Penerapan Sifat Kepemimpinan dalam Islam

Dalam islam kepemimpinan diungkapkan dengan berabagai macam istilah antara lain: Khalifah, Imam, dan Uli al-Amri. Pemimpin menurut islam juga harus memiliki karakteristik yang mengacu pada karakteristik Rasulullah saw. Ada 4 sifat rasulullah yang membuatnya sukses dan dipercaya oleh banyak orang, dan juga harus dimiliki dan dijadikan contoh oleh pemimpin yaitu Siddiq (jujur), Amanah (Dapat dipercaya, Tabligh (menyampaikan), dan Fatanah(cerdas).

Pada kepemimpinan saat ini berfokus pada sifat shiddiq (jujur) yaitu dimana sifat tersebut merupakan sifat rasululah S.A.W dalam mengakui kebenaran yang datang dari Allah, maka seluruh kegiatan, ucapan, perilaku, emosi, bahkan diamnya Rasulullah merupakan sesuatu yang benar. Implementasi sifat siddiq dalam kepemimpinan yaitu selalu jujur dan benar atas keputusan, perintah, dan segala konsekuensi yang diambil. Keutamaan dan kemuliaan sifat benar itu diperkuat dan dijelaskan dalam QS. Al-Ahzab ayat 22:

وَلَمَّا رَاَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْاَحْزَابَۙ قَالُوْا هٰذَا مَا وَعَدَنَا اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَصَدَقَ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗۖ وَمَا زَادَهُمْ اِلَّآ اِيْمَانًا وَّتَسْلِيْمًاۗ ۝٢٢

Bacaan Lainnya
DONASI

“Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul- Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka, kecuali iman dan kedudukan”.

Baca juga: Peran Penerapan Sifat Kepemimpinan dalam Islam yang Tabligh (Komunikatif/Menyampaikan)

Dalam konteks Islam, sifat sidiq juga ditekankan karena Rasulullah Muhammad SAW sendiri diakui sebagai Al-Amin, yang berarti “Orang yang Terpercaya. Kejujuran adalah salah satu nilai inti dalam ajaran Islam dan menjadi pondasi bagi kepemimpinan yang kokoh dan berkelanjutan. Sebagai salah satu dari empat sifat terpuji yang disebutkan dalam hadis Jibril, sifat sidiq juga menjadi landasan yang kuat dan penting untuk seorang pemimpin Muslim.

Perilaku pemimpin yang shiddiq (shadiqun) selalu mendasarkan pada kebenaran dari keyakinannya, jujur dan tulus, adil, serta menghormati kebenaran yang diyakini pihak lain yang mungkin berbeda dengan keyakinannya, bukan merasa diri atau pihaknya paling benar. Pengaplikasian sifat ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebagai contoh Seorang pemimpin Islam yang bertanggung jawab atas pengelolaan dana anggotanya yang harus didistribusikan kepada yang berhak, Namun pemimpin tersebut memiliki akses penuh terhadap dana tersebut serta memiliki kebebasan untuk mengalokasikan tidak sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

Contoh lainnya seperti seorang pemimpin memilih sahabat lama atau anggota keluarga untuk menjadi asistennya, meskipun orang tersebut mungkin tidak memiliki keterampilan atau pengalaman yang kompeten untuk melakukan tugas-tugas yang telah ditentukan. Namun situasi ini dapat terjadi karena pemimpin merasa lebih nyaman bekerja dengan orang yang sudah dikenalnya dan memiliki hubungan dekat, daripada mencari seseorang yang lebih sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Baca juga: Implementasi Kepemimpinan Berlandaskan Nilai-Nilai Bela Negara dalam Sektor Pelayanan Publik

Hal ini jika tidak ditindak lanjuti akan menjadi suatu masalah yang cukup besar dan bisa mengakibatkan ketidak amanahan dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin, sehingga harus dilakukan permusyawarahan untuk menyelesaikan terkait ketidak amanahan tersebut dengan semua anggotanya.

Oleh karena itu dengan mengaplikasikan sifat siddiq (jujur) dalam kepemimpinan maka diharapkan bisa menjadi salah satu peran yang krusial sehingga menjadi pijakan moral dan spiritual yang kuat bagi seorang pemimpin Muslim. Oleh karena itu pemimpin beserta anggotanya bisa menciptakan hubungan yang saling percaya antara satu dengan yang lainnya untuk tetap bisa memajukan visi dan misi yang sudah ditentukan sebelumnya.

Baca juga: Gender dan Kepemimpinan Perempuan Perspektif Hadis Nabi

 

Penulis:

1. Fuji Dwilestari

2. Dr. Lisa Musharyanti, Ns., M.Med.Ed
Mahasiswa Magister Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Editor: Anita Said

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Referensi :

  • Muliyandari, A., & Arafah, N. (2023). Nilai-Nilai Kepemimpinan Islam Dalam Buku Islamic Golden Stories Karya Ahmad Rofi’Usmani. Tarbiyah Wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan Dan Pembelajaran10(2), 107-119.
  • Yani, M. (2021). Konsep Dasar Karakteristik Kepemimpinan Dalam Pendidikan Islam. AL-HIKMAH (Jurnal Pendidikan Dan Pendidikan Agama Islam)3(2), 157-169.
  • Ulinnuha, N. R. (2019). Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan Islam. TARLIM: Jurnal Pendidikan Agama Islam2(2), 141-152.
  • Arifin, M. (2023). KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM: Karakteristik Pemimpin Ideal Menurut Al-Quran. AKADEMIK: Jurnal Mahasiswa Humanis3(3), 151-160.
  • Muhibah, S. (2017). Karakteristik Kepemimpinan Efektif Dalam Perspektif Islam. Jurnal Pendidikan Karakter JAWARA (Jujur, Adil, Wibawa, Amanah, Religius, Akuntabel)3(1).

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI