dalam psikologi. Al-Mursyid: Jurnal Ikatan Alumni Bimbingan Dan Konseling Islam (IKABKI), 1(2).
Dianita, R., & Piqriani, Y. N. (2023). Paradigma qurani. Al-Riwayah: Jurnal Kependidikan, 15(2), 223-247.
Riyono, B. (1998). Prinsip-Prinsip Psikologi Islam. Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 3(6).
Bramana Nanditya Putra., Nur Muhamad Khusnan., Muhammad Ikrom (2023).Pengertian Agama dan Peran Agama dalam Kesehatan Mental.Muhafadzah: Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling Islam,3(1),21-25.
Ikuti berita terbaru di Google News