Peningkatan Komunikasi Keluarga dengan Anak Usia Remaja pada Masa Pandemi Covid-19

Komunikasi Keluarga dengan Remaja

Pandemi corona virus disease atau yang lebih sering disebut sebagai COVID-19 saat ini sedang melanda di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Untuk menekan jumlah penyebaran virus ini, pemerintah di Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk beraktivitas di rumah saja.

Kebijakan ini pun diikuti oleh kebijakan lainnya seperti PSBB ( Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2020). Aktivitas tersebut diantaranya aktivitas bekerja, belajar, dan beribadah.

Aktivitas sehari-hari para remaja yang saat ini sebenarnya sangat dekat dengan penggunaan teknologi digital. Generasi remaja saat ini  memiliki karakteristik yang memang melekat dengan penggunaan internet dan  sosial media yang menjadi pilihan utama untuk berkomunikasi.

Bacaan Lainnya
DONASI

Remaja pada umumnya sangat rentan terhadap pengaruh dari lingkungannya, karena itu kaum remaja banyak mengalami berbagai masalah mengenai jiwa psikologisnya dalam  proses pencarian identitas diri. Hal ini sering kali membuat remaja rentan terjerumus ke dalam berbagai bentuk penyimpangan sosial atau yang lebih  dikenal dengan kenakalan remaja.

Baca Juga: Komunikasi Berperan Penting pada Keharmonisan Keluarga, Mengapa?

Kenakalan remaja selalu menjadi bagian dalam cerita kehidupan remaja, dimana proses pembentukan jati diri, rasa ingin tahu, ingin mencoba sesuatu yang baru pasti akan menjadi bagian penting dari masa remaja.

Pentingnya mengatur komunikasi yang baik sejak remaja akan membantu dalam proses pembentukan jati diri yang lebih baik. Pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi tentunya banyak memberikan dampak positif maupun negatif terhadap komunikasi remaja. Ada yang merasa nyaman dengan kondisi pandemi dimana banyak aktivitas dilakukan secara daring, namun ada juga yang merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut.

Salah satu contoh permasalahan remaja saat ini adalah melaksanakan pendidikan secara daring. Kebijakan Belajar Daring atau Belajar dari rumah, secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa orang tua juga sementara waktu berperan sebagai guru untuk mendampingi anak belajar.

Dalam pendampingan belajar dari rumah, diharapkan guru dan orang tua bukan hanya berfokus pada peningkatan kognitif anak saja. Namun, perlu juga diimbangi dengan peningkatan afeksi dan psikomotor agar perkembangan anak tetap dapat terstimulasi selama masa pandemi.

Baca Juga: Gotong Royong Indonesia dalam Menghadapi Krisis Komunikasi di Tengah Pandemi Covid-19

Mengingat panjangnya waktu yang dihabiskan bersama dalam masa pandemi. Orang tua perlu membuat waktu berkualitas dengan anak, untuk melakukan kegiatan bersama, seperti bermain, menanam, memasak, membersihkan rumah, beribadah maupun kegiatan lainnya (UNICEF 2020). Kebersamaan antara orang tua dan anak sangat diperlukan untuk sarana interaksi, komunikasi, dan saling mengenal diri.

Permasalahan lain yang dihadapi anak remaja adalah faktor lingkungan. Dimana lingkungan dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi karakteristik anak remaja. Agar suasana keluarga tidak membosankan selama pandemi, orang tua perlu menciptakan suasana yang nyaman baik secara fisik maupun psikologis.

Baik atau buruknya suatu lingkungan juga masih tergantung dengan sifat anak remaja tersebut. Namun tak luput banyak dari anak remaja yang mengalami perubahan signifikan setelah mengenal lingkungan di luar keluarga.

Komunikasi antara anak dan orang tua merupakan hal yang penting, karena dapat mempererat hubungan keduanya. Melalui komunikasi, orang tua mampu memahami keinginan dan kebutuhan anak, dan orang tua dapat menyampaikan harapannya kepada anak tanpa memaksa. Untuk mewujudkan lingkungan rumah nyaman, aman dan menyenangkan, maka perlu adanya kehangatan dalam komunikasi antar anggota keluarga.

Baca Juga: Pengaruh Komunikasi terhadap Manajemen Waktu demi Mempertahankan Keharmonisan Keluarga

Meningkatkan komunikasi dengan mengatur manajemen waktu dengan baik, jadikan waktu dengan anak sebagai pertemuan yang berkualitas, meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan bersama, jangan ganti kasih sayang dengan uang, menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman serta sangat penting dilakukan pengawasan pada anak dalam membentuk pola pengasuhan yang baik

Nurmala
Putri Salsabila
Fira Rofahiyati

Mahasiswa Universitas IPB

Dosen: Ir. MD. Djamluddin, M.Sc , Dr. Irni Rahmayani Johan, SP, MM, Dr. Megawati Simanjuntak, SP, M. Si
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

Editor: Diana Pratiwi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI