Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

opini
Ilustrasi: Pixabay.com

Pendahuluan

Saat ini organisasi dituntut agar melakukan pekerjaan secara efisien di era globalisasi dikarenakan banyaknya persaingan. Persaingan yang semakin akut menyebabkan perusahaan agar mampu bersaing demi mempertahankan kelangsungan dan operasional perusahaan.

Perusahaan harus selalu memperlakukan tenaga ahli yang dimiliki sebagai layaknya mesin produksi yang dapat dimanfaatkan secara optimal. Persoalan yang sangat sering dihadapi oleh suatu perusahaan ialah karena rendahnya kualitas pekerja yang dimiliki.

Sumber daya manusia adalah suatu faktor utama dalam jalannya suatu organisasi dengan pengelolaan yang baik tentunya akan mendorong aktivitas perusahaan yang lebih baik lagi.

Baca Juga: Strategi Pengembangan SDM Pegawai di IKN Nusantara

Bacaan Lainnya

Sumber daya manusia dalam hal ini adalah pekerja yang menjadi pendorong produksi terbaik dan paling utama yang ada, oleh karenanya harus ada kemauan dan kemampuan dalam menjalankan tugas perusahaan dan kewajiban yang telah diberikan oleh perusahaan.

Selain itu dalam mendorong karyawan agar melaksanakan kegiatan perusahaan yang baik maka diperlukan kinerja karyawan yang merupakan hasil pekerjaan karyawan. Menurut Candra (2014) kinerja adalah proses dalam keberlangsungan karyawan dalam memperoleh hasil kerja.

Kinerja dalam suatu perusahaan dilaksanakan oleh sumber daya manusia, baik dari unsur pemimpin atau pekerja. Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa perusahaan harus menjaga dan mengelola karyawannya. Selain itu motivasi menjadi pendorong agar terjadinya kinerja karyawan yang baik.

Dengan menjaga dan memberikan motivasi karyawan maka akan menjadi efek yang baik bagi karyawan. Dengan motivasi kerja yang tinggi, karyawan akan lebih giat dalam melaksanakan pekerjaannya.

Hal tersebut bisa kita lihat bahwa motivasi adalah hal terpenting dan mendasar bagi seorang karyawan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan (Ainanur, 2018). Dengan motivasi yang baik diharapkan menumbuhkan mental karyawan yang positif juga dalam pekerjaannya.

Dengan hal ini dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keinginan atau harapan yang terdapat pada seorang individu yang mendorong agar melaksanakan suatu tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang untuk berperilaku.

Selain motivasi juga perusahaan harus melihat kepuasan kerja, dikarenakan karyawan yang di saat bekerja tidak merasa kenyamanan, kurang penghargaan, dan bahkan tidak dapat mengembangkan potensi yang dipunyai, oleh karenanya pekerja tidak bisa merasakan konsentrasi secara penuh terhadap pekerjaannya.

Kepuasan kerja dalam hal ini adalah suatu aktivitas karyawan perusahaan yang bersifat emosional yang menunjukkan rasa senang atau sedih dalam menjalani pekerjaannya di perusahaan.

Kepuasan saat berada pada pekerjaan merupakan kepuasan kerja yang diperoleh saat pekerja mendapatkan pujian atas perolehan kerja, penempatan kerja, sarana-prasarana pekerjaan, dan juga kondisi lingkungan kerja yang baik.

Baca Juga: Beban Kerja Tinggi, Driver Gojek Frustasi?

Pembahasan

1. Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan ialah hasil yang dapat dilihat secara kualitas dan kuantitas saat digapai oleh karyawan saat melaksanakan kewajibannya sesuai dengan prosedur dan tanggungan yang telah ditetapkan (Wahyudi, M. 2019).

Selain itu, Amstrong dalam (Ariko, M. F. 2019) menyatakan bahwa manajemen kinerja merupakan suatu cara agar mampu memberikan suatu pendekatan yang lebih baik dan berkelanjutan daripada tetap melaksanakan pendekatan yang telah usang dan terkadang skema penilaian yang dilakukan tidak sesuai dan tidak memadai.

Peningkatan kinerja adalah suatu hal yang sangat diinginkan oleh pemberi kerja atau perusahaan atau bahkan karyawannya. Perusahaan menginginkan kinerja karyawannya lebih baik lagi dan terus berkembang, dengan meningkatnya kinerja karyawan tentu memberikan impact yang bagus bagi perusahaan.

Dan juga di sisi lain, tentunya dengan peningkatan kinerja akan memberikan ruang bagi karyawan dalam mengembangkan diri dan promosi jabatan.

Dalam pengukuran kinerja adalah suatu metode yang dilakukan dalam menilai kemajuan kinerja karyawan sesuai dengan ketetapan yang sudah dibuat. Standar dalam suatu pekerjaan bisa ditetapkan dari jobdesc yang telah diberikan dan bisa dijadikan sebagai dasar dalam melaksanakan penilaian setiap pekerjaan.

Agar memberi kemudahan dalam melaksanakan penilaian kinerja tentunya wajib diberikan standar pengukuran yang bisa dilakukan dengan mengukur kinerja pekerja dari jumlah pekerjaan yang telah dilaksanakan, kualitas pekerja, ketepatan dalam melaksanakan pekerjaan, waktu yang dibutuhkan saat pengerjaan, kehadiran karyawan, kemampuan pekerja dalam melakukan kerja bersama.

Dalam hal ini ada beberapa indikator yang mengukur kinerja karyawan dalam hal ini menurut (Jufri, 2022), sebagai berikut:

  1. Kualitas, kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.
  2. Ketepatan Waktu, merupakan jumlah yang dihasilkan, dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
  3. Efektivitas, merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
  4. Kemandirian, merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya. Komitmen kerja merupakan suatu tingkat di mana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

Baca Juga: Pengaruh Audit Manajemen SDM terhadap Kinerja Karyawan

2. Motivasi

Suatu perusahaan berdiri dan menjalankan operasional tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dan agar mencapai tujuan tersebut, fungsi dan peran sumber daya manusia yang bekerja di dalamnya memiliki peran yang sangat penting.

Untuk menggerakkan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki perusahaan, maka haruslah dipahami motivasi manusia yang bekerja di dalam perusahaan tersebut, dikarenakan motivasi dapat menentukan sifat seseorang dalam menjalankan pekerjaanya dengan kata lain bahwa motivasi memiliki peran penting dalam memelihara stres karyawan di dalam perusahaan.

Motivasi bisa bersumber dari dalam diri seseorang yang berupa kesadaran mengenai pentingnya manfaat pekerjaan yang dilaksanakannya dan juga bisa bersumber dari anggota kelompok yang tentunya setiap karyawan membutuhkan motivasi tersebut.

Jika terdapat motivasi yang baik bagi karyawan dan sumber daya manusia yang berada di perusahaan, maka akan menjadi jaminan akan keberhasilan dalam mencapai tujuannya.

Berdasarkan Hasibuan (2019), dalam hal ini ada beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari pemberian motivasi yaitu:

  1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan;
  2. Meningkatkan prestasi kerja karyawan;
  3. Meningkatkan kedisiplinan karyawan;
  4. Mempertahankan kestabilan perusahaan;
  5. Mengefektifkan pengadaan karyawan;
  6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

3. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja diciptakan sebaik mungkin dengan tujuan moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan meningkat. Dalam hal ini kepuasan kerja merupakan suatu perilaku pekerja dalam menjalankan pekerjaannya.

Dapat dijelaskan bahwa kepuasan kerja sebagai sikap senang atau sedih yang dijalankan pekerja terhadap pekerjaan mereka. Kepuasan kerja juga dapat dikatakan sebagai pemikiran, perasaan, dan kecenderungan tindakan seseorang yang merupakan sikap seseorang.

Ketidakpuasan dalam kerja bisa menyebabkan efek negatif dan mengganggu lingkungan perusahaan serta mempengaruhi lingkungannya. Bisa diberi contoh, pekerja dapat memberikan sikap untuk berhenti dari perusahaan, sering tidak masuk, dan perilaku lain yang cenderung bersifat melanggar ketentuan perusahaan.

Pada dasarnya kepuasan kerja adalah hal yang bersifat individu. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda dan sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan di setiap orang.

Dalam hal ini berdasarkan Mangkunegara dalam (Londok, 2019) ada faktor yang memengaruhi kepuasan kerja yaitu:

  1. Faktor karyawan, yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja.
  2. Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, tuntutan pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.

Baca Juga: Motivasi Meningkatkan Kinerja Karyawan Kafe

4. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Karyawan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Jaya, 2018) yang menyatakan bahwa motivasi kerja dengan kinerja mempunyai hubungan yang sedang dan dua arah dan motivasi kerja yang diberikan perusahaan tinggi maka tingkat kinerja yang dihasilkan oleh karyawan akan semakin meningkat.

Sedangkan dalam penelitian (Syahsudarmi, lS. 2021) menyatakan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh pada kinerja karyawan yang dapat dilihat dari hasil uji yang memperlihatkan nilai hitung tabel dan dapat ditolak, yang bisa diartikan adanya pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja. Dan bisa disimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

5. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Karyawan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Purba, R. R. 2020), adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan. Bisa dilihat bahwa dengan berkembangnya nilai kepuasan kerja seorang karyawan maka akan berkembang pula kinerja karyawan, dan sebaliknya menurunnya kepuasan kerja maka akan menurunkan kinerja karyawan.

Dan juga penelitian yang dilakukan oleh (Marimin, A., 2020) yang membahas tentang Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, dan Keterlibatan Kerja pada Kinerja Karyawan Bank Muamalat Surakarta menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor kepuasan kerja.

Penulis: Syarifah Karfina Septiawati
Mahasiswa Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan Tanjungpinang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi

Ainanur, A., & Tirtayasa, S. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi, Kompetensi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen1(1), 1-14.

Ariko, M. F. (2019). Pengaruh Disiplin Kerja, Kompetensi, Serta Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sucofindo (Persero) Cabang Palembang. Jurnal Ilmu Manajemen8(1), 73-84.

Candra, U., Wibowo, M. E., & Setyowani, N. (2014). Faktor  â€œFaktor Penyebab Prokrastinasi Akademik pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Kabupaten Temanggung. Indonesian journal of guidance and counseling: Theory and Application3(3).

Hasibuan, J. S., & Silvya, B. (2019, December). Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan. In Prosiding Seminar Nasional USM (Vol. 2, No. 1, pp. 134-147).

Jaya, I., & Ningsih, S. (2018). Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Karyawan Pada Pt Kao Indonesia. JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)2(1), 20-29.

Jufri, J., & Marimin, M. (2022). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Tadbir Peradaban2(2), 119-123.

Londok, R. N., Areros, W. A., & Asaloei, S. (2019). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV. Diagram Global Mandiri Manado. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)9(1), 122-127.

Marimin, A., & Santoso, H. (2020). Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, dan Keterlibatan Kerja Pada Kinerja Karyawan Bank Muamalat Surakarta. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam6(3), 703-708.

Purba, R. R. (2020). a Determinasi Kepuasan Kerja Dan Kinerja Pegawai: Analisis Mutasi Pegawai Dan Penempatan Pegawai (Literature Review Manajemen Sumberdaya Manusia). Jurnal Ilmu Manajemen Terapan2(2), 252-262.

Syahsudarmi, S. (2021). Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Karyawan Pada Prime Park Hotel Pekanbaru. Eko dan Bisnis: Riau Economic and Business Review12(2), 117-126.

Wahyudi, M. (2019). Pengaruh Disiplin Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan. Scientific Journal Of Reflection: Economic, Accounting, Management and Business2(3), 351-360.

Pos terkait