Pengaruh Kepemimpinan Islam terhadap Loyalitas (Kepuasan Kerja Karyawan)

Kepemimpinan Islam terhadap Loyalitas
Ilustrasi Loyalitas (Sumber: https://transform-mpi.com/training-tentang-membangun-loyalitas-karyawan/)

Konsep Kepemimpinan dalam Islam

Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut leadership dan dalam bahasa arab disebut Zi’amah atau Imamah. Dalam terminologi yang dikemukakan oleh Marifield dan Hamzah. Kepemimpinan adalah menyangkut dalam menstimulasi, memobilisasi, mengarahkan, mengkoordinasi motif-motif dan kesetiaan orang-orang yang terlibat dalam usaha bersama.

Kepemimpinan merupakan bagian dari fungsi-fungsi manajemen yang menduduki posisi strategis dalam sistem dan hirarki kerja dan tanggung jawab pada sebuah organisasi (Bashori, 2019).

Berikut merupakan definisi dari kepemimpinan, berdasarkan para pakar (Moeheriono, 2012):

  1. Kootz & O’donnel (1984), mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja sungguh- sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya;
  2. Georger R. Terry (1960), kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan bersama;
  3. Slamet (2002), kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi, pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu;
  4. Thoha (1983), kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi prilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari beberapa pendapat para pakar di atas bisa disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah usaha untuk mengarahkan, membimbing dan memotivasi serta bersama-sama mengatasi problem dalam proses pencapaian tujuan suatu organisasi (Bashori, 2019).

Bacaan Lainnya

 

Kepemimpinan dalam Islam

Kepemimpinan adalah proses yang mempengaruhi karyawan dengan antusiasme dan upaya maksimal untuk mencapai tujuan kelompok. Pimpinan yang memberikan perhatian dengan sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan, mengarahkan semua potensi karyawannya agar terwujud kinerja sesuai dengan tujuan yang diharapkan (M. Thoha, 2020).

Kepemimpinan Islami adalah kepemimpinan yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW, di mana gaya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW merupakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan Al-Qur’an. Pemimpin Islami adalah pemimpin yang memiliki karakter luhur sehingga dapat menjadi contoh bagi bawahannya (Abdul Rahman Rahim, 2019).

Menurut Hafidhuddin (2020) bahwa ada empat syarat menjadi pemimpin yang islami yaitu: memiliki iman yang kuat, memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, memiliki karakter yang mulia, memiliki keahlian dalam kepemimpinan, memahami ilmu administrasi, dan manajemen dalam mengatur urusan dunia.

Pengaruh yang dominan dari suatu perusahaan adalah dari kepemimpinannya. Sehingga, untuk meningkatkan kinerja karyawan maka yang diutamakan adalah memperbaiki hubungan antara pimpinan dan karyawannya. Hal ini terjadi karena peran pimpinan dalam suatu perusahaan adalah sangat besar terhadap tujuan dari perusahaan tersebut.

Seorang pemimpin harus memiliki perilaku yang baik mampu mempengaruhi orang lain, memiliki pengetahuan manajerial dan strategi, dapat mengambil keputusan, memiliki tanggung jawab yang tinggi, mampu menyampaikan ide-ide dan kebijakannya kepada karyawannya, dan mampu mengayomi karyawannya (Rahmila Sari 2021).

Baca juga: Penerapan Sifat Kepemimpinan dalam Islam

 

Loyalitas Karyawan

Loyalitas didefinisikan sebagai komitmen karyawan terhadap kesuksesan organisasi dan keyakinan bahwa bekerja di organisasi merupakan pilihan terbaik (Tomic et. Al., 2021). Karyawan yang loyal akan percaya pada organisasi dan berusaha sebaik mungkin untuk melayani pelanggan baik internal maupun eksternal yang pada akhirnya akan berdampak keberlangsungan organisasi.

Menurut Allen dan Grisaffe (2020) mengatakan bahwa loyalitas karyawan adalah keadaan mental dan menggambarkan hubungan karyawan dengan organisasi tempat mereka bekerja, dan itu mempengaruhi keputusan mereka untuk tetap bersama organisasi.

Menurut Gashti, Torbehbar, & farhoudnia (2019) bahwa loyalitas karyawan diidentifikasi oleh tiga faktor yaitu: keyakinan kuat dalam nilai organisasi, upaya luar biasa untuk mencapai tujuan organisasi, dan keinginan tinggi untuk tinggal di organisasi.

Menurut Rachel (2020) bahwa loyalitas karyawan dihubungkan dengan Kerjasama yang berkelanjutan dengan organisasi. Dalam hal ini indeks yang dipertimbangkan untuk loyalitas karyawan yaitu keinginan untuk terus bekerja dengan organisasi, menyelesaikan lebih banyak pekerjaan, rasa memiliki dalam organisasi, dan mengambil lebih banyak tanggung jawab.

 

Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja diartikan sebagai perasaan dan sikap karyawan dalam kaitannya dengan komponen pekerjaan seperti lingkungan di mana dia bekerja, kondisi tempat kerja, penghargaan seperti gaji dan bonus dan pekerjaan itu sendiri (Waqas 2018).

Kepuasan kerja adalah ekspresi emosional yang positif sebagai hasil penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja. Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan karyawan tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan karyawan tersebut.

Kepuasan kerja menunjukkan kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dan imbalan yang disediakan pekerjaan. Ketika seseorang mengaku merasa adanya kepuasan terhadap pekerjaannya, hal ini berarti orang tersebut benar-benar menyukai pekerjaan, dan memiliki perasaan yang baik.

Karyawan bersyukur dengan pekerjaan saat ini karena banyak orang yang mengidamkan bekerja di tempat mereka dan mereka berhasil mendapatkan pekerjaan tersebut. Karyawan juga bersyukur dengan pekerjaan saat ini karena mereka dapat mewujudkan harapan orang tua. Karyawan yang puas dengan pekerjaannya karena gaji yang diterima terbebas dari riba sehingga memberikan ketenangan hati.

Menurut Hasibuan (2020) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu layanan yang adil dan masuk akal menjawab, penempatan yang tepat berdasarkan keahlian, tingkat keparahan pekerjaan, suasana kerja dan lingkungan, peralatan yang mendukung implementasi kerja, sikap pemimpin dalam kepemimpinan, dan kualitas pekerjaannya monoton atau tidak.

 

Pengaruh Kepemimpinan Islami terhadap Loyalitas karyawan

Kepemimpinan adalah proses yang mempengaruhi karyawan dengan antusiasme dan upaya maksimal untuk mencapai tujuan kelompok. Pimpinan yang memberikan perhatian dengan sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan, mengarahkan semua potensi karyawannya agar terwujud kinerja sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Rahmila Sari 2021).

Dalam perspektif Islam, kepemimpinan digambarkan sebagai kepercayaan yang melibatkan kontrak psikologis antara pemimpin dan pengikut untuk melakukan perbuatan baik.

Pemimpin yang memberikan contoh keteladanan yang baik akan disenangi oleh karyawannya, sehingga karyawan menjadi loyal terhadap perusahaan tersebut. Hubungan yang baik antara pemimpin dan karyawan akan menjadikan mereka semakin dekat, sehingga karyawan merasa dirinya penting dalam perusahaan tersebut.

Baca juga: Prinsip Kepemimpinan Rasulullah SAW dalam Islam Terhadap Gaya Kepemimpinan Otoriter

 

Pengaruh Kepemimpinan Islami terhadap Kepuasan Kerja

Gaya kepemimpinan dalam Islam adalah gaya yang diterapkan oleh pemimpin berdasarkan nilai-nilai spiritual Islam (Abdul Rahman Rahim 2019).

Pemimpin adalah salah satu faktor yang memainkan peran penting dalam pengaruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan. Adapun kepuasan kerja menurut Elfira Maya Adiba (2022) adalah perasaan bahagia yang diperoleh sebelum, selama dan setelah melakukan beberapa pekerjaan.

Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan Islami yang mencerminkan sifat Nabi Muhammad SAW akan menunjukkan perilaku benar (shidiq), dapat dipercaya dan bertanggung jawab (amanah), memiliki keterampilan berkomunikasi (tabligh), dan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas (fathonah).

Perilaku pemimpin yang positif tersebut sesuai dengan harapan karyawan dan selanjutnya akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

Terwujudnya kepemimpinan islami terhadap loyalitas karyawan dapat digambarkan sebagai kepercayaan antara pemimpin dan karyawan sehingga tercipta hubungan yang baik dan karyawan merasa dirinya penting dalam perusahaan.

Dapat disimpulkan bahwan kepemimpinan Islam juga mempunyai pengaruh terhadap kepuasan karyawan, ini ditunjukan dengan pemimpin yang memberikan contoh keteladanan yang baik dengan menunjukkan perilaku shidiq, amanah, tabligh, dan fathonah.

 

Penulis:

  1. Irwan, S.Kep.,Ns.¹
  2. Dr. Lisa Musharyanti, S.Kep., Ns., M.Med.Ed.²

Mahasiswa Magister Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Referensi

  1. Adiba, E. M. 2020. Kepemimpinan Islami, Kepuasan Kerja, Komitmen Kerja, dan Loyalitas Kerja Karyawan. Journal of Islamic Economics, 2 (1), 60-80.
  2. Abusama, M., Haming, M., Hamzah, M. N., & Ramlawati. 2019. Effect of Motivation, Competence and Islamic Leadership on Job Satisfaction and Teacher Performance in Vocational High School. IOSR Journal Of Business and Management, 19(10), 1-12
  3. Abdul, R. R. 2021. The Effects of Islamic Leadership Style on Job Satisfaction. The Social Sciences, 12(11), 2134-2144
  4. Tomic, I., Tesic, Z., Kuzmanovic, B., & Tomic, M. 2018. An Emprical Study Of Employee Loyalty, Service Quality, Cost Reduction and Company Performance. Economic Research-Ekonomska Istrazivanja, 31(1), 827-846.

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses