Penulis: Putri Kencana Jafrizal
Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana
Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Malaria Pada Ibu Hamil.
Malaria merupakan salah satu masalah yang dihadapi Negara yang beriklim tropis di dunia, termasuk di Indonesia. Indonesia kasus malaria tebesar terjadi di Indonesia bagian timur, seperi Papua, Papua Barat dan NTT. Malaria menyerang semua individu tanpa mengenal umur,jenis kelamin maupun golongan, tetepi yang memiliki kerentanan yang tinggi terdapat pada ibu hamil.
Penulis membuat makalah ini bertujuan agar penulis dan pembaca dapat tahu tentang penyakit malaria pada ibu hamil, penyebabnya,dampaknya terhadap ibu maupun janin serta cara mencegah dan mengobatinya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak mengalami kekurangan dan jauh dari kata sempurna, baik dari cara penulisan maupun tata bahasa. Untuk itu kami mengharap kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap agar makalah Malaria Pada Ibu Hamil ini, dapat memperoleh informasi yang permanfaat bagi pembaca.
Kupang, 26 Maret 2022
Penulis
BAB I: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sampai sekarang malaria merupakan salah satu penyakit kesehatan masyarakat di negara-negara seluruh dunia yang memiliki iklim tropis terutama di Negara berkembang, termasuk Indonesia. Di perkirakan 219 juta penduduk dunia terinfeksi penyakit malaria dan sebanyak 661.000 diantaranya meningal setiap tahun. penyakit ini disebabkan oleh parasit plasmodium yang disebarkan memelui gigitan nyamuk anopheles betina.
Malaria menyerang semua individu tanpa mengenal umur, jenis kelamin, maupun golongan, Tetapi yang memiliki kerentanan yang tinggi mengidap penyakit ini adalah ibu hamil. Kerentanan itu terjadi karena pada masa kehamilan, ibu mengalami perubahan imunitas seluler maupun imunitas humoral.
Malaria pada kehamilan memimbulkan gejala seperti demam, anemia, gagal ginjal, udema paru akut, hipoglikema bahkan dapat mengalami kematian, sedangkan pada janin dapat menyebabkan persalinan prematur, abortus, berat badan lahir rendah, dan kematian pada bayi.
Baca juga: Gangguan Kesehatan Mental yang Dapat Muncul di Masa Kehamilan
1.2 Rumusan Masalah
- Apa itu penyakit malaria?
- Apa penyebab malaria pada ibu hamil?
- Apa dampak malaria pada ibu maupun janin?
- Bagaimana cara mencegah penyakit malaria pada ibu hamil?
1.3 Tujuan Penulis
Agar dapat mengetahui tentang penyakit malaria, terutama pada ibu hamil dan apa saja dampak yang timbul pada ibu maupun janin serta cara mencegahnya.
BAB II: Landasan Teori
Sampai sekarang malaria merupakan salah satu penyakit kesehatan masyarakat di negara-negara seluruh dunia yang memiliki iklim tropis terutama di Negara berkembang, termasuk Indonesia.
Di perkirakan 219 juta penduduk dunia terinfeksi penyakit malaria dan sebanyak 661.000 diantaranya meningal setiap tahun. penyakit ini disebabkan oleh parasit plasmodium yang disebarkan memelui gigitan nyamuk anopheles betina.
Malaria menyerang semua individu tanpa mengenal umur, jenis kelamin, maupun golongan, Tetapi yang memiliki kerentanan yang tinggi mengidap penyakit ini adalah ibu hamil. Kerenatanan itu terjadi karena pada masa kehamilan,ibu mengalami perubahan imunitas selurer maupun imunitas humoral.
Malaria adalah suatu penyakit yang di tularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang di sebabkan oleh parasit plasmodium yang menyerang eritosit dan menimbulkan gejala seperti demam, menggigil, anemia dan pembesaran limpa.
Individu yang memiliki kerentan yamg besar adalah ibu hamil,di kearenakan pada masa kehamilan ibu mengalami perubahan imunitas seluler maupun imunitas humoral.
Parasit plasmodium yang dapat menyebabkan malaria antara lain:
- Plasmodium falciparum
- Plasmodium vivax
- Plasmodium malariae
- Plasmodium ovale
Malaria juga dapat berakibat pada janin yang di kandung ibu diantaranya bayi bias mengalami prematur, abosrtus, BBLR, malaria plasenta dan yang lebih parah kemtian jsnin dalam kandungan.
Baca juga: Bahaya Keputihan bagi Ibu Hamil dan Bayi
BAB IV: Pembahasan
4.1 Pengertian Malaria
Malaria adalah suatu penyakit yang di tularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang di sebabkan oleh parasit plasmodium yang menyerang eritosit dan menimbulkan gejala seperti demam, menggigil, anemia dan pembesaran limpa.
Penyakit malaria merupakan salah satu masalah kronik yang terdapat di Negara berkembang, termasuk Indonesia. Di perkirakan 219 juta penduduk dunia terinfeksi penyakit malaria dan sebanyak 661.000 diantaranya meningal setiap tahunnya.Di Indonesia kasus malaria terbesar terjadi di Indonesia bagoian timur seperti di Papua, Papua Barat, NTT.
Angka kesakitan malaria di Indonesia menurut Riskesdas 2009 adalah 2,89% yang di hitung bersasarkan hasilpemeriksaan darah, dan menurun pada tahun 2010 menjadi 2,4% (data Riskesdes 2010), sehingga tercatat tingkat kejadian malaria 18,6 juta kasus per tahun.
Malaria dapat menyerang semua individu tanpa mengenal umur, jenis kealamin maupun golongan, tetapi yang memiliki kerentanan yang sangat tinggi terjadi pada ibu hamil, karena pada masa kehamilan terjadi perubahan imunitas seluler maupun imunitas humoral.
Kekebalan terhadap malaria dapat di tentukan dari tingkat transmisi malaria tempat ibu hamil tinggal/berasal yang di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Stable tansmission /transmisi stabil (endemik)
Orang yang berada di daerah endemik akan terus menerut terpapar malaria, karena sering menerima gigitan nyamuk secara infektif setiap bulannya. Sehingga, imunitas yang terbentuk cukup signifikan untuk bertahan dari serangan parasit malaria.
2. Unstable tansmission/tansmisi tidak stabil (non endemik)
Orang yang tinggal di daerah ini jarang terpapar malaria hanya menerima rata-rata < 1 gigitan nyamuk infektif per tahun.
4.2 Siklus Hidup Plasmodium
a. Siklus pada manusia
Pada saat nyamuk anopheles infektif menghisap darah manusia, protozoit yang berada dikelenjer liur nyamuk akan masuk kedalam peredaran darah selama kurang lebih setengah jam. Setelah itu protozoit akan masuk kedalam sel hati dan menjadi tropozoid hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000-30.000 merozoit hati (tergantung spesiesnya). Siklus ini disebut siklus eksoeritrositer yang berlangsung selama lebih kurang 2 minggu.
Merozoid yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk keperadaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit tersebut berkembang dari stadium sporozoit sampai skizon. Proses perkembangan aseksual ini di sebut skizogoni, selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini di sebut siklus eritrositer.
Setelah sampai 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang menginfeksi sel darah merah akan membentuk stadium seksual (genosit jantan dan betian).
b. Siklus pada nyamuk anopheles
Apabila nyamuk anopheles betina yang menghisap darah yang mengandung gametosit, didalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan betina melakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk.
Pada diding luar lambung nyamuk ookinet akan menjadi okista dan selanjutnya menjadi okista dan selanjutnya menjadi sporozoit ini bersifat infektifdan siap ditularkan ke manusia.
Jenis plasmodium yang ada pada tubuh manusia yang menyebabkan penyakit malaria yang berbeda diantaranya:
a) Plasmodium falciparum
Parasit ini menyebabkan penyakit malaria tropika (malaria falsifarum), penyakit ini merupakan penyakit terberat dari semua penyakit malaria, karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi berat sepertimalaria otak (celebral malaria), syok, gagal ginjal akut, anemia berat, pendarahan maupun sesak nafas.
WHO mendefenisikan malaria berat sebagai di temukannya plasmodium falciparum bentuk aseksual dengan satu atau beberapa komplikasi/manifestasi klinik berat yaitu:
- Gangguan kesadaran sampai koma (malariaserebral).
- Anemia berat (Hb<5g%,Ht<15%)
- Hipoglikemia (kadar gul adarah<40mg%).
- Udemparu/ARDS.
- Kolaps sirkulasi, syok, hipotensi(tek.Sistolik<70mm Hg pada dewasa dan<50mmHg pada anak-anak), algid malaria dan septicemia.
- Gagal ginja akut(ARF).
- Ikterus (bilirubin >3mg%).
- Kejang umum berulang (>3x/24jam).
- Asidosis metabolik.
- Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa
- Perdarahan abnormal dan ganggua pembekuan darah.
- Hemoglobinuria
- Kelemahan yang sangat(severeprostration)
- Hiperparasitemia
- Hiperpireksia (Suhu>40 oC)Seorang penderit malaria falsiparum tanpa komplikasi (uncomplicated) dapat menjadi berat (complicated) kalau tidak diobati secara dini dan semestinya.
b) Plasmodium vivax
Parasit jenis ini dapat menyebabakan penyakit malaria tertiana. Penyakit ini tergolong penyakit yang tidak ganas. Malaria tertiana memiliki gejala demam yang terjadi setiap 28 jam atau dua hari. Gejala awal yang dapat timbul adalah menggigil dan kemudian berkeringat.
c) Plasmodium malariae
Parasit plasmodium malaria ini dapat menyebabkan penyakit malaria quartana.malaria jenis ini memiliki gejala demam yang terjadi setiap 27 jam sekali taua 3,5 hari. Selain demam, penderita malaria quartana juga mengalami sakit kepala hingga hilang kesadaran.
d) Plasmodium ovale
Parasit jenis ini jarang sekali di jumpai, umumnya banyak di temukan di Afrika dan Pasifik Barat, plasmodium jenis ini menyebabkan penyakit tertiana yang tergolong ganas. Gejalanya mirip dengan penyakit tertiana yang tidak ganas.
Malaria pada manusia hanya dapat di tularkan oleh nyamuk anopheles betina. Lebih dari 400 spesies anopheles di dunia, hanya sekitar 67 yang terbukti mengandung sporozoit yang dapat menyebabkan penyakit malaria. Anopheles jarang di temukan pada ketinggina sekitar 2000-2500 m, sebagian anopheles ditemukan di dataran rendah. Kehidupan nyamuk sangat di tentukan dengan keadaan lingkungan yang ada,seperti kelembaban,suhu,curah hujan dan lain-lainnya.
Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Melakukan Vaksinasi Covid-19?
4.3 Pengaruh Malaria Pada Ibu Dan Janin
a) Pengaruh Malaraia pada Ibu
1. Anemia
Berdasarkan defenisi WHO,seorang ibu hamil dikatakan anemia apabila kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 11gram/dl. Anemia akibat malaria terjadi karana adanya pemecahan eritrosit yang terinfeksi maupun tidak terinfeksi. Pecahnya eritrosit yang tidak terinfeksi karena adanya peningkatan fragilitas osmotik sehingga mengakibatkan autohemolisis
Anemia yang disebabkan oleh amalaria lebih sering dan lebih berat antara usia kehamilan 16-29 minggu.
2. Demam
Demam akibat malaria pada ibu hamil terjadi karena primigravida belum memiliki kekebalan terhahadap penyakit malaria. Pelepasan merozoit pada tempat dimana sirkulasi melambat mempermudah infasi sel darah yang berdekatan.
3. Malaria Sebrebral
Keadaan ini disebabkan oleh obstruksi mekanis pembuluh darah otak akibat dari berkurangnya deformabilitas erosit yang terinfekisi
4. Hipoglikema
Hipoglikema sering terjadi pada ibu hamil, keadaaan hipoglikema ini sering tidak terdeteksi karena gejalanya mirip dengan malaria selebral. Jika hipoglikema tidak di atasi segera dapat jatuh ke keadaan asidosis laktat yang dapat mengakibatkan fetal distress.
Hipoglikema akibat malaria pada ibu hamil terjadi karena beberapa hal antaranya:
- Adanya perubahan metabolisme karbohidrat
- Kebutuhan glukosa dari eritrosit yang terinfeksi lebih tinggi
- Meningkatnya fungsi sel beta pankreas serta penigkatan sekresi adrenalin dan difusi susunan saraf pusat.
5. Edema Paru Akut
Kondisi ini terjadi karena beberapa sebab antara lain:
- Terjadi malaria sebral
- Terjadinya gangguan fungsi pada kapiler alveoli
- Hipotensi
- Asidosis
- Uremia
- Terjadi peningkatan permeablilitas vaskuler sekunder terhadap emboli dan Disseminadet Intravascular Coagulatioan (DIC)
- Terjadi peningkatan pada parasitemi
- Difungsi berat mikrosirkulasi
- Terjadi proses alergi
b) Pengaruh Malaria pada Janin
Ibu yang sedang hamil yang menderita penyakit malaria dapat berakibat buruk terhadap ibu maupun janinnya. Malaria pada janin dapat menyebabkan antara lain:
1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Malaria diperkirakan menjadi salah satu penyebab utama lahirnya bayi dengan berat badan rendah. Kondisi malaria pada masa kehamilan menyebabkan aliran nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin melalui plasenta terganggu, sehingga bayi kekurangan nutrisi dan lahir dengan berat badan rendah.
2. Ganguan Pertumbuhan Janin (intrauterine growth retardation)
Ibu hamil dengan malaria biasanya akan mengalami yang namanya anemia (kekuranagan sel darah merah). Hal ini menyebabkan aliran darah ke janin berkurang, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan, bahkan gagal tumbuh atau berkembang.
3. Malaria Plasenta
penyakit ini juga disebabkan karena ibu mengidap penyakit malaria plasenta,penyakit ini terbagi atas 2 yaitu:
1. True congenital Malaria
malaria kongenital ini sudah terjadinya kerusakan plasenta sebelum bayi di lahirkan. Parasit malaria ditemukan pada darah perifer bayi dalam waktu 48 jam setelah lahir, gejala timbul setelah 1-2 hari bayi di lahirkan.
2. False congenital malaria
Gejala-gejala ini muncul setelah 3-5 minggu setelah bayi di lahirkan.malaria ini banyak di laporkan dan terjadi akibat pelepasan plasenta diikuti dengan trasmisi parasit malaria ke janin.
4.4 Penanggulangan Malaria pada Ibu Hamil
Badan kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan tiga strategi penanggulangan malaria pada ibu hamil yait;
1. Dedikasi dini dan pengobatan yamg efektif
Dedikasi dini dan pemberian obat anti malaria efektif dapat menurangi risiko buruk pada kehamilan, Namun pemberian obat anti malaria pada ibu hamil ini masih mempunyai angka kegagalan yang tinggi untuk mengobati penyakit malaria yang di seabakan oleh parasit plasmodium falciparum di afrika dan Asia Fasifik.
2. Kelambu berinsektida
Penggunaan kelambu ini juga merupaka cara yang efektif, denagn memgguanakan kelambu yang baik dan benar dapat mencegah ibu tergigit nyamuk.dan efektif untuk mengurangi terjadinya malaria pada plasenta.
3. Menghilangkan kesempatan nyamuk berkembang baik
Metode ini juga sala satu metode yang efektif dan bisa di terapakan di manapun,menghilangkan kesempatan nyamuk berkembang dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut:
- Menutup tempat/bak air di rumah kita
- Usahakan untuk menguras bak mandi minimal 2 kali seminggu
- Membersihkan lingkungan sekitar
- Membuang air yang tergeanng di dalam botol bekas
4. Vaksinisasi
Target vaksinisasi antara lain mengidentifikasi antigen protektif pada ketiga kepermukaan stadium parasit malaria yang terdiri dari sprozoid, merozoid, dan gametosit. Sampai saat ini belum di temuakan vaksin yang aman dan efektif untuk menanggulangi.
5. Pendidikan kesehatan dan kunjungan teratur untuk ante natal care (ANC)
ANC yang teratur adalah dasar untuk keberhasilan pelaksanaan malaria dalam kehamilan, yang bertujuna untuk, Memberikan pendidikan kesehatan termasuk penyuluhan tentang malaria dan dampaknya (malariasereblar, anemia, hipoglikema, abortus, pertumbuhan janin terlambat, prematur, kematian janin dan rahim).
Penatalaksaan malaria dalam kehamilan adalah dengan mencegah, pemeriksaan yang akurat serta pengontrolan malaria secara terpadu bedasarkan gabungan hal-hal di bawah ini:
- Pendidikan kesehatan dan kunjungan yang teratur.
- Perlindungan pribadi untuk mencegah kontak vektor.
- Kemoprofilaksi
- Diagnosis dan pngobatan malaria secara akurt
- Penanggulangan kompilikasi malaria dalam kehamilan sedini mungkin
Daftar Isi
Fitriany, Juliana., dan Ahmad Sabiq. (2018). Malaria. Aceh: Universitas Malikussaleh.
Rusjdi, Selfi. (2012). Malaria pada Masa Kehamilan. Padang: Universitas Andalas.