Oleh: M. Ridhwan Suriawijaya
Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemuda merupakan pelopor dan penentu peradaban bangsa. Terbukti dalam Sejarah bangsa Indonesia, kongres pemuda menjadi salah bukti besar para pemuda bersatu teguh melahirkan cuta-cita bangsa, membicarakan masalah pergerakan golongan pemuda, dan meningkatkan kesadaran cinta tanah air sehingga terbentuknya sumpah pemuda yang menjadi ikrar para pemuda Indonesia sampai saat ini.
Dalam masa meraih kemerdekaan, pemuda pula menjadi pion penting dalam memproklamasikan kemerdekaan. Dapat terbayangkan bila pemuda tidak mengambil peran dalam proses kemerdekaan Indonesia, mungkin saja saat ini ibu pertiwi belum merdeka dari penjajahan. Peristiwa Rengasdengklok menjadi peristiwa pedulinya para pemuda dan menggelorakan tekad untuk secepatnya memproklamasikan kemerdekaaan. Pada akhirnya golongan tua pun setuju dengan pemikiran kaum Pemuda untuk secepatnya memproklamasikan kemerdekaan.
Saat ini, pemuda terus menunjukan kecintaan dan kesetiaan terhadap tanah air. Para pemuda telah banyak menorehkan berbagai prestasi yang membanggakan dan mengharumkan Indonesia dari seluruh penjuru dunia. Para Pemuda mampu memperlihatkan kosntribusi di dalam negeri dengan berbagai bidang yang berpengaruh terhadap pertumbuhan kualitas bangsa. Para pemuda pun identik dengan kepeduliannya terhadap masalah dan tantangan negeri.
Hal tersebut, bahwa pemuda Indonesia mempunyai jiwa kepemimpinan yang berdedikasi dan totalitas dalam sebuah ikatan persatuan yang kuat untuk terus melangkah dalam meraih mimpi besar bersama. Pemuda yang selalu memperlihatkan semangat bergerak dan menyuarakan suatu sikap nasionalisme dan patriotisme untuk mengubah dunia yang lebih baik. Pemuda yang menjadi pusat perhatian yang tidak perlu diragukan sebuah perjuangan dalam kemajuan Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menjadi pemuda transformatif dengan memiliki jiwa kepemimpinan ?
2. Apa sikap yang harus dimiliki pemuda sebagai calon pemimpin bangsa ?
3. Mengapa pemuda sebagai kekuatan bangsa dan negara ?
C. Tujuan
1. Mendorong menjadi pemuda yang transformatif dengan jiwa kepemimpinan.
2. Membentuk sikap pemuda yang mempunyai jiwa kepemimpinan.
3. Meningkatkan pemahaman bahwa pemuda sebagai aset kekuatan bangsa dan Negara.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemuda Transformatif dengan Jiwa Kepemimpinan
Pemuda sebagai agent of change terus berkomitmen dan konsisten untuk melakukan proses peubahan yang lebih baik.[1] Pemuda yang harus mempunyai mental kuat untuk bersiap memperbaiki suatu keadaan. Tetapi bersiap pula untuk melihat bahwa perbaikan itu tidak akan pernah sempurna dan ikhtiar tidak pernah selesai. Hal tersebut menjadi amanat kepada seluruh pemuda untuk berusaha mengadakan perbaikan terus-menerus.
Indonesia yang semakin maju perlu pemuda yang berani mengubah hal-hal yang perlu diubah namun mempertahakankan hal-hal yang sudah baik. Memang Indonesia membutuhkan suatu perubahan, tetapi Indonesia haruslah tetap bersatu, Indonesia yang berideologikan Pancasila, dan Indonesia yang menjunjung kebhinekaan. Maka, pemuda haruslah bijaksana dalam mengelola perubahan dan keberlanjutan untuk Indonesia yang semakin kuat dan maju.
Dalam melakukan setiap perubahan dan konstribusi, pemuda perlu untuk menanamkan jiwa kepemimpinan sebagai modal kekuatan bangsa. Kepemimpinan merupakan sikap atau proses seseorang dalam mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk mewujudkan tujuan bersama. Bukan hanya mempengaruhi, tetapi dengan kepemimpinan dapat menjawab segala tantangan dan masalah yang dapat diselesaikan.
Menjadi pemuda yang ingin mempunyai jiwa kepemimpinan bukan soal tampilan atau atribut yang digunakan oleh seorang pemimpin.[2] Menjadi pemimpin muda tentu hendaklah memulai dengan belajar terhadap diri sendiri sebelum kita mengajarkan dan mempengaruhi orang lain. Pembelajaran tersebut dengan melakukan suatu aksi sebelum lisannya sehingga pemuda dapat membuktikan bila berada di tengah masyarakat layaknya pemimpin.
Dalam kepemimpinan, perbuatan pemuda jauh lebih penting dari pada kata-kata yang mereka katakana. Pemimpin selalu berjalan terlebih dahulu dalam memberikan contoh yang baik dalam menyampaikan nilai-nilai kebermanfaatan. Pemimpin harus terus mempunyai intuisi dalam mengarahkan kepada sesuatu hal yang menjadi kebenaran dan prioritas bersama. Tentu menjadi pemuda yang berperan bukan baperan.
Pemuda sebagai calon pemimpin bangsa tentu membutuhkan suatu imajinasi yang mendorong suatu kemajuan di masa depan. Hal tersebut, membuat pemuda haruslah memiliki sebuah visi atau mimpi besar sebagai kekuatan yang menciptakan masa depan. Kekuatan ini dapat membuat keinginan yang baik terjadi dan menciptakan sesuatu yang diciptakan yang belum diciptakan oleh siapapun.
Visi dari setiap pemuda akan membentuk generasi sebagai pionir yang selalu melangkah menghadapi segala tantangan. Pemuda akan mengisi setiap kesempatan untuk melakukan inovasi dan berkreasi. Namun pemuda bukan hanya sebagai insan pencipta saja, konstribusi utama para pemuda mengenali, mendukung, dan merealisasikan ide-ide yang positif dalam membentuk adanya saling inspirasi.
Pemuda yang inspirasi karena terlahir dari mendapatkan suatu hal yang menjadi terinspirasi untuk maju berlari kedepan hingga dapat menjadi sosok yang menginspirasi bagi pemuda yang lainnya. Tentu pemuda membutuhkan sebuah inspirasi baik dari sebuah perkataan orang lain, tindakan, dan tulisan yang menggelorakan optimis diri pemuda untuk terus bertransformatif.
B. Sikap yang harus dimiliki Pemuda sebagai Pemimpin Calon Bangsa
Pemuda sebagai harta yang paling mahal dimiliki Negara, tentu harus membentuk sikap sikap yang berjiwa kepemimpinan. Sikap yang tertanam dan menjadi budi pekerti yang baik untuk kebermanfaatan dan pembangunan Indonesia. Proses pemuda saat ini akan menentukan nasib bangsa dan negar kedepannya. Proses yang baik dari pemuda akan membawa Indonesia lebih baik.
Sikap tersebut yang harus dimiliki tentu banyak, setidaknya pemuda mampu mempunyai sikap optimis, loyalitas, totalitas, berdedikasi, peduli, kritis, toleransi, dan berjiwa kompetitif yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Dalam menjadi sosok pemimpin muda, disiapkan pula dalam diri jiwa optimis yang tinggi sebagai bensin dalam membakar suatu semangat dan melakukan dedikasi yang berarti baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat. Mustahil bila seseorang tidak mempunyai optimis dapat meraih semua mimpi, karena semua yang dimimpikan membutuhkan sebuah optimis sebagai proses merealisasikannya.[3]
Inspirasi dan optimis menjadi dua hal yang harus ada di benak calon pemimpin muda bangsa yang tertanam dalam jiwa kepemimpinan karena sudah merekat dalam diri pemuda yang berjiwa kepemimpinan untuk terus menumbuhkan optimis dan menyebarkan inspirasi. Inspirasi dengan optimis menjadi satu paket dalam berproses dan menerima suatu hasil konstribusi.
Berbicara kembali soal konstribusi, tidak terlepas dari sebuah loyalitas dari seorang pemuda. Loyalitas merupakan bentuk kesetiaan yang mahal harganya karena pemuda begitu sadar banyak orang yang berbuat baik hanya ingin meraih sebuah materiil dengan tidak ada dasar sebuah loyalitas. Loyalitas menjadi prioritas dalam tubuh pemuda, karena kesetiaan nya terhadap lingkungan bahkan Negara akan membentuk totalitas tinggi yang diberikannya.
Totalitas sebagai usaha maksimal yang diperlukan pemuda dalam berbuat sesuatu. Pemuda yang paling berjasa adalah seseorang yang berbuat hal positif melakukan dengan usaha yang maksimal tanpa pamrih dan pantang putus asa. Hal ini menjadi bagian intropeksi bagi para pemuda khusunya, mengapa Indonesia belum meraih predikat Negara maju karena salah satu permasalahannya pemimpin di negeri ini belum menunjukan sikap dan arti totalitas.
Pemuda tidak terlepas dari sikap peduli, semakin hari pemuda terus menunjukkan rasa peduli seperti banyak para generasi muda yang menjadi relawan dalam berbagai bidang seperti relawan penggiat literasi di pelosok negeri. Rasa kepeduliaan di dalam diri pemuda terlihat pula dalam melihat negeri saat ini, banyak pemuda yang turun tangan dalam membangun Indonesia dan melakukan solutif yang tepat dalam berbagai isu yang menimpa tanah air.
Tidak hanya peduli, sikap kritis menjadi salah satu identitas yang khas dimiliki oleh para pemuda. Pemuda yang kritis senantiasa terus mempertahankan hal yang baik dan benar yang sudah hidup. Pemuda pula akan menjadi alarm kesadaran untuk semuanya bila terdapat sebuah kesalahan. Dengan kritis, pemuda tidak mudah terbohongi dalam zona kesesatan yang dapat meruntuhkan moral pemuda itu sendiri.
Masih berbicara pemuda yang kritis sebagai modal untuk lebih dalam memahami diri sendiri. Pemuda kritis mampu akan mengenal dirinya yang akan memahami sebuah jati diri. Dalam terbentuknya jati diri, dipastikan pemuda akan terus lebih kuat berjalan kearah yang lurus untuk mewujudkan sebuah tujuan.Ketika pemuda sudah dalam memahami sendiri akan lebih mudah untuk memahami oraang lain yang menghasilkan salah satunya sebuah toleransi.
Toleransi sebuah jembatan dalam menghargai dan menghormati setiap perbedaan yang menjauhkan dari rasa sakit hati dan perpecahan. Pemuda toleran akan mengedepankan sebuah persatuan dengan pemikiran yang idealisme dan terus menunjukkan sikap kedewasaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemuda yang bertoleran juga mampu mengutamakan kepentingan bersama dan menciptakan sebuah harmonisasi.[4]
Dalalm membentuk pemuda berkualitas, pemuda perlu memiliki jiwa kompetisi, umumnya jiwa kompetisi dengan pemuda Negara lain untuk dapat menjadi pemuda yang diakui kualitasnya oleh bangsa lain. Jiwa kompetitif itu akan memunculkan prestasi yang membanggakan dan karya yang inovasi sebagai target kita menjadi pemuda yang terbaik di dunia.
C. Pemuda sebagai Aset Kekuatan Bangsa dan Negara
Indonesia tidak akan selamanya bergantung kepada seluruh pemimpin saat ini sebagai golongan tua di negeri ini. Indonesia pasti akan terus melakukan tongkat estapet kepemimpinan Bangsa dan Negara kepada seluruh pemuda Indonesia. Indonesia akan dipimpin langsung oleh kita semua sebagai generasi muda yang mempunyai tanggung jawab besar mengarakan negeri dalam suatu kemajuan.
Cita – cita Indonesia yang sudah dimuat dalam alinea pembukaan UUD tahun 1945 menjadi pangkuan di pundak pemuda untuk kita mampu merealisasikannya. Pemuda menjadi harapan utama untuk memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat. Pemuda pula yang akan meningkatkan dan memperbaiki martabat dan harkat bangsa Indonesia di mata dunia. Bila pemuda tidak mempersiapkan dari sekarang, timbul pertanyaan Indonesia masa depan akan seperti apa.
Sekarang pemuda sadar dan tahu, untuk itu saat ini mari mempersiapkan dengan berjuang dan bertindak lebih lagi dari sebelumnya.[5] Pemuda sudah harus sangat mengoptimalisasikan semua pikiran dan potensi yang sudah pemuda miliki. Potensi pemuda yang akan menjadikan sumber daya yang unggul untuk Indonesia yang maju. Bergerak dan memberi pengabdian bagi ibu pertiwi untuk Indonesia yang selalu dihati.
Demikian, kekuatan pemuda adalah kekuatan bangsa dan bernegara. Kemjuan pemuda adalah kemajuan bangsa dan Negara. Semangat pemuda adalah semangat bangsa dan bernegara. Indonesia sudah memanggil kita sebagai pemuda untuk berlari membawa Indonesia selalu di puncak.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemuda menjadi simbol kekuatan bangsa yang menjadi pelopor bersatunya tanah air, berbangsa dan berbahasa. Hal tersebut, akan terus dijunjung oleh semua pemuda Indonesia dengan jiwa kepemimpinqn yqng terbaik dalam meraih Indonesia yang semakin terdepan. Indonesia tentu pasti terdepan karena mempunyai pemuda yang begitu banyak dan terus mengkukuhkan kualitas pemuda itu sendiri. Hal ini menjadi momentum untuk bersama – sama kita meraih kejayaan ditanah kita sendiri.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa essay di atas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki kedepannya dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam di atas.
DAFTAR PUSAKA
Ayu Lestari, Pemuda Menjadi Harapan Bangsa. Gramedia, 2016.
Khotimatul Husna, 40 hadits sahih: pedoman membangun toleransi. Pustaka Pesantren, 2006.
Tempo Intitute, Surat Dari dan Untuk Pemimpin. Jakarta: Tempo Institute, 2015.
[1] M. Ridhwan Suriawijaya, “Mahasiswa transformative di era disrupsi”, Ruang Mahasiswa.com, 10 September 2019.
[2] Tempo Institute, Surat Dari dan Untuk Pemimpin (Jakarta: Tempo Institute, 2015). h.87.
[3] Tempo Institute, Surat Dari dan Untuk Pemimpin (Jakarta: Tempo Institute, 2015). h.384.
[4] Khotimatul Husna, 40 hadits sahih: pedoman membangun toleransi (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2006). h.100.
[5] Ayu Lestari, Pemuda Menjadi Harapan Bangsa (Jakarta: Gramedia, 2016). h.3.