Seni Leadership yang Tak Hanya Sekedar Memimpin

Leadership Tak Sekedar Memimpin

Memiliki keterampilan memimpin memanglah suatu kemampuan yang gampang-gampang sulit. Begitu pula yang dirasakan oleh Vena Riana Dewi atau yang akrab disapa dengan Vena seorang awardee dari XL Future Leaders Batch 9. Vena mengemukakan bahwa seni memimpin merupakan sebuah hal sederhana namun sangat kompleks ketika diimplementasikan.

Vena mendefinisikan arti pemimpin sebagai seseorang yang mampu membimbing, tidak hanya seseorang yang menyuruh ini itu. “Jangan cuman nyuruh dong, karena memahami anggota itu juga penting,” ungkap Vena. Kunci bisa menjadi pemimpin, yakni harus bisa menjadi pemimpin bagi diri sendiri dahulu, kemudian menjadi pemimpin bagi orang lain.

Menjadi seorang pemimpin itu memanglah tidak mudah. Banyak tantangan bahkan permasalahan yang silih berganti datang menghampiri. Menghadapi tantangan itu Vena selalu menerapkan untuk menjadi seseorang yang teguh pendirian dan harus bisa membimbing orang.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Kekuatan Bangsa dari Kepemimpinan yang Muda

Vena pun juga pernah mengalami kendala ketika ia menjadi seorang pemimpin. Ia sempat merasakan mendapatkan anggota yang “ghosting”. Namun, ia selalu diajarkan oleh mentornya untuk menghubungi orang tersebut secara halus. Berusaha merangkul dengan baik-baik dan jangan dimarahi. “Ketika menghadapi kasus tersebut, aku selalu menanamkan PMI thinking tools, ingetin dengan cara yang baik-baik, dan tetap tenang,” begitu ungkapnya.

Cara menentukan tipe kepemimpinan itu harus memahami dahulu definisi setiap tipe kepemimpinan. Vena juga menjelaskan bahwasanya tipe kepemimpinan dapat berubah menyesuaikan sikon dan keadaan. Dalam hal ini seorang pemimpin harus mampu bersikap adaptif dalam memimpin setiap anggotanya.

“Setiap orang pasti ada saja yang nggak suka sama kita. Begitu pula saat menjadi pemimpin. Ketika ternyata ada anggota yang tidak menyukai kita , pertama yang bisa dilakukan ialah evaluasi dalam internal tim itu sendiri. Kalau aku juga menerapkan link feedback yang isinya tentang progress setiap anggota selama berada di tim tersebut,” ungkapnya.

Baca Juga: Bagaimana Seharusnya Mahasiswa?

“Kalau ditanya mengenai “apakah aku ini sudah menjadi seorang leader yang baik?”, tentu untuk menjawabnya tidak hanya dibutuhkan sekedar ya atau tidak. Namun, indikator ketika sudah menjadi seorang leader yang baik yakni mampu menyeimbangkan antara program kerja yang sedang dijalankan, bagaimana goals dan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Serta yang utama pastinya harus mampu memahami dan membimbing orang lain dengan jiwa empati dan sosial yang tinggi. Satu hal sederhana yang terkadang banyak orang yang lupa yakni apresiasi. Dan pastinya magic wordnya yang selalu aku terapkan di mana pun dan kapan pun, ucapan terima kasih, maaf, dan tolong,” jelas Vena.

Pengalamannya selama menjadi awardee XLFL, sangatlah membuatnya berkesan. Ia mengakui bahwa didikan selama di XLFL sangatlah galak dan keras namun ia paham, itu semua untuk membentuknya menjadi pribadi yang lebih baik. Dari didikan itu akhirnya membentuk diri Vena yang siap bersaing secara go internasional, menjadi better for ourselves dan our environment, siap membantu di dunia kerja dan profesional, serta pembelajaran diri lain yang telah diajarkan oleh XLFL.

Baca Juga: Pemimpin Muda, Jadilah Pendobrak Bukan Pengikut

Terakhir Vena juga berpesan bahwa “Kepemimpinan merupakan hal yang simpel. Kuncinya ialah pada bagaimana kita bisa membimbing, memimpin, serta memanusiakan sesama manusia,” pungkasnya. Siapkah kamu menjadi pemimpin?

Lina Khoirun Nisa
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.