Peran Penerapan Sifat Kepemimpinan dalam Islam yang Tabligh (Komunikatif/Menyampaikan)

Sifat Kepemimpinan dalam Islam
Ilustrasi Kepemimpinan dalam Islam yang Tabligh (Sumber: Penulis)

Kepemimpinan islami adalah pemimpin yang memiliki sifat berprinsip pada membaurkan ajaran-ajaran Islam serta mempraktikannya dalam kehidupan keseharian baik dalam lingkup individu maupun dilingkungannya sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Ada 4 sifat rasulullah yang membuatnya sukses dan dipercaya oleh banyak orang, dan juga harus dimiliki dan dijadikan contoh oleh pemimpin yaitu yaitu Siddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (komunikatif/menyampaikan), dan Fatanah (cerdas).

Artinya pemimpin haruslah senantiasa mau berkomunikasi dengan rakyatnya. Kemampuan berkomunikasi yang baik mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin (Astuti et al., 2022).

Bacaan Lainnya
DONASI

Pemimpin Tablig tidak pernah menutup diri dari bawahannya. Tidak hanya bertemu dengan orang-orang yang setuju dengannya, tetapi juga dengan mereka yang memiliki modal. Seperti halnya Rasulullah SAW, yang Allah SWT tegur dalam surat “Abasa” karena masalah komunikasi.

Meskipun komunikasi Rasulullah SAW dengan orang-orang Quraisy juga penting, tetapi meremehkan Sahabat Abdullah bin Umi Maktum RA, seorang «rakyat kecil» yang meminta pelajaran Islam karena memilih berbicara dan berdakwah kepada para pembesar Quraisy, dia ditegur.

Pada sisi yang lain seorang pemimpin komunikatif juga harus memperhatikan dengan siapa mereka berbicara. Pemimpin yang baik memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik juga.

Kemampuan komunikasi seorang pemimpin akan menentukan seberapa baik mereka melaksanakan tugas mereka. Rasulullah SAW menggunakan bahasa yang mudah dipahami saat berbicara dengan orang-orang. karyawan yang aktif harus membangun gaya komunikasi yang berbeda (Ayep et al., 2023).

Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi SAW, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!” Orang-orang pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, “Diam kamu! Diam!” Rasulullah SAW berkata, “Mendekatlah”.

Pemuda itu pun mendekat lalu duduk. Nabi SAW bertanya, “Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?”Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” sahut pemuda itu. “Begitu pula orang lain, tidak rela kalau ibu mereka dizinai”. Rasulullah SAW melanjutkan, “Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?” “Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” pemuda itu kembali menjawab: “Begitu pula orang lain, tidak rela jika putri mereka dizinai”.

Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?” “Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” “Begitu pula orang lain, tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai”. “Relakah engkau jika bibi (dari jalur bapakmu) dizinai?” “Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” “Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai”.

 “Relakah engkau jika bibi (dari jalur ibumu) dizinai?” “Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” “Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai”. Lalu Rasulullah SAW meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya”.

Jawaban Rasulullah SAW ini tentu tidak akan muncul jika beliau bukan seorang yang komunikatif. Nabi Ibrahim juga pernah mencontohkan pola komunikasi ini saat berdebat dengan Namrud. Kami dapat mendakwah dengan berbagai cara, seperti berbicara.

Nabi Ibrahim AS adalah salah satu nabi yang diberi kecerdasan oleh Allah SWT. Orang-orang kafir yang menyembah berhala dapat melawan argumen mereka yang lemah dengan cara yang jelas dan lugas (Toriyono, 2021).

Baca juga: Asal-Usul Berkembangnya Tradisi Memperingati Hari Lahir Nabi Muhammad SAW di Indonesia

Nabi Ibrahim AS sama sekali tidak bermaksud berdusta kepada kaumnya dengan mengatakan bahwa patung besarlah yang menghancurkan patung lainnya sebagaimana yang dijawabkan Nabi Ibrahim AS pada mereka. Tetapi beliau sedang berusaha membangun komunikasi dengan menyadarkan akal sehat dan membuka pikiran kaumnya bahwa patung-patung itu sebenarnya tidak bisa berbuat apa-apa.

Berbicara, melihat, mendengar, apalagi harus mengusir dan melawan saat ada tangan yang akan menyentuh dan menghancurkan mereka. Membela diri sendiri saja mereka sama sekali tidak mampu, apalagi jika harus memenuhi doa permintaan dari para penyembah dan pemujanya (QS. Al Anbiya [21]: 61-66).

Tentang komunikasi cerdas Nabi Ibrahim AS ini Al-Qur‘an juga menceritakan dalam surat yang lain. Allah SWT berfirman, “Ketika Ibrahim mengatakan: ‘Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan.’ Orang itu (Namrudz) berkata: ‘Saya dapat menghidupkan dan mematikan.’ Ibrahim berkata: ‘Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat.’ Lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al Baqarah [2]: 258).”

Kesimpulan Pemimpin komunikatif akan selalu berusaha menghindari terjadinya salah pengertian dalam setiap apa yang diucapkannya. Dia selalu berbicara dengan tenang dan jelas. Pada sisi yang lain seorang pemimpin komunikatif juga harus memperhatikan dengan siapa mereka berbicara. 

Rasulullah SAW menggunakan bahasa yang mudah dipahami saat berbicara dengan orang-orang. Tetapi beliau sedang berusaha membangun komunikasi dengan menyadarkan akal sehat dan membuka pikiran kaumnya dan para pemimpin itu harus lebih memperhatikan lagi apa saja dampak dari ucapan yang keluar dari lisannya.

 

Penulis: Imelda Ayunitias
Mahasiswa Magister Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Lisa Musharyanti, S.Kep.,Ns.,M.Med.Ed

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Referensi

Astuti, A., Afiyah, Z., Ningsih, S., & Jannah, R. T. (2022). KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM. Educational Leadership, 2.

Ayep, A., Fikri, M., Malik Zulkarnain, A., & Fauzi, A. (2023). Kepemimpinan dan Komunikasi (Suatu Kajian Literatur Review Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia). JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL, 4(1), 315–323. https://doi.org/10.38035/jmpis.v4i1.1434

Toriyono, M. D. (2021). DIALOG ARGUMENTATIF NABI IBRAHIM DAN RAJA NAMRUD DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN. 2.

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

1 Komentar

Komentar ditutup.