Penerapan Model Pembelajaran Inovatif untuk Mengolah Pola Pikir Siswa Kelas Empat di SD Negeri Dadaprejo 01 Batu, Jawa Timur

Kemampuan guru dan penerapan model pembelajaran inovatif merupakan salah satu penentu kesuksesan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD). Dalam memilih dan menentukan model pembelajaran tergantung siswa pada jenjang pendidikan tertentu.

Pemilihan dan penentuan tersebut menyesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa serta prinsip-prinsip belajar, seperti kecepatan belajar, motivasi, bakat dan minat, keaktifan siwa, serta respon siswa.

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan langkah-langkah sistematis dalam mengatur sistem belajar, menyusun, merancang, dan menyampaikan materi pembelajaran serta pedoman bagi guru (pengajar) dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Mahasiswa KKN Kampus Mengajar UAD Gelar Workshop Pengenalan Aplikasi Canva

Tidak asing bagi kita semua ketika duduk di bangku Sekolah Dasar hanya menulis, membaca, dan menghitung. Jika metode pembelajaran seperti ini dilakukan secara terus-menerus membuat pola pikir anak menjadi pasif. Pola pikir pasif yang akan menghambat perkembangan diri siswa.

Hal ini menyebabkan tidak adanya rasa percaya diri pada siswa, tidak dapat meyelesaikan masalah, tidak dapat mengekspresikan kemampuannya, dan tidak mampu bekerjasama.

Padahal pada masa anak-anak perkembangan kognitif sangat penting, yaitu bagaimana kemapuan berpikir mereka, kemampuan belajar mereka, kemampuan dalam memahami, dan menyelesaikan masalah, serta kemampuan dalam mengingat.

Pada saat ini pelaksaan pembelajaran pada siswa kelas empat SD Negeri Dadaprejo 01 Malang menggunakan kurikulum 13 dengan pendekatan tematik. Terdapat pojok baca yang berisi buku-buku untuk menunjang literasi siswa serta terdapat jadwal yang berisi tugas pada hari-hari tertentu.

Selain itu, guru menggunakan sistem tutor dengan siswa yang menonjol untuk membantu pembelajaran kepada teman yang lain. Namun, dengan adanya pojok baca belum tentu meningkatkan literasi pada siswa dan adanya sistem tutor belum tentu efektif yang akan membuat siswa yang tidak menonjol merasa kurang percaya diri.

Baca Juga: Kegiatan Literasi dengan Media Sticky Notes dalam Kegiatan KKN Kampus Mengajar UAD

Apapun pendekatannya tidak akan berpengaruh pada proses pembelajaran karena suksesnya proses pembelajaran ditentukan oleh inovasi dan variasi baik dalam mengajar maupun metode pembelajarannya.

Proses Belajar Mengajar.

Dalam studi literatur jurnal, ada beberapa model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan kepada siswa kelas empat SD Negeri Dadaprejo 01 Malang. Model pembelajaran tersebut antara lain:

1. Model Reasoning

Reasoning merupakan bagian berpikir di atas level memanggil yang terdiri dari keterampilan dasar, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Keterampilan dasar yang dimaksud siswa mampu memahami konsep-konsep dari apa yang telah mereka pelajari.

Dalam memahami konsep tersebut guru (pengajar) dapat mengajar dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh siswa. Dengan cara membahas inti pokok dari materi yang diajarkan. Setelah siswa paham akan konsep yang telah diajarkan, guru (pengajar) mampu membawa konsep tersebut ke arah  yang sekiranya siswa bisa berpikir kritis.

Dengan cara mengkaitkan konsep yang diajarkan pada masalah atau isu yang terjadi di lingkungan sekitar siswa sehingga dengan begitu siswa mampu berpikir kritis dengan apa yang terjadi pada sekitarnya. Berpikir kreatif dapat diajarkan dengan cara memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan ide kreatifnya sehingga proses berpikir dirinya dapat diolah.

Baca Juga: KKN UNTAG Surabaya Usung Program “Pembuatan Lapak Online, Digitalisasi Pemasaran, dan Promosi Produk terhadap Pemilik UMKM”

2. Model Problem Solving

Problem solving merupakan model pembelajaran yang digunakan sebagai upaya dari individu atau kelompok dalam menemukan dan menyelesaikan suatu jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya.

Model ini bisa diterapkan pada siswa dengan cara memberi suatu masalah dalam lingkungan sekitarnya yang berkaitan dengan materi  yang telah diajarkan. Hal ini dilakukan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara individu maupun kelompok.

Namun, disarankan agar guru membuat beberapa kelompok siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut untuk melatih kerjasama dan kekompakan dalam kelompok. Model-model di atas sebagai dasar untuk mengolah pola pikir siswa kelas empat SD Negeri Dadaprejo 01 Malang.

Dengan model tersebut, maka siswa mampu memahami konsep dasar materi, mampu berpikir kritis, mampu berpikir kreatif, dan mampu menyelesaikan masalah. Hal ini dilakukan agar siswa bisa aktif dalam pembelajaran dan percaya diri karena secara tidak langsung model ini mengajarkan siswa agar bisa menggali kemampuan dalam dirinya.

Penulis: Safira Elsa Pramudita
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

ditasafira01@gmail.com

Editor: Ika Ayuni Lestari

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.