Pemanfaatan Daun Cincau Hijau (Cyclea Barbata Miers) sebagai Upaya untuk Melindungi Mukosa Lambung

Daun Cincau
Cincau Hijau (Cyclea barbata Miers).

Lambung adalah salah satu organ pencernaan berupa rongga seperti kantong berbentuk J yang terletak di antara esofagus dan usus halus. Lambung berfungsi menghasilkan HCl (Hydrogen chloride) lambung dan pepsin untuk membantu mencerna makanan.

Di dalam lambung terjadi keseimbangan antara faktor agresif atau perusak integritas mukosa lambung (Cytodestructive Factor) dan faktor defensif atau pelindung mukosa (Cytoprotective Factor) pada lambung yang sehat.

Dalam keadaan normal, hydrogen chloride atau asam lambung dan pepsin secara fisiologis disekresikan oleh lambung dan tidak akan menyebabkan kerusakan integritas lambung, kecuali jika disekresikan secara berlebihan atau berkurangnya faktor pelindung mukosa lambung, hal ini jika muko lambung mengekresikan secara berlebih atau berkurang maka akan terjadi berbagai kasus penyakit seperti gastritis.

Bacaan Lainnya
DONASI

Gastritis adalah suatu inflamasi pada mukosa lambung yang didasarkan oleh gambaran histologis mukosa lambung, Gastritis berhubungan dengan proses inflamasi dari epitel pelapis lambung dan luka yang terjadi pada mukosa lambung.

Istilah gastritis banyak digunakan untuk gejala klinis yang terjadi pada abdomen bagian atas atau epigastrium. Masih kurangnya kesadaran masyarakat umum tentang gastritis.

Penyakit gastritis yang ditandai dengan gejala perut terasa perih, mual, muntah, kasus gastritis yang disebabkan oleh pola makan, jenis makanan, stres, merokok, serta mengkonsumsi minuman beralkohol. Sehingga kasus gastritis di Indonesia masih tinggi.

Menurut WorId HeaIth Organization (WHO), tingkat global gastritis termasuk Inggris 22,0%, Cina 31,0%, Jepang 14,5%, Kanada 35,0% danPrancis 29,5%. Di Asia Selatan, jumlah penduduk tahunan adalah 583.635 gastritis. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi secara endoskopi pada populasi Shanghai adalah sekitar 17,2%, yang jauh lebih tinggi daripada 4,1% tanpa gejala dari populasi Barat.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, gastritis menempati urutan keenam dengan 60,86% dengan total 33.580 pasien rawat inap. Di urutan ketujuh adalah kasus gastritis dengan 201.083 pasien rawat jalan. Angka kejadian gastritis cukup tinggi di beberapa daerah dengan prevalensi 274.396 kasus per 238.452.952 penduduk yaitu 40,8%.

Persentase kasus gastritis di kota-kota di Indonesia yaitu Jakarta 50%, Palembang 35,5%, Bandung 32%, Denpasar 46%, Surabaya 31,2%, Aceh 31,7%, Pontianak 31,2%, sedangkan kejadian gastritis di Medan mencapai 91,6%.[15] Menurut Kementerian Kesehatan RI, gastritis merupakan penyakit dengan kejadian sangat tinggi terutama di Indonesia.

Terapi medikamentosa gastritis selama ini menggunakan obat-obat kimia seperti antasida, Histamine-2 Receptor Antagonis, Koloid bismut, Pompa Proton Inhibitor (PPI), Golongan Analog Prostaglandin (PG), atau Sukralfat yang berefek sitoproteksi terhadap mukosa lambung, dan tentunya semua preparat tersebut tidak lepas dari efek samping obat. Sehingga, perlu adanya obat pengganti yang mempunyai efek sama dan memiliki efek samping minimal.

Alternatifnya yakni dengan pemanfaatan tanaman obat tradisional yang mudah ditemukan, murah, aman, dan banyak tumbuh di wilayah Indonesia. Adapun tumbuhan yang sering dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Indonesia untuk mengatasi gastritis dan tukak lambung adalah daun Cyclea barbata Miers (daun cincau hijau).

Baca Juga: Menakjubkan! Kunyit sebagai Obat Alami untuk Menurunkan Asam Lambung dan Mengatasi Masalah Pencernaan secara Efektif

Cyclea barbata  Miers  (Daun cincau hijau) merupakan tanaman yang banyak digemari oleh masyarakat untuk kepentingan konsumsi dengan proses pengolahan mudah yaitu dengan daunnya yang diremas dan dicampur dengan air matang.

Air yang dicampurkan akan berwarna hijau kemudian disaring akan menghasilkan lapisan agar-agar berwarna hijau. Daun cincau hujau  yang dikenal masyarakat sebagai cincau hijau, merambat atau menjalar sepanjang 5-16 m dengan cara memanjat pohon inang atau tumbuh di tanah, tumbuh liar di pinggiran hutan (Nurlela, 2015).

Daun cincau hijau mengandung flavonoid, saponin, polifenol, dan alkaloid. Flavonoid adalah senyawa yang memiliki aktifitas antioksidan yang dapat mempengaruhi beberapa reaksi yang tidak diinginkan dalam tubuh, misalnya dapat menghambat reaksi oksidasi, sebagai pereduksi radikal hidroksil dan superoksid serta radikal peroksil.

Manfaat daun cincau hijau telah dikenal sejak lama dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit seperti peradangan, nyeri lambung, demam, dan menurunkan tekanan darah tinggi. Daun cincau mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menyembuhkan tukak lambung dan mempunyai sifat anti bakteri.

Komponen bioaktif yang ada di daun cincau hijau tersebut mampu untuk melindungi mukosa lambung, melalui berbagai mekanisme. Mekanisme utamanya dengan memengaruhi 2 faktor yang berperan dalam integritas mukosa lambung yaitu menyeimbangkan faktor agresif (asam lambung dan pepsin) serta faktor defensif (mukus dan bikarbonat, resistensi mukosa, aliran darah, prostaglandin).

Daun cincau hijau memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, termasuk membantu masalah lambung. Berikut adalah cara pengolahan daun cincau hijau untuk digunakan sebagai obat lambung:

  1. Pemilihan Bahan, Pastikan Anda menggunakan daun cincau hijau yang segar dan bersih. Hindari daun yang sudah layu atau tercemar.
  2. Pencucian, Cuci daun cincau hijau dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran dan debu yang mungkin menempel.
  3. Perebusan, Rebus daun cincau hijau dalam air mendidih selama beberapa menit. Hal ini akan membantu mengeluarkan zat aktif yang terkandung di dalamnya.
  4. Penyaringan, Setelah direbus, saringlah air daun cincau hijau untuk memisahkan antara air rebusan dan ampasnya. Anda bisa menggunakan saringan kain atau saringan kopi untuk melakukan ini.
  5. Penyajian, Air rebusan daun cincau hijau dapat diminum langsung sebagai minuman atau dapat ditambahkan ke dalam teh atau minuman.
  6. Perasan daun cincau dapat diminumnya sebelum makan untuk membantu meredakan gejala lambung seperti maag atau gangguan pencernaan lainnya.

Baca Juga: Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica Vol) dalam Mencegah Peningkatan Sakit Asam Lambung yang diinduksi Histamin

Maka dapat disimpukan dari uraian di atas bahwasanya tanaman cincau (Cyclea barbata Miers) dapat mengobati mukosa lambung, di sini penyakit mukosa lambung termasuk kedalam penyakit gastritis. Penyakit gastritis ditandai dengan peradangan. Dengan pemberian daun cincau yang mengandung flavonoid, saponin, polifenol dan alkaloid.

Dapat menyembuhkan peradangan pada mukosa lambung. Dengan pengolahan daun cincau ini yang sederhana yaitu dengan melakukan pemilihan daun cincau, pencucian, perebusan, penyaringan, setelah penyaringan kemudian air saringan daun cincau siap di minum, proses meminum air saringan daun cincau sebelum makan.

Penulis:

Taufik Hidayat
Mahasiswa Jurusan Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI