Apa Sih Bedanya antara Endemi, Epidemi, dan Pandemi?

endemi, epidemi dan pandemi
endemi, epidemi dan pandemi

Dengan merebaknya wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), masyarakat kini diperkenalkan dengan istilah yang ada dalam ilmu epidemiologi. Masyarakat kini sering membaca beberapa istilah yang muncul terkait pola suatu penyakit, di antaranya adalah endemi, epidemi, dan pandemi.

Sering kali masyarakat salah dalam menggunakan ketiga istilah tersebut. Sesungguhnya, terdapat perbedaan definisi di antara istilah tersebut. Mari kita simak penjelasannya.

Baca juga: Menjaga Imunitas Tubuh di Kala Pandemi Covid-19 dengan Rutin Berolahraga

Bacaan Lainnya
DONASI

1. Endemi/Wabah

Kecil, tapi Luar Biasa.

Dengan menelusuri penyakit-penyakit sepanjang waktu dan wilayah geografis, para ahli epidemiologi mengetahui cara memprediksi berapa banyak kasus penyakit yang normalnya terjadi di dalam periode waktu, tempat, dan populasi tertentu.

Endemi/Wabah adalah Tingkat pertama keparahan penyebaran penyakit dilihat dari populasi, lingkungan atau wilayahnya. Populasi yang terdampak kecil, namun bisa dibilang luar biasa.

Penyakit tertentu dinyatakan menjadi wabah atau endemik ketika terjadi peningkatan jumlah kasus yang signifikan namun masih terbatas pada suatu wilayah.

Contoh wabah malaria, demam berdarah, campak, dan sebagainya.

Ketika sebuah penyakit baru muncul, wabah memang jadi lebih jelas terlihat karena jumlah kasus yang diantisipasi akibat penyakit itu masih kosong.

Begitu otoritas kesehatan setempat mendeteksi adanya wabah, mereka langsung meluncurkan investigasi guna menentukan secara tepat siapa saja yang terdampak dan berapa banyak orang yang terkena penyakit.

Informasi itu kemudian digunakan untuk mencari tahu cara terbaik mengurung wabah dan mencegah bertambahnya penderita baru.

Baca juga: Tinggalkan Pandemi Kita Menuju Endemi COVID-19 bersama Indonesia Maju

2. Epidemi

Lebih besar dan menyebar.

Tingkat kedua keparahan suatu penyakit yang bersifat lebih besar dari endemik dan menyebar ke area yang lebih luas. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) menjelaskan bahwa epidemi terjadi ketika suatu penyakit menular dengan cepat ke banyak orang hingga pada tahap di luar ‘normal’ sulit dihambat. Salah satu contohnya  kasus epidemi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV) dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).

Ini bukan hal mengherankan, mengingat memang belum ada pengobatan atau vaksin yang tersedia. Tetapi penyebaran luas COVID-19 di seluruh Cina berarti bahwa wabah di Wuhan telah berkembang menjadi epidemi.

3. Pandemi

Internasional dan di luar kendali.

Pandemi adalah epidemi yang menyebar ke berbagai negara lain dan memengaruhi orang di seluruh dunia dalam jumlah besar secara simultan atau berkelanjutan.

Penyakit ditetapkan sebagai pandemi ketika penyebarannya sudah internasional dan di luar dugaan sehingga sulit dikendalikan.

Baca juga: Apakah Kesehatan Mental Kita Baik-Baik Saja selama Pandemi?

Meski demikian, beberapa ahli epidemiologi mengklasifikasikan sebuah situasi sebagai pandemi hanya apabila penyakit itu berkembang di beberapa wilayah yang baru terdampak melalui penularan setempat.

Ilustrasinya begini. Apabila seorang turis Belanda yang terkena COVID-19 pulang dari CHina, maka itu belum pandemi. Tetapi ketika dia menulari beberapa anggota keluarga atau teman, maka ini pun masih jadi perdebatan (apakah pandemi atau bukan).

Tetapi jika timbul wabah baru setempat, maka para ahli epidemiologi akan setuju bahwa upaya mengendalikan penularan global telah gagal, dan menganggap perkembangan terkini sebagai sebuah pandemi.

Selain COVID-19, penyakit yang juga pernah mendapat status pandemi adalah Pandemi Influenza seperti Flu Spanyol, Flu Asia, Flu Babi, Flu Burung, dan sebagainya. Status yang sama juga ditetapkan pada TBC (tuberculosis), Black Death atau pes, HIV/AIDS.

WHO dalam sejarahnya hanya pernah mengumumkan dua pandemi, untuk influenza pada tahun 1918 dan Influenza H1N1 di tahun 2009. Berminggu-minggu pada epidemiologis seperti saya sudah menyebut coronavirus sebagai sebuah pandemi.

Penulis: Fadia Nurul Oktaviani
Mahasiswa Prodi Keperawatan Universitas Binawan
Dosen Pengampu: Apriani Riyanti, S.Pd., M.Pd.

Referensi

https://theconversation.com/apa-bedanya-pandemi-epidemi-dan-wabah-133491

https://ppiptek.brin.go.id/post/read/perbedaan-endemi-epidemi-dan-pandemi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI